Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
“Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis” (Imam Al Ghazali).
Dari petikan kalimat di atas, aku mempunyai pemahaman bahwa menjadi seorang penulis itu setara dengan anak raja atau anak ulama. Bukan begitu kawan? (hehehe). Kita bisa terkenal dan dikenal namanya berkat tulisan yang kita buat. Trus apa perbedaannya? Loh tidak ada bedanya kan kita sama (Loh?..mulai bingung…sama lah…hahahaha).
Kalau anak raja dikenal karena keagungan dan kebesaran nama raja. Warga sekampung pasti akan mengenal raja dan keluarganya sehingga ketika keluarganya keluar rumah maka akan diperlakukan dengan terhormat seperti raja. Anak itu dikenal karena ayahnya adalah seorang raja.
Untuk anak ulama pun begitu. Dia dikenal karena kearifan orang tua nya yang menjadi ulama. Seorang tokoh terkenal akan dikenal banyak orang sampai keturunannya. Jadi pastinya istri dan anaknyapun akan dikenal oleh masyarakat luas. Berbanggalah bagi siapapun yang menjadi anak raja ataupun anak ulama karena bisa dikenal tanpa harus bersusah payah, namun ada baiknya kalo kalian bisa mempunyai karya pasti kalian akan lebih bangga.
Lalu, bagaimana kalau bukan anak raja atau anak ulama biar bisa dikenal? Seperti pesan kakek Imam Al Ghazali di atas, JADILAH PENULIS. Kenapa? Karena dengan menjadi seorang penulis, dikau akan bisa dikenal masyarakat luas karena karya yang kau hasilkan dari tulisanmu. Maka berbagilah melalui tulisanmu, jadikan dia harta yang layak untuk kau bagikan. Sebarkan kebaikan melalui tulisanmu maka kebaikan akan datang kembali kepada dirimu.
Nah…apakah aku tertarik menjadi seorang penulis? Tertarik, namun belum merasa percaya diri menjadi penulis buku, aku lebih senang menulis di blog, serasa menulis di buku diary tentang segala hal yang kurasakan bermanfaat bagi ku dan siapa tahu akan menjadi manfaat bagi orang lain juga. Jadi ingat lagu dalam film Keluarga Cemara yang penggalannya kita ubah sedikit menjadi “…Harta yang paling berharga..adalah…tulisanku..” hehehehe. Yuk ah selalu semangat menulis, mulailah dari satu huruf kemudian bertambah satu huruf lagi hingga bisa dirangkai menjadi satu kata, dari satu kata bertambah menjadi dua kata yang kemudian akan berubah menjadi satu kalimat. Dari satu kalimat menjadi satu paragraf, kemudian menjadi satu bab dan berkembang kembali menjadi satu karya besar.
“Semua penulis akan meninggal, hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti” (Ali bin Abi Thalib).
Tulisan ini diikutsertakan dalam ODOP bersama Estrilook Community #day 4
Alhamdulillah. Wassalamu’alaykum.
