Sabtu, 22 Oktober 2016. Setelah sholat subuh, gw minta tolong ma suami untuk diantarkan ke Museum Geologi. Ngapain subuh-subuh ke Museum Geologi???? Mo bersih-bersih tulang dinosaurus yak???. Ya kagak lah….gw hari ini mo melaksanakan “ME TIME program”. ME TIME program ala gw tuh bukan nyalon atawa shopping..secara gw dah merasa cantik (hehehe) dan tanggal tuwir…gimana mo shopping, bisa bertahan hidup sampai akhir bulan aja dah bersyukur (ini mah lebay hehehe). Hari ini gw mau berpetualang bersama Keluarga Matabumi Jelajah Geotrek ke seputaran Gunung Patuha. Ini adalah jelajah geotrek matabumi ketiga yang gw ikuti. Ok deh, dimulai ceritanya yaaaa……
Setelah dilakukan daftar ulang dan pengambilan syal, pin serta buku saku, kami berkumpul di depan Museum Geologi untuk perkenalan dan pembagian kelompok bis. Peserta yang mengikuti jelajah sekitar 60 peserta. Perkenalan ini ditutup dengan sesi foto bersama di depan Museum Geologi.
Gw dapat di kelompok 1 yang berarti masuk bis 1, kali ini gw bersama Dinda, anaknya teman aku coz ibunya yang harusnya berangkat sakit maag nya kambuh, jadi digantikan ama Dinda. Ok Dinda, kita jadi petualang yuk hehehehe.

Gw satu bis bersama Pak Budi Brahmantyo, salah satu dari 2 interpreter dalam jelajah ini. Ketika perjalanan akan memasuki Soreang, beliau menjelaskan kepada kami seputar pengetahuan tentang kegunung apian. Beberapa saat menjelang kantor Kabupaten Bandung, kami diminta melihat ke sebelah kiri, nanti akan terlihat sebuah kerucut kecil. Kerucut kecil ini bernama Gunung Sadu. Beliau menceritakan pengalaman beliau sewaktu di Gunung Sadu. Kata Pak Budi, di puncak Gunung Sadu ini terdapat sebuah batu dimana batu ini memiliki kekuatan magnet. Beliau mengetahuinya ketika sedang memakai kompas, arah mata angin kompas tidak beraturan setiap berada di dekat batu ini. Sehingga ketika beliau kesana kedua kalinya, beliau membawa magnet dan ketika didekatkan dengan batu itu langsung nempel. Puncak Gunung Sadu ini dikenal Kabuyutan yaitu tanah leluhur yang sampai dengan sekarang menjadi semacam tempat pemujaan.

Pak Budi juga menjelaskan sewaktu bis melintas di jembatan di atas Sungai Citarum, dimana dataran di sekitar Sungai Citarum ini merupakan titik terendah di Cekungan Bandung, sedangkan lokasi yang paling terendah lagi adalah Dayeuh Kolot (pantas aja ya sering banjir disana). Beliau menjelaskan bahwa ada 3 macam gunung api yaitu gunung api tipe A (gunung api yang pernah meletus), gunung api tipe B (gunung api yang tidak pernah meletus) dan gunung api tipe C (gunung api yang lemah aktifitasnya). Dijelaskan juga perbedaan lava dengan lahar. Lava adalah magma yang keluar dari dalam bumi dengan kecepatan 100 m per hari sedangkan lahar adalah magma yang menempel di lereng gunung yang kemudian tersapu oleh air hujan menuruni lereng gunung. Lahar ada 2 macam, lahar panas (lahar erupsi) dan lahar dingin (lahar hujan). Ketika di sekitar gunung api banyak terdapat batu apung dapat diperkirakan bahwa gunung api tersebut pernah mengalami letusan yang sangat besar.
Gw lupa sekitar pukul berapa bis mulai bergerak dari Museum Geologi, yang pasti sampai di eMTe Highland Resort masih lumayan sepi. Sambil menunggu mobil ontang-anting yang menjemput kami untuk mengantar menuju ke Kawah Putih, kami mendengarkan alunan musik dari biola seorang aki-aki. Pak Bachtiar, salah satu interperter di jelajah ini, mengajak ngobrol sambil menari diiringi alunan musik dari biola si Aki, lagunya dah pasti lagu sunda ya. Yang paling rame sewaktu si Aki melantukan lagu Manuk Dadali, hampir semua yang berkerumun di sekitar si Aki ikutan nyanyi hehehe

Kami mulai melakukan perjalanan ke Kawah Putih dengan mobil ontang-anting, sepanjang perjalanan masih terlihat kabut (hmmmm…suasana yang damai).

Kawah Putih ini adalah salah satu kawah dari Gunung Patuha. Patuha mempunyai arti Api yang Bergemuruh. Gunung Patuha merupakan jenis gunung multicrater dimana selain ada kawah utama di ujung kerucutnya masih terdapat kawah di lerengnya. Kawah utama di Gunung Patuha bernama Kawah Taman Saat, sedangkan kawah yang muncul di lereng adalah Kawah Putih. Sebelum memasuki lokasi Kawah Putih, kita diwajidkan memakai atau membawa masker karena dikhawatirkan bau belerang akan sangat menyengat. Disini kami juga diberikan tips semisal sudah memakai masker masih tercium bau belerang yang pekat, maka masker harus dibasahi dengan air agar bau belerang dapat terhalang oleh kelembaban air.

Ada cerita tentang Junghuhn yang mempunyai nama lengkap Franz Wilhelm Junghuhn. Dia adalah seorang berkewarganeragaan Jerman, dia sangat nakal dan suka berantem karena kelakuannya tersebut dia akhirnya dihukum namun dia bisa kabur. Dia kabur ke Belanda. Hingga pada suatu hari, dia tertarik untuk ikutan dalam ekspedisi Belanda ke Hindia Belanda yang akhirnya membawa dia ke Indonesia. Dia mempunyai ilmu dalam bidang kedokteran namun karena rasa tertarik yang luar biasa pada alam, justru dia berkeliling Indonesia untuk mempelajari kegunung apian. Kedatangan Junghuhn ke Kawah Putih ini lah yang kemudian membuka tabir baru, yang sebelumnya Kawah Putih terkenal angker sehingga tidak ada satu orang pun yang berani berkunjung kesana kemudian berubah penilaiannya…ternyata Kawah Putih menghasilkan belerang yang sangat banyak dengan tingkat keasaman kawah yang sangat tinggi.

Waktu sudah menunjukan jadwal makan siang, kami kembali menuju ke eMTe Highland Resort untuk makan siang dan melaksanakan sholat. Menu makan siang kami pastinya menu sunda…maknyus lah hehehe

Lokasi kedua adalah Kawah Rengganis atau biasa disebut juga Kawah Cibuni. Letaknya tidak jauh dari Situ Patenggang. Dari Kawah Putih berjalan ke arah Situ Patenggang, nantinya akan ada percabangan jalan, ke kanan arah Situ Patenggang, ke kiri arah Kawah Rengganis (ada penunjuk jalannya kok). Lokasi kawah ini sudah ada penanda jalan, hanya lokasi parkirnya yang terbatas. Kalau mengendarai motor, bisa naik sampai lokasi Kawah Rengganis, apabila naik mobil ya harus diparkir di jalan besar.

Di sekitar pintu masuknya, terdapat pemandangan hijau yaitu hamparan pohon teh bak karpet raksasa berwarna hijau…segar sekali memandangnya.

Dari jalan besar kami harus trekking, namun medan jalannya gak berat kok…gak seberat medan di curug malela lahh..namun bagi gw…ya tetap aja ngah ngeh ngoh..secara jarang olahraga dan body yang big size begini. Di perjalanan trekking ini, gw melihat pohon pinus yang bentuknya tuh seperti pohon raksasanya The Garden Bay Singapore..sepertinya mereka terinspirasi pada bentuk pohon ini deh hehehehe

Kawah Rengganis ini merupakan jenis kawah solfatara dikarenakan dari lubang-lubang kawah ini mengeluarkan sulfur…dilihat dari salah satu lubang…bekuan sulfur ini seperti bunga es..runcing-runcing berwarna kuning cerah sedikit ada hijau.

Kawah Rengganis ini dikenal juga dengan nama Kawah Cibuni, dimana arti buni sendiri adalah tersembunyi/tertutupi..ya emang benar ya..lokasinya terlindung dari rimbunan pohon-pohon hutan. Kawah Rengganis ini memanjang sepanjang lembah dan terdapat beberapa kolam pemandian air panasnya. Sekilas pandang seperti lokasi bekas pertambangan yang sudah tidak terurus deh hehehehe

Nah..udah 2 lokasi kami kunjungi, sekarang menuju ke lokasi ketiga alias terakhir yaitu Situ Patenggang. Dari penjelasanan Pak Budi, dilihat dari struktur morfologi batuan yang ada di Situ Patenggang, diperkirakan Situ Patenggang ini dulunya juga kawah yang kemudian mati dan tergenang oleh air hujan serta air tanah sehingga membentuk menjadi situ/danau. Oia…di Situ Patenggang ini ada lokasi wisata baru loh..yaitu Glamping alias Glamor Kemping…karena masih baru, infrastruktur yang ada juga masih dalam pembangunan dan masih belum rapi. Yang menarik disini pastinya adalah adanya Kapal Pinisi yang besar…yayayaya..ini adalah tempat makan..hidangan-hidangan tradisional bumi priangan yang disajikan.


Ok, kegiatan petualangan hari ini pun usai. Seperti biasa, kegiatan ditutup dengan adanya kuis-kuis dengan hadiah-hadiah yang menarik. Dan gw pun dapat hadiah yaitu sebuah topi…Good, bisa dipakai buat suami atau anak laki-laki gw. Menyenangkan sekali perjalanan hari ini…bersama Keluarga Jelajah Geotrek Matabumi..gw mendapatkan pengetahuan, petualangan dan persahabatan….InsyaAllah apabila ada umur panjang dan rezeki..gw mo ikutan lagi hehehehe

Petualangannya seru banget Mbak…saya pernah ke kawah putih dan situ patengan..tapi ga tau detail sejarahnya di balik itu. Makasih sharingnya, jadi tau saya 🙂
Iya mbak,sy yg biasanya menikmati keindahan alam doank,juga jadi tahu sejarahnya.sama2 mbak semoga bermanfaat,namun ulasannya masih sederhana banget,krn sy bukan orang geologi jadi penjelasannya ala orang awam hehehe
ahhh mba hebat ih rajin travelling.. aku kok males aja bawaannya hahaha
Hehehe..senang aja mbak,pdahal setelahnya badan gempor semua pegel.tapi gak kapok juga malah jadi ketagihan hehehe
Betul
. I hate gempor hahaha
wah seruu yah 😀
Aduuuhhh liputannya lengkap banget…. Gue mau ikan bakarnya!! Hahaha…..
Monggo mbak…diambil sendiri ya mbak digambar hehehehe
Keren, bagus dan informatif bu, cerita perjalanan geotreknya, lanjutkan… Salam geotrek
Makasih 🙂
Me Time nya keren bu Nov, next time harus ikutan ini..
abis itu pasti minta pijitin mbah bono da hahahhaa…
Atuhlah vaaaaa….jangan merepotkan mbah bono lah…cukup sebelum tidur digosok aja telapak kaki dan betis dengan geliga…kayak nenek-nenek gt lah hehehehe
Wah..
Ternyata memang banyak ilmu yang bisa dieksplorasi dari alam yang diciptakan Tuhan ya. Tinggal manusia yang bijak memanfaatkannya jangan merusak. 🙂
#emakkudubelajarjuga
Betul banget mbak 🙂
Dari Persimpangan Patengan, ambil kiri, itu perbatasan ke Cianjur Selatan, langsung ke kampung saya… heehe…
nikmat pisan yah botram setelah perjalanan jauh itu 🙂
iya mbak…apapun lauknya jadi terasa nikmat hehehe