Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Hai, pa kabar semua? Kamu juga pa kabar Rudolfo? Ya Rudolfo ini sahabat karibku dalam menulis. Perkenalkan aku Seniorita Marimar (ah…jangan terlalu serius ah hahahaha). Sebelum aku lanjutkan tulisanku ini, aku kasih garis bawah ya bahwa tulisanku ini murni curhatan diriku. Ya, komunitas 1 minggu 1 cerita menyepakati bahwa pekan ini adalah minggu tema dan tema yang memenangkan pemungutan suara adalah tentang “Racun”. Apa coba yang ada dibenak Rudolfo ketika mendengar kata “Racun”? Hmmm, pasti tentang yang gak enak-enak gitu Marimar, yang mematikan, yang merusak, yang menghancurkan kebahagiaan dan kehidupan. Benar gak Marimar? Ya benar, racun atau bahasa luar negerinya adalah toxic adalah sesuatu yang merusak.
3 “Habits Toxic” dalam diri aku
Ya, walopun aku bukan seorang psikolog atau dokter atau apapun yang berhubungan dengan kejiwaan. Aku sangat menyadari pastinya setiap manusia ada kelebihan dan kekurangan. Habits Toxic atau kebiasaan yang negatif ini kuakui sering muncul di kala aku ingin produktif. Hmmm, sudah ada di dalam tubuh eh ditambah kelakuan setan yang memang mempunyai tugas untuk membesar-besarkan yang negatif, akhirnya jadi makin menjadi deh habits toxic ini. Apa saja siy habits toxic terbesar yang terkadang muncul dalam diriku.
#1. Suka Menunda
Ini niy yang paling parah menurutku “suka menunda”. Padahal ide sudah ada tinggal dilakukan….eh….aku dengan seenaknya meng”entar-entar”kan penyelesaiannya. Nah, ujungnya malah panik dan stres pas sadar udah menjelang batas akhir alias deadline. Lah kan bukannya menyelesaikan masalah eh malah nambah masalah kan. Kerjaan gak beres plus kepala puyeng karena stres. Padahal di dalam Al Qur’an dalam Surah Al Ashr disebutkan….”Demi masa”. Kita sebagai muslim sudah diingatkan untuk pandai dan cerdas dalam memanfaatkan waktu dengan baik agar kita tidak termasuk dalam kategori orang yang merugi. Semoga kedepannya aku bisa segera taubat dan memperbaiki diri ini. Aamiin yaa rabb. (Lah, ini aja setor tulisan dah mepet deadline….gubrak)
#2. Moody
Nah ini serangkaian dengan no #1 di atas. Loh kok bisa Marimar? Lah iya, aku menunda tuh biasanya karena tiba-tiba negara api mengirimkan bad-mood pada diriku. Kalo sudah bad-mood, aku merasa tingkat kecerdasanku turun hingga level terendah (nggaya, padahal kalo gak bad-mood juga kecerdasan gak tinggi-tinggi amat kok hahahaha). Aku emang masih sangat bergantung dengan bad-good mood ini dalam produktivitas. Parah ya? Iya, kudu segera ditangani di IGD deh kayaknya. Gimana ya biar tak bergantung ama mood-swing ini? Hmmm, kemana aku harus mencari solusi nyak. Ikutan webinar udah, ikutan seminar udah, eh..pas selesai, semua ilmu atau teori tadi tuh kayak menguap begitu saja tuh. Emang racun banget niy penyakit…huhf.
#3. Kebanyakan Berwacana
Menunda udah…moody udah, yang terakhir adalah kebanyakan berwacana. Kalo kata Pak Suami, itu termasuk dalam kategori “Berpanjang Angan”. Keseringan membayangkan dan rencana saja tanpa segera mengeksekusinya. Sedihnya tuh jadi menguap tanpa bekas atau kalopun tersimpan ya hanya ada dalam catatan saja. Padahal ide-ide tuh kadang mudah muncul dari diriku namun terhenti begitu saja. Aku jadi ingat kata salah satu partner kerjaku “Itu tandanya kamu perlu asisten untuk membantu mencatat dan mewujudkannya, karena sayang kalo hanya diuapkan terus menerus begitu”. Sedih banget ya, bener-bener habits toxic yang menghambat kesuksesan dan keberhasilan deh.
Ya, itulah 3 habits toxic yang seharusnya segera aku hilangkan, minimal dikurangi agar tidak berkembang semakin besar dan besar yang akhirnya besarnya akan melebihi besarnya badanku ini Rudolfo. Sok atuhlah Marimar, segeralah berubah nyak.
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.

Aku banget, suka menunda Mbak. Entar ah-entar ah. Tahu-tahu waktunya udah mepet, terus kalang kabut
Moody dan suka menunda nih, 2 toxic yang juga aku miliki. Toss dulu ahh mbaa, haha. Tapi, namanya juga manusia ya mba, bakal terus berprogress agar lebih baik pastinya hehe
suka menunda ini harus kita basmi ya mbaa, aku juga gitu soalnya. Apalagi kalo udah mau dekat2 sama PMS, mood serasa anjlok bener
Hiks, aku juga suka menunda-nunda. Entah kenapa sampe akhirnya ketinggalan beneran deh
Duh, mbak itu ketiganya aku banget. Duh, meski sadar itu enggak bagus, tapi kok ya sulit ya mengubah kebiasaan buruk itu …
nomor satu suka menunda ini yang saat ini menjadi toxic aku, yang harus aku buang, struggle banget untuk menghilangkan kebiasaan menunda ini ya Allah, padahal udah berkali-kali sama tuhan ditunjukin akibat buruk dari menunda ini tapi terus aja, padahal saya udah coba bikin jadwal supaya disiplin, apalagi pas udah work from home gini, bukannya makin kreatif malah kebiasaan nundanya makin parah ehheeheh, tapi beberapa hari ini lagi galak sih sama diri sendiri, harus disiplin, semoga bisa, semangat hihim jadi curhat
kayanya setiap orang berpotensi ya nih mbak, aku pun suka menunda apalagi cuci piring nunggu numpuk dulu huhu
Aaaah bener
musuh utama kita itu sebenernya mood. karena mood jadi suka nunda rencana dan lain sebagainya
aku tipe mood swing sebenernya. masih PR banget buat ngalahin si mood swing ini
Sama Mbak… duh, kebanyakan berwacana ini yang susah ilangnyaa/…
Duh habits toxicnya bener banget nih. Kalau lagi datang uuhh rasanya bikin mager. Akhirnya baca buku deh biar mood nggak makin kabur. Hehehe.
Wadidaw, aku juga begini nih mbak. Suka nunda iya, moody iya, kebanyakan wacana juga iya. Hmmm.. Harus dibenerin nih habitnya.
Setiap orang punya sisi kelemahan ya Mbak? sayapun sama. Kalau daku biasanya hobi ngelist semua jadwal pekerjaanku yang blom kelar, sebagai pengingat, walau lama juga akan selesai.
Wew, tersentil akuh. Betul sekali sering menunda kayaknya toxic aku kakak. nanti dulu, bentar dulu, besoklah. Duh, tau sih toxic tapi hilanginya susah banget. termasuk nunda mulu kalau mau BW. Hihihi
Daku juga kadangkala kek gitu, kesimpen draft soal tulisan, eh malah nggak dieksekusi juga. Padahal kalau lagi rajin bisa sih mengalir
Aku banget semuanya ya Allah malu sama kebaikan Allah tapi disia-siakan