Aliran Rasa Bunsay Level 7

Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.

Alhamdulillah, aku bisa menyelesaikan Level 7 Bunsay dengan baik dan damai. Walaupun ada sedikit kebingungan di awal, namun semua berubah menjadi tenang ketika sudah dijalani. Yaps, apapun itu, aku sangat berterima kasih mendapatkan kesempatan untuk mengikuti materi dan tantangan pada level 7 ini.

Kesan pertama

Semua hal baru yang hadir dalam hidupku pasti meninggalkan kesan pertama. Nah, materi tentang “Semua Anak adalah BINTANG” walaupun bukan hal baru namun meninggalkan kesan yang mendalam bagiku. Fokus berinteraksi dengan anak-anak demi melaksanakan tugas ini menyadarkan aku bahwa selama ini aku hampir tidak pernah 100% fokus membersamai mereka. Aku memang bersama mereka namun ada buku, ada gadget, ada TV, ada iklan diantara kami. Ketika fokus menjalankan tantangan ini, aku letakkan itu semua dan memulai pengamatan. Mengenal anak-anak dengan penuh saksama. Aku pun terkesan, selama ini aku sering membandingkan anak-anak dengan yang anak lain sehingga tanpa kusadari menutup mata aku dalam menilai anak-anakku. Yup, semua anak adalah BINTANG yang bersinar dengan gaya terang masing-masing dan aku sebagai orang tua yang turut berperan dalam tingkat terangnya sang bintang itu.

Lesson learned yang diperoleh

Semua kegiatan dan pengalaman selain meninggalkan kesan, pastinya ada hikmah dan pembelajaran (lesson learned) yang bisa kita petik. Dari tantangan ini, ada beberapa hikmah dan pembelajaran yang bisa aku ambil, yaitu:

Meyakini bahwa memang tidak ada produk ciptaan Allah SWT yang gagal
Setiap makhluk hidup diciptakan dengan peran dan amanahnya
Setiap anak adalah unik
Menghargai keunikan masing-masing anak akan menentukan terang-redupnya diri mereka
Semua anak berhak untuk tumbuh dan berkembang
Semua anak juga seorang individu merdeka
Tugas kita adalah mendampingi dan membersamai bukan mendikte agar seperti kita

Baiklah, kini waktunya aku merubah sikap. STOP, membandingkan anak-anak kita dengan anak lain. Orang tuanya saja beda, masak anaknya harus sama (hiks, menyadari ini tetapi selalu lupa dan akhirnya kambuh lagi untuk membandingkan lagi).

Alhamdulillah, wassalamu’alaykum.