Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
InsyaAllah beberapa hari lagi akan bakdan. Apa itu bakdan? Bakdan adalah sebutan kami untuk hari raya. Nah setiap bakdan datang, ada 2 tradisi yang turun temurun dilakukan keluarga besar kami. Apakah itu? Mau tahu aja atau mau tahu banget – hehehehe.
#1. Berkumpul keluarga besar di satu lokasi
Silaturahmi keluarga besar dari trah Bapakku selalu dilakukan di rumah almarhum Kakek-Nenek di Solo. Sejak aku kecil hingga sekarang tradisi ini masih dilakukan walaupun nenek, kakek dan saudara kakek sudah tidak ada. Anak-anak hingga cucu trah masih berkumpul jadi satu di rumah ini. Asal mula tradisi ini berawal sejak kakekku masih ada. Kakek adalah anak sulung dari 5 bersaudara. Saudara kakek semua tinggal di kampung yang sama.
Jadi, setiap bakdan, semua berkumpul di rumah kakek. Selain rumah kakek luas, kakek pun menyediakan semua hidangan sehingga tamu-tamu tinggal datang saja. Kakek dan adek-adeknya semua berkumpul beserta anak dan cucu mereka. Kemudian kami anak-cucunya berbaris urut usia yang paling tua antri untuk ujung. Ujung adalah kegiatan sungkeman mohon maaf lahir batin dan memohon restu kepada para sesepuh.
Saat ini walaupun tinggal anak cucu, tradisi ini masih dilestarikan. Bapaku sekarang jadi yang paling tua dari keturunan yang masih ada. Jadi setiap sehabis sholat Ied, kami berangkat ke rumah almarhum kakek untuk bersiap silaturahmi dengan keluarga paklik/bulik, sepupu dan keponakan. Alhamdulillah, di satu waktu dan di satu tempat dapat bertemu dengan keluarga satu trah dari bapak.
#2. Berbagi uang bakdan
Bahasa gaulnya adalah uang angpao. Tradisi ini masih diteruskan. Pembagian uang bakdan ini hanya untuk anak-anak saja yang masih sekolah saja. Kalo sudah bekerja, berarti sudah lulus alias tidak boleh menerima uang bakdan. Lumayan loh, pengalaman masa kecilku dulu, aku bisa beli sepatu ama tas sekolah dari uang bakdan ini – hehehe.
Anak-anakku sekarang sedang menikmati tradisi ini. Mereka hitung jumlah banyaknya kertas bukan total rupiahnya. Mereka memilih 10 lembar uang Rp. 2000, daripada 1 lembar uang Rp 20 ribuan. Jadi kalo ditukar uang Rp. 2000 untuk dipakai parkir, mereka ngambek karena jumlah lembarnya berkurang hehehe.
Nah, itulah tradisi lebaran yang masih dilakukan di keluarga besarku. Bagaimana dengan tradisi di keluarga kalian?
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
#Day25 #BPNetwork #BPNChallenge2019 #BPNRamadhanChallenge2019