Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Yeah..hari ini adalah tantangan tugas Level 1 di kelas perkuliahan Bunda Sayang IIP. Punya strategi khusus gak? Hmmm, sejujurnya tidak, hanya berusaha menjalani aktifitas harian seperti biasa namun dengan mengingat materi dan mempraktekannya.
Hasil diskusi dengan Pak Suami, untuk praktek materi pertama ini, kami memilih melakukan Komunikasi Produktif dengan Anak. Kalo selama ini, aku selalu terkalahkan dengan emosi ketika berkomunikasi dengan duo fajar junior, maka melalui tantangan ini, aku ingin memperbaiki. Komunikasi yang biasanya dilakukan dengan ala militer..eh..loh..hehehe, kali ini akan mulai diperbaiki dengan konsep Bunda Sayang.
Sebenarnya semalam sudah merencanakan membangun komunikasi produktif dengan Kakak. Namun tiba-tiba pagi tadi setelah bangun tidur, Adek bapernya kambuh. Adek kalo bapernya kambuh menjadi sangat manja dan ini yang sering kali menguji kesabaranku.
Well, okeh Ibu, praktekan materi yang sudah kamu dapat di kelas ya.
Kami bangun kesiangan, pukul 05.00 wib. Kondisi kritis dalam keluarga kami setiap hari kerja adalah antara pukul 05.00 – 06.00 wib. Pemicu kepanikan dan emosi sangat rentan terjadi di rentang waktu ini. Begitupun dengan pagi ini.
Duo fajar junior, aku bangunkan karena sudah pukul 05.00 wib. Adek yang sudah 1 minggu ini hebat, setelah dibangunkan biasanya dia langsung bangun dan wudhu untuk sholat subuh, kemudian sarapan pagi. Namun hari ini sedang ingin menguji kesabaran ibu. Adek usianya hampir 5 tahun dan sudah duduk di TKA.
Ketika aku sedang melipat selimut, dia mulai merengek.
Adek: “Ibu, aku mau main game”
Aku: “Loh, main game kan jadwalnya di hari libur. Hari ini kan masih masuk sekolah.”
Adek: (mulai kesel) “Gak mau sekolah, aku ngantuk”
Aku: (aku tarik nafas, berharap tidak terpancing emosi) “Okeh, kalo ngantuk, berarti tidur lagi, bukan maen game”
Adek: (mulai mo nangis) “Gak mau, aku maen game”
Aku diam sambil berpikir mencari ide yang bisa menenangkan dia dan diriku juga pastinya. Dalam kondisi mepet waktu begini, biasanya aku terpancing emosi akibat ketidaksabaranku, karena semakin kami terlambat mandi dan sarapan, sudah bisa dipastikan, semakin siang anak-anak berangkat sekolah dan aku berangkat kerja. Lewat dari pukul 06.30 wib, lalin di jalan sariwangi pasti sudah macet, dan aku paling pusing kalo mengantar anak di pagi hari dihadapkan pada kemacetan.
Yup, aku tertolong dengan adanya momen acara keluarga malam ini. Kami malam ini akan berangkat ke Solo dengan kereta api. Adek sangat menunggu momen ini. Akhirnya aku menggunakan momen itu untuk berbicara dengan Adek.
Aku: “Oia, nanti malam kita kan mau naik kereta. Nah, Adek sekolah dulu, trus ibu kerja dulu. Nanti sepulang Adek sekolah dan ibu kerja, kita beres-beres baju untuk dimasukan ke koper. Nah, selama di kereta Adek bisa maen game.”
Adek: (masih terdiam)
Aku: “Gimana? Adek mau gak?”
Adek: (menganggukan kepala)
Aku: “Okeh, kalo begitu sekarang wudhu dulu yuk, trus sarapan”
Adek: (berjalan menuju ke kamar mandi untuk berwudhu).
Alhamdulillah done, tanpa suasana yang dramatis di pagi hari bak drama korea. Aku sukses meredam emosi dan menyusun kalimat yang lebih tenang.
- #hari1
- #gamelevel1
- #tantangan10hari
- #komunikasiproduktif
- #kuliahbundasayang
- @institut.ibu.profesional

Kalau ngantuk tidur lagi, bukan main game :))))))
Sungguh ku termotivasi menangani ade2ku yang juga suka main game.
Makasi Bu 😀
hahahaha…siap mbak 🙂