Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Pukul 17.30 wib, aku sampai di rumah. Cuaca sedikit mendung dengan sedikit rintik hujan. Alhamdulillah sesampainya di rumah, gerimis mulai jatuh. Seperti biasa, sesampainya di rumah Aku mengucap salam dan melepas helm ketika memasuki rumah. Sambutan ceria selalu diberikan Adek buat ibunya ini.
Adek: “Ibuuuuu. Ibu bawa apa itu?” (sapanya ketika aku masuk sambil membawa kresek putih)
Aku: “Ibu bawa tahu baxo”
Adek melanjutkan kembali aktivitas menggambar dan aku pun masuk ke kamar untuk melepas jaket dan jilbab. Aku bergabung dengannya di ruang TV.
Adek: “Ibu, aku tadi sholat”
Aku: “Alhamdulillah, anak sholeh, udah mau sholat sendiri. Sholat apa saja tadi?”
Adek: “Sholat apa mbah?” (sambil bertanya ke mbah bono, asisten rumah tangga sekaligus pengasuh duo fajar junior). Mbah bono menyebut sholat dhuhur dan sholat ashar.
Adek: “Dhuhur ama Ashar”.
Dua jempol aku berikan kepadanya. Tak berselang lama, Kakak pulang dari les Bahasa Inggris di EF. Terdengar adzan maghrib. Adek bersedia melaksanakan sholat maghrib tanpa drama.
Aktivitas kami lanjutkan di ruang TV. Kakak mengerjakan PR Kumon, Adek menyusun mainan hotwheel dan legonya. Nah, disini niy biasanya Adek menguji kesabaran Ibu dan Kakak. Ketika Kakak bercerita, dia pun gak mau kalah. Adek juga ingin ikut bercerita. Kakak akan marah karena dia yang duluan tapi Adek minta duluan. (ceritanya berebut untuk bercerita kepadaku tentang kegiatan mereka).
Kakak: “Ibu, aku tadi di sekolah…..”(belum selesai sudah terpotong dulu oleh Adek).
Adek: “Ibuuuuu…ibuuuuu…ibuuuuu..” (Kakak marah…Adek gak mau kalah).
Aku: “Okeh, satu per satu dulu, ibu tidak bisa mendengar ceritanya kalo ceritanya bersamaan. Adek, boleh ibu dengar Kakak cerita dulu”
Adek: “Gak mau, adek dulu”
Kakak: “Kan aku dulu yang dekat ibu”
Aku: “Okeh, mau lanjut berantem atau mau lanjut cerita. Kakak boleh ibu minta mengalah sebentar? Ibu dengarkan Adek dulu ya”
Kakak: “Ya udah”
Adek: “Ibu, liat ..”(sambil menunjuk ke arah rakitan hotwheel yang dia susun)
Aku: “Wah, hebat..Adek bikin jembatan ya, lihat darimana? keren sekali jembatannya. Lanjutkan Nak! (sambil ku tersenyum). Adek, boleh ibu gantian dengar cerita kakak?”
Adek: (menggangguk).

Satu hal yang lupa terucap dari aku adalah mengucapkan terima kasih atas pengertian mereka berdua.
Yup, begitulah duo fajar junior ketika berebut perhatian dari ibunya. Setiap pulang kerja, biasanya kepalaku penat. Entah karena pekerjaan kantor, entah karena kemacetan lalu lintas yang bikin emosi. Yang aku rasakan, ketika sesampai di rumah, ketika masuk rumah dengan kondisi pikiran rudet justru anak-anak melakukan aktivitas yang seolah memancing emosi. Namun ketika pikiran kita tenang dan santai, merekapun akan damai. Inilah konsep “semesta mendukung pikiran kita”.
Alhamdulillah, pengendalian emosi sampai saat ini mulai terlatih dengan baik. Wassalamu’alaykum.
Baca juga: https://novya.id/obrolan-tentang-semangat-belajar-dengan-duo-fajar-junior-tantangan-h-8/
- #Hari9
- #Gamelevel1
- #Tantangan10hari
- #KuliahBundaSayang
- #KomunikasiProduktif
- @Institut.Ibu.Profesionalhttps://www.ibuprofesional.com/

1 thought on “Jempol buat Adek – Tantangan H-9”