Minggu ini adalah minggu bertema di keluarga @1minggu1cerita. Sempat bingung, mo nulis apa dikarenakan minggu sebelumnya dampak mengejar deadline tugas yang lain, belum sempat nulis untuk disharing ke keluarga @1minggu1cerita. Ketika membaca kata “kembali” langsung terbersit akan sebuah harapan ku dan suami untuk kembali ke kampung halaman ketika masuk masa pensiun nanti. Kami berdua adalah pasangan perantau, dipertemukan dalam ikatan pernikahan juga selama di perantauan. Walo perantauan kami tidak jauh karena masih di pulau Jawa saja sepulau dengan kampung halaman kami, namun kami tetap ingin diakui sebagai seorang perantau (maksa…hehehehe).
Dulu sewaktu ego masa muda yang masih membara, dengan bangganya kami berkoar bahwa kami tidak mau berlama-lama di tanah kelahiran, kami ingin merantau, hidup mandiri jauh dari orang tua, menjelajah kota di negeri ini dan menguntai kata di kertas kehidupan kami…namun di usia yang akan masuk 40 tahun ini memulai kembali untaian harapan bahwa nanti memasuki kehidupan di hari tua ingin kembali dan tinggal di kampung halaman (ntah di Solo ataupun di Boyolali). Aku meninggalkan Kota Solo sejak lulus SMA, walo Ibu sempat mencegah karena kekhawatiran beliau akan aku yang anak perempuan ini, namun Bapak menyemangatiku bahwa kamu harus melihat dunia di luar sana. Kata Bapak, kalo kamu masih disini aja, di lingkungan keluarga yang seperti ini, kamu tidak akan menjadi orang sukses karena pikiran kamu akan sempit, kamu harus keluar, kamu harus mempunyai wawasan yang tidak sempit, kamu harus membawa perubahan bagi keluarga kita ini (mungkin karena bapak dan aku sama yaitu sama-sama anak sulung dimana tumpuan keluarga biasanya jatuh di pundaknya anak Sulung). Akhirnya aku pun dengan mantap mengambil pilihan jurusan di formulir UMPTN adalah salah satu perguruan tinggi di luar Kota Solo.
Setelah dinyatakan lolos seleksi UMPTN di koran, aku pun menjadi seorang perantau di Jogja (halah itu kan dekat banget dari Solo)…ya setidaknya aku kan mandiri gak tinggal ama ortu lagi hehehehe. Memang benar yang dirasakan seorang perantau, semua serba harus berpikir mandiri, harus tahu dan paham setiap konsekuensi dari pilihan yang diambil. Bersyukur, walo perdana aku merantau..aku tidak pernah homesick..merasa bebas (karena gak diomelin lagi ama ibu kalo kamar berantakan hehehehe), namun suka bingung kalo mo makan….mie lagi..mie lagi..kalo dah kehabisan ide menu makan..kebiasaan selama ama Ibu kan makan pagi, siang dan malam sudah tersedia lengkap di rumah..tinggal makan aja. 6 tahun aku di Jogja (dari kuliah hingga kerja), banyak cerita, pengalaman dan kenalan yang pastinya memberikan kontribusi besar pada kehidupan dan pola pikir ku. Cara pandangku pun berubah..lebih luas..lebih terbuka. Pijakan pertama di Jogja ini pun membawa ku berpetualang dari kota ke kota (walo gak banyak siy…tapi cukup keren bagiku…dari kota yang kutinggali hingga kota yang hanya aku singgahi atau kunjungi).
Dari semua perjalanan ini…ada sebuah peribahasa yang sepertinya pas buat seseorang yang menamakan dirinya perantau…”setinggi-tingginya bangau terbang, pasti akan mendarat pula”. Inilah yang menjadi sebuah perumpamaan bagi kehidupanku. Kini ada keinginan di hati tuk kembali ke Solo lagi di masa tua nanti. Bukan menjadi seorang pekerja lagi namun menjadi seorang pengusaha..aamiin (hehehehe jadi pengen malu). Ada hadist sahih “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya”. Kalo kita bisa berjuang untuk menjadi orang yang bermanfaat, mengapa kita harus terjebak menjadi seorang yang membebani kehidupan orang lain? (naif banget ya kata-katanya). Harapan ku dan suami…kami berdua meninggalkan kampung halaman kami untuk merantau mencari bekal, ada waktunya kami kembali untuk membagikan hasil pencarian bekal kami. Baik bekal untuk kehidupan di dunia maupun bekal bagi kehidupan kami di akhirat nanti. Terlalu tinggi kah harapan kami? ….yang berhak menilai tinggi atau rendah bukan kami, tugas kami adalah menyusun harapan dari perjalanan hidup kami. Ibarat sebuah puisi…harapan hidup kami adalah pergi untuk kembali..bukan pergi untuk menetap (semoga Allah SWT mendengarkan harapan dan doa kami…aamiin).
Sebuah harapan untuk kembali, tulisan ceritaku bagi keluarga @1minggu1cerita (setoran bertema minggu ke 19)
Makasih mbak sudah berkunjung, salam kenal kembali mbak. Emang ya mbak, ego masa muda tuh luar biasa keren jadi kenangan hehehe