Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Halooo, pekan bertema bersama komunitas narablog satu minggu satu cerita. Pekan ini kami diajak bernostalgia, walo nostalgia ini pastinya tidak berlaku bagi semua anggota. Nostalgia hanya berlaku bagi para anggota senior alias tuwir mungkin ya – hehehehe-. Kenapa bisa demikian? Ya kalo anggota yang masih muda, hari gini pastinya sudah berkutat dengan gawai masing-masing dan berselancar mesra di dunia maya. Beda halnya dengan para anggota senior, di jamannya dulu belum ada tuh internet, jadi bacaan berupa buku atau majalah masih menjadi sahabat karib sehari-harinya.
Well, aku beruntung di masa kecilku dulu diijinkan oleh kedua orang tuaku untuk berlangganan majalah. Dulu aku mengenal 2 majalah anak-anak yang sangat terkenal di tahun 80-an yaitu majalah Bobo dan majalah Ananda. Ada yang tahu kah kedua majalah ini? Pastinya banyak lah yang mengenalnya. Kalo majalah Bobo aku masih melihatnya di toko atau kios majalah namun untuk majalah Ananda rasanya sudah lama sekali aku tak melihatnya.
Aku kecil berlangganan majalah Bobo bersama dengan Bapakku yang berlangganan koran Suara Merdeka. Nah..pasti tahu donk, aku tinggal dimana? Pastinya di Jawa Tengah lah karena koran Suara Merdeka ini adalah korannya orang Jateng -hehehehe-. Dulu aku belum mengenal dunia literasi, tahunya hanya membaca itu adalah salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan. Saat ini, membiasakan duo fajar junior membaca itu sebuah perjuangan dikarenakan harus bersaing ketat dengan media sosial dan youtube.
Okeh, bernostalgia dengan majalah Bobo, membawaku kembali mengenang halaman demi halaman isi dari majalah ini. Apa sajakah bagian dari halaman demi halaman ini yang aku suka dari majalah Bobo? Yuk, ikut aku jalan-jalan menyusuri jalan kenangan ini (trus nyanyi)…”spanjang jalan kenangaaaaaannnn, ku baca dirimu mesraaaaaa…syalalalalala”.

#CERITA DONGENG#
Yup, cerita dongeng yang ada di dalam majalah Bobo ini aku suka. Tampilan cerita dongengnya disusun dalam bentuk story board, dimana satu gambar diikuti dengan tulisan cerita di bawahnya. Satu cerita dongeng disusun dalam 2 halaman. Cerita-cerita dongeng yang aku suka adalah:
#1. Keluarga Bobo
Cerita Keluarga Bobo pastinya yang paling utama secara nama majalahnya saja majalah Bobo dengan desain tulisan yang sangat berwarna sebewarnanya hatiku di hari minggu pagi ini…acyiee…cyieee. Apo siy? hehehehe. Tokoh dalam Keluarga Bobo ini terdiri dari Bapak, Emak, Bobo, Coreng (adek Bobo), Upik (adek Bobo), Doni (sahabat Bobo), Paman Gembul (paman Bobo). Sebenarnya masih ada beberapa tokoh lain namun aku familiar dengan nama-nama tokoh di atas. Paman Gembul yang terkenal dengan pelit dan curang, gak mau rugi dan selalu perhitungan.
#2. Juwita dan Si Sirik
Juwita dan Si Sirik, yang satu adalah seorang peri yang baik hati dengan tongkat bintangnya dan yang satu adalah nenek sihir yang jahat. Juwita adalah peri yang anggun yang memakai kostum berwarna hijau sedangkan Si Sirik memakai kostum warna ungu khas seorang penyihir. Cerita Juwita dan Si Sirik ini adalah tentang kisah perbuatan baik dan buruk dimana perbuatan buruk akan selalu mendapatkan balasan setimpal atas keburukan yang dia lakukan.
#3. Paman Kikuk, Husin dan Asta
Ketiga tokoh ini membawa cerita beda lagi dengan karakter penokohan yang ada juga dalam kehidupan sehari-hari kita. Paman Kikuk terkenal sebagai tokoh yang pelit, gak mau rugi, perhitungan dan terkadang curang. Sedangkan Husin keponakannya menjadi tokoh anak muda yang selalu mengingatkan kebiasaan buruk pamannya ini. Lalu siapa Asta? Asta adalah anjing putih milik keduanya yang suka membantu Husin mengingatkan Paman Kikuk.
#4. Negeri Dongeng
Nah…membaca cerita tentang Negeri Dongeng inilah yang membawa aku ke sebuah impian dan angan sejak masa kecil yaitu ingin bisa terbang ke atas hanya ingin memastikan bahwa di atas awan ada istana Ratu Bidadari. Dari kecil, aku selalu membingkai angan itu. Angan itupun mulai berkurang ketika SMP aku belajar IPA dan mengetahui bahwa awan itu adalah sekumpulan uap air. Tapi tetap saja siy rasa penasaran itu masih ada, dan akhirnya berakhir ketika lulus kuliah aku mendapatkan kesempatan naik pesawat.
Sewaktu melewati kumpulan awan dan berada di atas awan, ternyata tak kulihat istana Ratu Bidadari disana. Jadi ingat film Dibo juga hehehehe. Di cerita Negeri Dongeng ini selain tokoh Ratu Bidadari, ada juga tokoh Nirmala dan Oki. Nirmala adalah seorang peri yang baik hati sedangkan Oki adalah seorang kurcaci yang suka ceroboh dan selalu ingin bermain dengan tongkat ajaib milik Nirmala dan selalu berujung masalah.
#5. Bona, Gajah Kecil Berbelalai Panjang
Nah ini juga kusuka, tokohnya seekor gajah kecil berbelalai panjang sekali namanya Bona dan seekor kucingnya bernama Rong-rong. Kisah mereka bagus karena kedua binatang ini suka menolong siapapun yang membutuhkan bantuan mereka. Bona dengan belalai panjangnya selalu menggunakan belalainya untuk membantu sahabat atau kawan mereka. Cerita yang penuh pesan untuk berbuat baik kepada sesama.
Cerita-cerita dongeng di dalam majalah Bobo semua mengkisahkan tentang perbuatan baik dan buruk. Hal ini memiliki dampak yang baik ketika dibaca anak-anak dikarenakan anak-anak dapat membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk serta dapat mengambil pesan bahwa semua perbuatan pasti ada balasannya.
#AKTIVITAS YANG KUIKUTI#
Selain aku suka dengan cerita dongeng yang ada di dalamnya, majalah Bobo juga menyediakan aktivitas berupa TEKA-TEKI SILANG. Nah, aku suka mengisi Teka-teki Silang ini. Kalo sudah terisi aku menuliskan jawabannya pada kartu pos dan memasukannya di kotak surat yang ada di depan kantor pos. Kantor Pos letaknya jauh dari rumah, aku biasa naik sepeda bersama teman-temanku dan ketika harus menyeberang jalan besar, kami dibantu oleh bapak becak yang mangkal di seberang Kantor Pos. Aku suka menyimpan kartu pos untuk persediaan di rumah.
Lalu, apakah aku pernah menang? Hehehehe, aku belum pernah memenangkan teki-teki silang ini namun aku selalu semangat setiap minggu mengirimkan jawabannya. Dulu aku melakukan ini sewaktu kelas 4 sampai 5 SD. Beruntung, bapak dan ibu bersedia memberiku uang saku tambahan untuk membel kartu pos dan perangko.
Selain itu, aku suka mengirimkan surat atau kartupos ke pemenang yang mendapatkannya. Loh, buat apa? hehehehe. Bukan untuk protes kok, aku suka mencari sahabat pena. Tapi sayangnya gayung yang aku ayunkan tak bersambut dengan baik. Beberapa surat yang aku kirimkan tak mendapatkan balasan. Sedih gak siy? Sedih banget siy tapi gak apa-apa, mungkin mereka sibuk atau bisa jadi gak sampai -hehehehe.
#ADA YANG BEDA#
Ada yang beda, apa? Aku pernah mencoba mengenalkan majalah Bobo ini kepada anakku namun aku perhatikan antusiasme mereka berbeda dengan aku di jamanku dulu. Apakah ini karena datangnya internet dan gawai? Bisa jadi. Dulu di masa kecilku belum ada tuh film-film impor, masih adanya Si Unyil dan Ria Jenaka di TVRI. Jadi membaca ini masih sebuah hiburan yang sangat menyenangkan. Jaman sekarang, membiasakan anak untuk membaca tuh harus bersaing ketat dengan film-film impor di TV dan tayangan youtube atau vlog-vlog para selebgram.
Akhirnya aku pun memilih tidak rutin membelikan majalah lagi. Namun perjuangan membiasakan membaca tetap dilakukan. Ya dalam sebulan, adalah sekali atau dua kali jalan-jalan ke toko buku. Kakak lebih senang dengan buku yang berbentuk cerita komik, kalo Adek senang dengan buku yang ada gambar untuk diwarnai dan stickernya. Ya apapun itu, membiasakan membaca buku atau majalah tetap diwariskan kepada mereka.
Well, itulah nostalgiaku dengan majalah masa kecilku yaitu majalah Bobo. Setiap kenaikan usia, selera majalahku pun berubah. Dari majalah Bobo berpindah ke Aneka YES kemudian Annida dan setelahnya lebih banyak baca online juga -hehehehe. Kalian pastinya punya cerita juga kan? Yuk sharing di komentar!
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
#Day26 #SETIP #EstrilookCommunity #SatuMingguSatuCerita #KLIPApril

Sm bun sy juga wkt kecil sering bc bobo, heheh
Smpe byk mjlhnya ya. Zaman Skrg anak2 sy gak kenal majalh bobo, kenalnya upinipin
iya mbak, berganti era berganti tokoh hehehe
kayanya semua anak-anak dulu pasti pernah merasakan punya bobo, hehe. tapi emang beda sih kalau anak-anak sekarang mah ya, hihi. lebih suka sama gadget, semoga aja masih tetap suka juga baca buku. Aamiin
aamiin, iya mbak hehehe
huaa, saya kemarin gak jadi publish tema majalah ini.
Saya juga suka Bobo Mbak, paling tunggu cerita keluarga Bobo dan Nirmala, ohya sama Bona juga. Tapi koq saya lupa ya yang Juwita dan Si Sirik itu? Hehehh.
Emang sekarang ya, gadget yang merajai semua.
hehehe iya mbak, mamak sekarang musuhnya gadget niy..juwita ama si sirik jarang ada mbak, dulu suka gantian ama paman kikuk dan husin
Jadi inget masa kecil. Langganan majalah anak bobo dan kuncung. Kl wktnya dtg. Adik dan kakak pasti rebutan pengen baca duluan. Sp bentuk majalah cpt kusut. Krn saat itu hy itu bacaan tuk anak.
iya mbak bener banget..aku juga antri gantian ama adekku
Sepertinya kita seumuran hehehe. Bisa dibilang masa kecil saya juga tumbuh bersama majalah Bobo. Beberapa tokoh-tokohnya juga amat berkesan, tapi saya paling suka Negeri Dongeng.
hmmm..bisa jadi niy mbak hehehe, aku juga mbak, namun sayangnya sampai sekarang belum kesampaian untuk melihat operet Bobo 🙁
Wahaha inget banget ini si bobo. Keluarga bobo dan yang favorit ada bona si gajah plus kolom buat mewarnai bun itu yang aku tunggu-tunggu hehe apakabarnya yah majalah bobo sekarang
masih beredar kok teh, tp aku udah gak ngikuti lagi euy isi dan ceritanya
Majalah favorit saya banget nih waktu kecil mbak. Sampai langganan juga cuma karena banyak yang bahas majalah ini jadi saya nostalgianya majalah favorit saya semasa remaja aja. Btw klu majalan Ananda sama sekali gak tahu, tahunya cuma majalah bobo aja.
hehehe..iya mbak siska, krn kl bicara majalah, pasti larinya ke majalah bobo karena aku berlangganan ini sangat lama dibanding majalah2 lainnya
Kalau kata anakku, jamannya udh beda. Nyebelin juga dengernya tapi kenyataan sih huhu
hehehehe, anaknya gak mau dibilang sejaman ya mbak. padahal isinya pastinya disesuaikan dengan jaman skrng deh
Aku mah iri da, walau udah tuir tidak pernah mengenal majalah bobo maupun Ananda. Maklum rumah dipelosok dwsa yang jauh banget dari hiruk-pikuk kota. Ah, senangnya kalau punya majalah bobo.
ah mbak erin, skrng masih ada kok majalah bobonya hehehe
Toss Mbak. Kita samaan hehehe… Dulu tanteku jadi agen gramedia grup di Kalbar. Jadi semua media dari Gramedia grup menjadi langganan rumah. Ada Intisari, koran Kompas, Bobo dan Annida. Wah … Semuanya menjadi bacaan yang ditunggu2, tidak saja oleh kami sklg, tapi juga oleh teman2 dan tetangga sekitar rumah ikutan baca
wah…asyik sekali mbak, berlimpah bacaan
Kita seangkatan mungkin ya mbak. Saya juga dlu langganan majalah Bobo karena bapak langganan koran Jawa Pos. Ingat banget dlu majalahnya sampai satu lemari saking banyaknya 🙂
Bobo memang is the best. Anakku yang kelas 3 SD masih suka baca Bobo.
hehehe, bisa jadi niy mbak
Waah jadi inget waktu kecil Mbak. Dari SD saya langganan majalah Bobo, kalau gak salah harganya masih Rp. 2500 :D. Tiap hari terbitnya suka rebutan baca duluan sama kembaran. Walhasil Mama saya beli dua deh biar gak rebutan mulu hihihi..
hehehe, jadi nostalgia masa kecil ya mbak 🙂
Tos dulu ah mba, aku pun juga dulu pas kecil langganan majalah bobo. Suka banget apalagi yang bagus cerpen gak pernah lewat dari gitu aja. Eh, tapi aku belum pernah coba kasih ke si kecil. Disamping, doi belum bisa baca hehe masih balita.
Dan, kehadiran bobo ini menyelamatkan masa kecilku
wah..ada cerita heroik mbak, apakah itu?
Duh jdi pingin kecil lagi mbaaaak pingin baca majalah bobo, majalah favorit tempo dolo emang.. Apalagi sama negeri dongeng dan bona. Udah pasti yg paling pertama aku baca ituuuuu
hehehehe..bener banget mbak
Sy pun baca Bobo dari masih belajar baca. Dulu malah sempat dikasih versi yang masih bahasa Belanda dan dibacakan sama Eyang sebelum tidur. Sayang katanya sekarang majalah Bobo banyakan konten iklannya
iya mbak, isinya bagus majalah bobo jaman dulu dibanding yang sekarang