Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Sempat deg-degan sewaktu mau mengajak Adek untuk periksa gigi. Usianya 2 bulan lagi, insyaAllah 5 tahun dan sudah waktunya diperkenalkan ke dokter gigi untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan giginya. Beberapa hari sebelumnya sudah mencoba bercerita tentang dokter gigi, agar dia tidak kaget ketika akan diajak ke dokter gigi. Awalnya dia datar saja menanggapi ceritaku dan Kakak tentang dokter gigi. Namun ternyata dia mencuri dengar obrolan aku dan Kakak.
Pendekatan tentang gigi
Kakak memang yang pengen ke dokter gigi karena gigi susunya sudah ada lagi yang tanggal sehingga harus dicek ke dokter.
Kakak: “Ibu, kapan kita ke doker hani?”
Aku: “Kakak mau kapan? Paling hari sabtu sesuai jadwal praktek dokter hani. Adek mau ikut gak ke dokter gigi?”
Adek: “Nanti dicabut gak?”
Aku: “Kalo Adek hanya diperiksa aja, apakah sehat atau tidak? Kalo Kakak bisa jadi ada yang dicabut karena kemarin ada gigi Kakak yang goyang”
Pancingan obrolan pertama yang membuat Adek tertarik untuk terlibat dalam pembahasan rencana ke dokter gigi.
Yes, waktu menuju hari Sabtu semakin dekat. Sepulang sekolah di hari Kamis, Adek cerita kalo di sekolah tadi salah seorang teman kelasnya yaitu Arkhan giginya patah. Weits…aku dah mulai mikir, hmm…semoga tidak mempengaruhi dia untuk mau ke dokter gigi.
Aku: “trus Arkhan nangis gak?”
Adek: “gak”
Aku: “Adek mau ke dokter gigi gak?”
Adek: “mau”
Waktu ke Dokter Gigipun tiba
Sabtu pagi pun tiba. Ketika Adek diminta mandi karena akan bersiap ke dokter gigi terjadilah insiden Adek mogok mandi. Adek gak mau mandi dan minta ke dokter gigi nya nanti saja. Waduh, gimana donk? kan sudah daftar niy? Akhirnya beberapa cara pendekatan kujalankan, hingga berakhir pada kesediaan Adek mandi dan bersiap ke dokter gigi. YES!
Kami berangkat ke RS Hermina Pasteur pukul 1 siang dikarenakan ada jadwal ke dokter anak terlebih dahulu. Aku mau konsultansi tentang kondisi Adek yang sering diare. Sewaktu dijelaskan ke Adek bahwa kita akan ke dokter teddy dulu untuk periksa perut, Adek sempat protes tidak mau. Adek menyampaikan tidak mau diperiksa perut, dia mau periksa gigi. Akhirnya daripada rewel, aku jawab IYA saja -hehehehe-.
Antrian ke dokter teddy cukup lama, setelah 4 jam menunggu baru nama Adek dipanggil. Selama menunggu Adek sudah protes dan minta pulang ke rumah saja karena hari sudah gelap kata Adek. Aku berusaha menenangkan Adek dengan berbagai cara agar Adek tetap memiliki mood semangat ke dokter gigi. Setelah pemeriksaan di dokter teddy selesai, Adek masih cukup bahagia dan masih semangat ke dokter gigi. Dari lantai 3 kami menuju ke lantai 1 untuk pemeriksaan gigi.
Jeng…jeng..waktunya masuk ke ruang pemeriksaan gigi
Dari raut wajah Adek tak nampak ras takut. Okeh, aku nyicil rasa tenang dan tidak panik. Sesampainya di ruang praktek dokter hani, dokter hani menyambut dengan ramah. Pun ketika Adek diminta duduk di kursi periksa, Adek yang awalnya ragu berubah menjadi yakin.
Sambutan ramah yang diberikan oleh dokter hani kepada Adek membuat Adek berani melangkah ke kursi periksa. Keramahan dokter hani berkesan juga pada Kakak dahulu ketika diperiksa gigi pertama kali. Kesan pertama Kakak ketika diperiksa oleh dokter hani di usia 5 tahun membuat Kakak tidak mau berpindah ke dokter gigi yang lain. Semoga Adek mendapatkan kesan yang menyenangkan juga. Aamiin.
Dokter hani memeriksa sambil mengajak ngobrol Adek. Dari hasil pemeriksaan terdapat 3 bagian gigi yang berlubang di gigi bagian bawah milik Adek. Untuk pemeriksaan pertama ini hanya dilakukan penambalan di gigi sebelah kanan, sedangkan gigi sebelah kiri akan dilakukan penambalan pada pertemuan selanjutnya. Tujuannya adalah agar Adek tidak trauma ke dokter gigi. Well, pemeriksaan berjalan dengan baik dan lancar. Adek tetap semangat dan senang ke dokter gigi.
Adek ke Dokter Gigi Adek ke dokter gigi
Alhamdulillah. Wassalamu’alaykum.
#Day27 #SETIP #EstrilookCommunity
