Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Yeah, setelah tertunda cukup lama, aku lanjutkan lagi ya cerita perjalanan keluarga kami di negeri kanguru pada akhir tahun kemarin. Ini adalah cerita hari ke-6 kami. Sebelum berangkat ke Melbourne untuk berkunjung ke kost Pak Suami, aku memang sudah menyusun daftar lokasi-lokasi yang ingin kami kunjungi. Salah satunya adalah Brighton Beach ini. Oia, bagi yang sudah lupa dengan cerita-ceritaku sebelumnya, boleh kok tengok-tengok di halaman sebelumnya -hehehehe.
Baca juga: https://novya.id/pengamatan-positif-selama-gabut-di-melbourne/
Salah satu tujuan Road trip kami
Nah, bukan aku namanya kalo tidak mengedepankan strategi efektif dan efisien. Melihat jadwal kunjungan kami di Melbourne yang hanya 10 hari, maka aku ingin memaksimalkan waktu yang ada untuk mengenal Melbourne. Seperti dalam tulisan-tulisanku sebelumnya dapat dilihat bahwa aku menghindari yang namanya Mall. Kami sekeluarga lebih senang berpetualang di luar, entah hanya sekedar jalan atau nongkrong di taman kota. Melbourne ini adalah kota besar di benua Australia yang banyak menyediakan tempat-tempat bersantai yang nyaman.
Sebenarnya tujuan awal kami adalah ke Puffing Billy Railway, yaitu kawasan kereta uap di Melbourne (nanti aku cerita di tulisan berikutnya ya). Namun setelah berkomunikasi dengan Mbak Yovita (salah satu kawan di komunitas Institut Ibu Profesional Non Asia, yang tinggal di Melbourne), dia memberi-tahu bahwa kunjungan ke Puffing Billy itu tidak bisa mendadak. Kami harus melihat jadwal dan melakukan reservasi terlebih dahulu. Kalo kami mendadak kesana khawatir buang-buang waktu karena tidak bisa masuk. Sayangnya kami terlambat mengetahui itu, Pak Suami sudah terlanjur rental mobil untuk hari ke-6 ini.
Akhirnya kami melihat rute ke Puffing Billy, ada alternatif wisata apalagi. Ada kebun anggur di lembah sungai yarra, ada Brighton Beach (yang terkenal dengan bathing boxes warna-warninya) dan hutan tropis di hulu sungai yarra. Melihat masih ada beberapa yang dapat kami kunjungi, akhirnya kami tetap jalan saja. Yup roadtrip pertama. Pak Suami ingin mengetahui jalurnya dahulu sambil melakukan reschedule kunjungan ke Puffing Billy.

Kostum pantai yang berbeda dengan yang lain
Duo fajar junior langsung bahagia sekali ketika melihat pantai. Kami selalu salah kostum dan salah waktu kalo pergi ke pantai -hehehehe. Aku lupa bawakan mereka baju ganti, jadi ketika mereka berbasah-basahan di air, ya celananya basah banget. Namun cepat kering, loh kok bisa? Yup, kunjungan kami di bulan Desember lalu bertepatan dengan musim panas dimana suhu udara di Melbourne sangat panas sekali. Kalo gak salah sekitar 30 derajat dengan angin yang berhembus masih terasa dingin. Kata Pak Suami, kalo masuk Januari suhu udara makin tinggi dengan angin yang terasa panas.

Brighton Beach hari itu penuh dengan wisatawan yang berkunjung dan berjemur. Hmmm, jangan dibayangkan ya kawan pemandangannya seperti apa -hehehehe. Kostum bikini banyak sekali yang sedang berjemur. Ya, mereka sedang menikmati kehangatan sinar matahari hari itu. Sedangkan duo fajar junior dengan kostum tertutupnya tetap asyik-asyik aja bermain air, apalagi kakak yang tetap setia memakai hijabnya. Cukup lama kami bermain disini. Kami memutuskan keluar ketika matahari terasa semakin panas.
Sekelumit pandangan mata kami di Brighton Beach
Di sekitar pantai ini juga disediakan fasilitas umum seperti lokasi parkir dan toilet umum. Area parkirnya cukup luas dengan beberapa kantung parkir. Bagusnya disini tidak ada petugas parkir, namun pengunjung sangat tertib menggunakan mesin sewa parkir untuk melakukan pembayaran parkir (sayangnya aku tidak sempat mendokumentasikannya). Untuk toilet umum, yaaa, dibilang bersih juga tidak karena toilet disini tidak ada jetwashernya. Jadi hanya tersedia tissue. Toilet menjadi kotor karena tissue banyak berserakan di lantai. Memang agak risih juga ya, kalo ke toilet tanpa jetwasher begini apalagi bagi kita muslimah begini.
Mbak Yovita memberitahu, biasanya di musim panas begini, di dekat lokasi parkir Brighton Beach ada penjual ice cream halal. Kami pun celingak-celinguk mencarinya, secara duo fajar junior ini kan senang sekali dengan ice cream. Dan akhirnya kami menemukan, bersyukur ada di kantung parkir mobil kami. Penjualnya lelaki bermuka arab, namun gak tahu arabnya dari mana.

Oia, kami menyewa mobil produk Toyota, lupa namanya namun masih mobil terbaru. Pak Suami ingin mencoba mobil matic. Harga sewa mobil ini adalah 1,200 Dollar Australia per harinya, ya sekitar 1.2 juta Rupiah. Lumayan enak untuk perjalanan dan cukup lega buat kami berempat.
Nah, itu dulu ya kawan ceritaku di hari ke 6 ini, nanti akan ada cerita hari ke 6 kedua karena hari ke 6 ini kami mengunjungi 2 tempat.
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
#Day6 #ODOPEstrilookCommunity #ODOPSeptember2019
Seru banget ya main pantai di negeri orang hahaha..
hehehehehe..biasa aja siy mbak..pemandangan orangnya aja ya beda..disini tertutup, disana terbuka pakaiannya
Wahh… jadi begitu ya pantai di melbourne…
Di Indonesia juga banyak pantail, bahkan lebih bagus dari yang di melbourne, tapiii… nggak ada yang dagang es kekinian kayak di melbourne… hihihi
kayaknya harus diidekan mbak…eh..bukannya suka ada walls ya jualan pakai sepeda ya mbak? 🙂
Kebayang pemandangan pas yg banyak pake bikininya…. Kalau bawa suami bisa abia dicubitin klo matanya jelalatan xixi. Nice trip
nah iya mbak hehehehe
Menikmati jalan-jalan bersama keluarga di negeri kanggurunya mantap nih Mba, bikin ke pengen hehehe ….
hehehehe, makasih mbak 🙂
asli keren banget pantainya. terus tersedia makanan halal juga ya? wah asyik
kalo makanan halal belum nemu mbak, kami biasa jajan di kota ada resto Indonesia/Melayu gitu yang jualan makanan halal..kalo dah trip gini, kami bawa bekal mbak
suka fotonya pas kiddo antri es krim halal, gemesin sekali si kecil. Btw harganya berapa mas ice creamnya? Sapa tahu pas main ke sana bisa jajan.
hmmm…sekitar 10-15 dollar kalo gak salah mbak
bathing boxes nya unyuuuu kak. hehe . smg ada rezeki bs ke sana terima kasih infonya ka
aamiin ya rabb 🙂
Wah seru . Semoga ada kesempatan juga bisa berkunjung ke Melbourne. Sukses dan bahagia selalu ya Bunda sekeluarga ☺
aamiin ya rabb, makasih kembali mbak 🙂
Saya suka pantai, wah asyik banget ya bisa bermain di pantai di negeri orang. Btw, saya juga tidak terlalu suka mengeksplor mall kalau datang ke sebuah tempat. Lebih asyik mengeksplor alamnya. Kalau mall mah di mana-mana sama aja, hehehe
nah, setuju mbak…geng anak alam niy kita hehehe
Wah kita sama nih mbak tidak suka berpetualang di mall. Sukanya jelajah alam. Semoga aku juga bisa merasakan indahnya pantai di negeri orang. Aamiin
aamiin ya rabb
Brighton Beach ini IGable banget, mandatory picture ada di rumah2an yang colorful itu hehehe
nah iya mbak hehehe
Ah seru maksimal mbak apalagi liat anak anak happy. Bisa ga ya aku ikut ke sini mumpung suami lagi S2 tapi galau krena anakku masih 1 tahun. Huff
semangat mbak, insyaAllah bisaaa mbak 🙂
Galfok ke toilet yg cuma ada tisunya hahahaaa.. Ternyata di Australia juga gitu ya mbak, kirain cuma di negara Europe aja hihihii…
Klo gitu aku harus bawa botol mineral klo ke tolilet buat sekadar basuh biar gak kering gitu ^^
iya mbak, kudu bawa bekal air mineral hiks
Senang ya bermain di pantI Brighton, Melborne, pemandangannya bagus
alhamdulillah iya mbak 🙂
Ya ampuuun itu bathing boxes-nya lucu yaaa…Dan anak-anak hepi banget enggak ngerasa panasnya segitu hihihi. Pasti makan es krim enak nih
banget mbak hehehehe
Asyiknya bisa nyusul misua ke negeri Kanguru ya, Salut untuk prinsipnya menghindari mall dan lebih suka di alam.
Melbourne, euy! Sip ini. Ga perlu nunjukin para turis yg sedang berjemur karena udah kebayang kayak gimana, hehe.
hehehehe, iya mbak. alhamdulillah
wah, MasyaAllah bisa jalan-jalan ke Melbourne. Destinasi impian, entah kapan ya bisa jalan-jalan keluar Indonesia. Mupeng foto disitu mba, by the way harga sewa mobilnya lumayan juga yah. Harus benar-benar hitung budget kalau kesana
semangat teh. Iya niy, tapi mungkin bisa cari rental yang lebih murah siy teh, kemarin pa suami dikasih infonya yang ini
Bahagianya bisa mengunjungi negeri orang sekeluarga pula. Pengalaman yang mahal pastinya. ..senang membaca kisahnya…
alhamdulillah, makasih mbak 🙂
Toliet tanpa jetwater itu memang berasa nggk bersih gitu, ya mbak. Tp beda negara, memang beda kebiasaan. Btw di sana pun jg banyak org buang tisue toilet di lantai hingga berserakan, ya mbak.
Sepertinya toilet tanpa penjaga dimana-mana memang susah bersih, ya. Hehe, semoga analisa saya ini salah.
hehehe..begitulah mbak. aku sendiri lebih merasa nyaman dengan adanya air mbak. di KM kontrakan suami disana, suami beli semacam teko buat siram bunga karena biar bisa membersihkan dengan air. kalo di toilet umum ya pasrah deh gak ada air kecuali buat flush di toiletnya aja mbak