Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Alhamdulillah, hari ini masih diberi nikmat sehat yang luar biasa. Di kala sekitar kita berjuang mempertahankan diri dari serangan Coronavirus yang tak kasat mata ini. Kita masih bernafas tanpa keluhan sesak. Malam ini adalah malam pertama kami menjalankan sholat tarawih. Rasanya ada yang beda, biasanya ketika memasuki bulan Ramadhan, suasana lingkungan meriah dengan kegiatan anak-anak dan ibu-ibu yang tak sabar ingin pergi ke masjid untuk sholat tarawih. Kami sekeluarga menjalankan ibadah sholat tarawih berjamaah di rumah (beruntung, Pak Suami ada di rumah karena efek terkena lockdown). Menyambut ramadhan, rasanya tepat apabila kita berbicara tentang “berbagi”.

**** Berbagi tak Membuat Kita Berkurang ****
Hmmm, kok bisa? bukannya kalo kita memiliki barang kemudian kita bagi, pastinya membuat milik kita menjadi berkurang. Iya, secara hitungan matematis dan pandangan visual manusia memang berkurang. Namun, tidak bagi hitungan Allah SWT. Semakin kita ikhlas berbagi, kita akan mendapatkan kembalian yang berlipat-lipat dari Allah SWT. Catat ya, tidak boleh hanya melihat dari kacamata materi saja.
Sejak menjalani “Bekerja dari Rumah” memang aku jarang keluar rumah. Selama 4 minggu di rumah, aku hanya keluar rumah 1 minggu sekali untuk belanja logistik dapur. COVID-19 yang mulai melumpuhkan sektor perekonomian pada masyarakat NKRI ini tampak di beberapa ruang. Dari berita yang aku ikuti di televisi, pengangguran mulai bertambah dikarenakan perusahaan mulai mengalami keterbatasan untuk mengurangi beban produksi. Pengemudi OJOL mulai berkurang pendapatannya karena tidak boleh melayani pengantaran penumpang. Pedagang keliling juga tidak memiliki banyak pembeli karena kekhawatiran. Buruh harian mulai dirumahkan juga. Pedagang di pasar mulai mengeluhkan turunnya penjualan.
Semua tidak menyangka, dunia menjadi lemah karena Coronavirus ini. Walaupun kata berita di televisi, tahun ini sebenarnya mulai terjadi resesi ekonomi global karena perang dagang US dan Cina. Resesi ini berdasarkan prediksi akan dimulai tahun ini mau ada atau tidaknya pandemi COVID-19 ini. Namun faktanya, semua dipercepat dengan adanya COVID-19 ini. Pengaruh dalam kehidupanku sudah kusampaikan disini.
**** Berbagi kami kepada yang layak menerimanya ****
Pak Suami mengingatkan,”Buk, gak usah masak terlalu banyak. Kalo ada uang kita pesan dengan Go-Food aja. Kita bisa berbagi dengan mereka”. Ya, alhamdulillah bagi kami yang masih berstatus pekerja dengan penghasilan tetap dari kantor, gaji masih kami terima. Namun bagi para pekerja jalanan ini, belum tentu pendapatan harian bisa mereka dapatkan. Kami berbagi dengan melakukan membeli makanan via aplikasi online dan menambahkan tips bagi pengemudi OJOL tersebut melalu aplikasi. Tak tahu, apakah mereka mendapatkan atau tidak manfaat dari cara kami ini? Namun inilah salah satu ikhtiar kami membantu mereka.
Selain itu, tentang logistik dapur. Sebisa mungkin kami meminta bantuan mang sayur yang keliling kompleks langganan kami. Kami order sayuran via whatshapp, dia yang membantu membelanjakan. Ada sedikit keuntungan yang akan mereka dapatkan. Aku juga bukan tipe pembeli dengan kenekatan menawar yang sangat ketat. Jadi, aku hanya mengharap kejujuran mereka memasang harga saja. Daripada ngotot-ngototan tawar menawar, mending menikmati belanjaan saja. Kalo memang ada pembohongan, kan bukan aku yang dosa hehehehe.
Ya kedua cara itu yang saat ini bisa kami berikan kepada sesama untuk sedikit meringankan beban kehidupan mereka. Bukan masalah sedikitnya, namun berkaitan dengan besar/kecilnya keikhlasan hati kita dalam berbagi. Selama kita memiliki rezeki lebih, tak ada salahnya kita berbagi kepada sesama.
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat”
HR. MUSlim
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
#Day3 #BPNRamadhan2020 #MenulisBahagia