Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Ujian kesabaran. Yup, today is working day. Halah, maklum liburannya dah selesai, kudu ngantor lagi deh. Sesuai dengan rencana, mulai kemarin aku mau melatih Adek membiasakan diri untuk merapikan mainan setelah bermain. Selama ini Adek paling susah kalo diajak membereskan mainan, sedangkan kalo bermain, Adek paling meriah sampai memenuhi ruangan nonton hehehehe.
Rayuan yang berujung ancaman..ngeri kali judulnya
Nah, semalam ada momen yang pas. Kak Iya minta ditemani belajar di kamarnya, Adek pengen main di kamar ibu. Akhirnya sedikit rayuan, Adek mau berpindah ke kamar Kak Iya. Adek asyik bermain lego, ibu menulis blog, Kak Iya belajar di meja belajarnya. Bersama tapi dengan aktivitas masing-masing.
Terdengar adzan Isya, Kak Iya sudah selesai belajar, tiba-tiba Adek kabur keluar tanpa membereskan mainannya.
Aku: “Adek, mainannya dibereskan dulu donk”
Adek diam saja sambil berlagak sibuk bermain mobil-mobilan.
Aku: “Adek, yuk beresin mainan bareng ibu”
Adek tetap diam
Aku: “Kalo gak mau bantu ibu, ibu mo minta tolong ke Kak Iya. Kak, tolongin ibu donk”
Adek: “Jangaaaan, Kak Iya gak boleh bantuin”
Aku: “Kalo gitu, yuk bantuin ibu”

Aku mulai terpancing tidak sabar karena melihat Adek malah diam sambil bermain mobil. Aku melihatnya, Adek memang seperti sengaja mengulur-ulur waktu (masak ya anak kecil punya pikiran gitu? …Nah, kita coba teliti lagi nyak)
Aku: “Adek, hayuk…ya udah Kak Iya aja deh”
Adek lari ke pelukan aku dan ekspresi mo nangis.
Aku: “Adek kalo gak mau bantu gak papa, tapi di luar aja. Ibu gak mau ama Adek yang gak mau bantu. Ibu maunya ama anak yang mau bantu” (Aku sadar ini cara yang salah dalam merayu anak)
Adek akhirnya mau membantu tapi ya karena takut dengan ucapan aku tadi siy sepertinya. Hiks…sukses Adek mau melakukannya tapi gagal cara mengajaknya. Well, kita coba lagi ya Dek besok.

Pagi yang bersahabat
Pagi ini anak-anak sukses diajak kerjasama untuk bangun pagi dan bersemangat ke sekolah. Adek pun sukses memakai baju sendiri. Makasih ya duo fajar junior kesayangan ibu yang soleh dan shalihah. Aamiin.
Ada sedikit interupsi karena mendengar Mbah Bono ngomel-ngomel. Okeh, saatnya ibu bertindak untuk memberhentikan omelannya. Biasa lansia yang sudah tidak sabar menghadapi anak ABG. Baiklah, memang mungkin sudah saatnya untuk Mbah Bono pensiun deh, biar damai di masa tuanya.
Berangkat sekolah tepat waktu dengan jalanan yang relatif ramah juga buat mamak-mamak rempong pengendara motor macam aku ini.
Hikmah dan Pembelajaran hari ini
- SABAR. Sabar ini naik turun, ini yang harus bisa kita antisipasi.
- SUASANA HATI. Ini juga wajib, aku kadang masih terbawa suasana hati yang buruk dan pada akhirnya berakhir tidak baik juga ketika membersamai anak.
- KURANGI ANCAMAN. Nah, aku harus belajar mengganti kata ancaman ini dengan cara yang lebih positif, agar anak mau melakukan bukan karena takut tetapi karena mau. Selalu semangat Buk.
Menghindari kata-kata yang mengandung ANCAMAN, agar anak bergerak bukan karena takut/terpaksa tetapi karena mau dan mengerti. Yuk belajar lagi ya Buk!
NOVYA.id
Alhamdulillah. Wassalamu’alaykum.
- #Hari8
- #GameLevel2
- #Tantangan10hari
- #Melatih.Kemandirian
- #KuliahBundaSayang
- @Institut.Ibu.Profesional

1 thought on “Kesabaranku pun teruji – Level 2, Hari ke-8”