Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaykum kawan-kawan
Yeeeee…masuk hari ke 5 tantangan menulis bersama ODOP. Hariini aku akan bercerita ketika aku merasakan menjadi seorang ibu pertama kalinya. Agustus 2016, aku dan Pak Suami menikah dan bersamaan dengan beberapa teman juga. Kenapa aku bawa teman-teman? Nah..ini lah yang membuat aku galau ketika 3 bulan setelah menikah aku belum menunjukan tanda-tanda hamil (hehehehe). Beberapa teman sudah hamil setelah 1 bulan pernikahan. Kegalauanku mulai terasa besar masuk bulan ke-3 belum hamil. Pak Suami yang melihat kegalauanku, mengajakku untuk melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Sebelum pernikahan, memang kami berdua tidak melakukan pemeriksaan kesehatan,jadi kami sepakat melakukan pemeriksaan kesehatan setelah menikah. Yup..hamil adalah hal yang tidak dapat kita coba-coba sebelum menikah (hahahahaha).Akhirnya kami menuju ke dokter kandungan di salah satu Rumah Sakit yang ada di Bandung. Dokter kandungan yang kami temui justru menertawakan kami karena kami terlalu khawatir padahal pernikahan kami belum ada 1 tahun. Namun beliau memberikan panduan dan arahan yang harus kami lakukan dalam ikhtiar kami, dan arahan ini diminta dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan dengan baik. Apabila dalam 6 bulan belum mengalami keterlambatan menstruasi maka kami diminta kembali untuk konsultansi ke beliau.
Setelah 6 bulan kami jalankan proses itu, Alhamdulillah masuk bulan ke 7 aku terlambat menstruasi dan dengan semangat 45 aku melakukan test pack dan Alhamdulillah 2 garis terlihat pada alat pemeriksaan. Yeee…akuakan jadi ibu. Aku pun mulai menikmati mabok di awal kehamilan sehingga sama sekali gak dapat masuk nasi sedikitpun. Dulu sebelum aku hamil, setiap melihatibu hamil rasanya ngilu dan was-was membayangkan jalan nya yang terasa berat,namun ketika aku mengalami kehamilan, aku justru tidak merasakan itu semua dan sangat menikmati segala ngilu yang ada apabila ketika kehamilanku masuk bulanke 9. Aku dulu pengen punya anak pertama adalah laki-laki (kembali ke tulisanaku sebelumnya, bahwa aku sebagai anak sulung pengen punya kakak laki-laki),jadi kalo anak pertama adalah laki-laki bisa melindungi adeknya…alhamdulillah aku diberi anak pertama perempuan (hehehehe). Tugas ibu harus mendampingi mu agar setegar ibu mu ini menjadi anak sulung.
Aku merasakan mulas di perut dan keluar bercak ketika masuk usia kehamilan minggu ke-40 dan langsung diantar ibu dan pak suami ke RS. Sesampainya RS, aku sudah tidak boleh pulang lagi dan langsung di observasi. Dari pukul 21.00 hingga pukul 03.00 keesokan harinya aku belum mendapatkan tambahan pembukaan. Dari mulai pukul 03.00 sampai dengan pukul 09.00 aku diberi suntikan induksi untuk mempercepat pembukaan dikarenakan usia kehamilan yang sudah masuk minggu ke 40. Sampai pukul 09.00 aku sudah mengalami pembukaan sampai 6, namun kondisi ku semakin lemah, dan detak jantung bayi semakin lemah juga. Akhirnya Pak Suami mengambil keputusan persetujuan untuk dilakukan operasi dengan indikator Gawat Janin. Aku sudah dalam kondisi sangat pasrah dan capek ketika dibawa masuk ke ruang operasi. Yang terdengar di telingaku adalah ketika ibu ku bilang “sudahlah, gak papa, sing tenang”. Dalam waktu hampir 1jam, akhirnya bayi pertamaku kudengar tangisannya dikeluarkan dari perutku. Dokter langsung bilang ke aku…”Nov, ini bayimu, besar sekali, beratnya 4 kg”. Alhamdulillah Ya Allah, atas karunia dan nikmat yang telah Engkau berikan kepada ku.
Kini, bayi mungil itu sudah berusia 10 tahun dan semoga selalu tumbuh menjadi anak yang solehah. Aamiin. WE LOVE YOU KAKAK. Rabbihabbliminash shalihin..Aamiin.
Alhamdulillah done for ODOP December Challenge 2018
Wassalamu’alaykum

1 thought on “Cerita Tentang Kehamilan Anak Pertama ku”