Hah…Bonooooooo…vocalis band U2 bukan???…No…no…no…ini adalah Mbah Bono, salah satu anggota keluarga kecil kami. Lalu, apa yang terjadi ketika Mbah Bono ijin????…biasa atau luar biasa????….bagi keluarga kecil kami, ketika Mbah Bono ijin itu adalah kondisi yang luar biasa, ada sedikit kepanikan ketika agenda kerja saya dan suami bertabrakan, ada nuansa buru-buru di pagi hari menyiapkan sarapan dan bekal karena saya yang biasa bangun rada siang harus bangun pagi-pagi namun…ada bahagianya juga karena kami jadi kompak beberes rumah.
Seperti kejadian minggu kemarin, hari Sabtu, 04 Februari 2017 pukul 18.30…, Mbah Bono menerima telepon. Mbah Bono menerima telepon dengan muka serius setelah itu Mbah Bono menangis…walah…ada apa ini???…saya buru-buru berhenti dan bertanya…”kenapa Mbah?”…sambil terisak Mbah Bono cerita kalau dapat kabar menantunya (laki-laki) meninggal dunia di sawah….Innalillahi wa innaillaihi roji’un. Ya saya mengenal Mas Ngadi (nama menantu Mbah Bono). Ya Allah, usia manusia hanya Allah SWT yang tahu. Mbah Bono bilang ke saya…”Mbak, aku enthuk balik sik neng Solo ora?” (Mbak, saya boleh pulang ke Solo dulu gak?)…ya jelas boleh, hanya saja sudah jam segini mau naik apa ya???..bus malam sudah berangkat, kereta api Lodaya sudah mepet waktunya kalau mengejar ke stasiun (Cihanjuang-Stasiun Bandung lumayan jauh dan belum lagi macet)…akhirnya kami bilang…”Besok aja Mbah, dicarikan tiket kereta dulu, semoga masih bisa dapat”. Setelah saya chating dengan adik saya, adik saya memberitahu diminta naik kereta Harina ke Semarang masih ada untuk keberangkatan jam 20.30. Dikarenakan Mbah Bono ini tidak bisa baca tulis dan dalam kondisi panik, maka Bapak Fajar (suami saya) mengantar Mbah Bono pulang ke Solo dan hari Minggu nya Bapak Fajar langsung kembali lagi ke Bandung.
Dan…ketika Mbah Bono ijin untuk pulang sekolah, maka kami tinggal berempat. Anak sulung saya (Kak Iya) sudah kelas 3 SD jadi pulang sekolah sekitar pukul 14.00 wib. Anak kedua saya (Dek Daan) masih umur 2,5 tahun yang apabila dibawa ke kantor tetap saja saya tidak dapat bekerja karena dia hanya mau sama saya, ayahnya atau Mbah Bono. Alhasil, suami saya meminta saya mengajukan ijin tidak kerja untuk menjaga Dek Daan dan menunggu Kak Iya pulang sekolah. Pada akhirnya saya merasakan menjadi Full Time Mom selama 2 hari (loh kenapa 2 hari saja??…kenapa tidak seterusnya???…hehehehe). Ada sedikit kepanikan ketika pada hari Selasa sore, saya harus berangkat ke Bogor untuk mengikuti pelatihan (jadwal sudah disetujui sejak tahun kemarin), sedangkan suami harus ke Jakarta hari Rabu untuk test and commissioning….waaaaaaa….gimana ini????…anak-anak tidak ada yang menjaga. Akhirnya Bapak Fajar meminta ijin ke PM nya untuk tidak berangkat ke Jakarta. Alhamdulillah PM nya memberikan ijin….makasih Bu Gresia (PM). Saya berangkat pelatihan ke Bogor…anak-anak bersama suami di rumah. Sedikit tenang dikarenakan Kakung (Bapak saya) memberi kabar kalau Mbah Bono akan balik ke Bandung hari Rabu malam, jadi InsyaAllah hari Kamis sudah sampai di Bandung. Ayahnya sukses menjadi ayah hebat…menjaga anak-anak 2 malam…love you Bapak Fajar.
Mbah Bono suka ngomel-ngomel kalau sudah kembali ke Bandung….”Ya ampun, rumah berantakan kayak kapal pecah gini”…”Daanish kok kurus, gak dikasih makan ya ama ibumu”…”Amira minum susu terus, susah minum air putih..makan gak pake sayur”…pokoknya bawelnya keluar semua…Ibu macam apa saya ini???? hehehehe…
Mbah Bono ini hobinya “berantem” ama Kak Iya…Lansia vs Anak-anak…hampir setiap hari, akan terdengar suara “Amiraaaaa bangun, sholat, dah siang nanti kamu kesiangan..tuh ibumu dah mandi nanti ditinggal kamu”……padahal anaknya dah dibangunin sama saya/ayahnya..dan emang hobinya malas-malasan…tapi Mbah Bono tidak sabar melihatnya akhirnya teriak memanggil Amira atau ketika Kak Iya tidak mau mengalah dengan Dek Daan…Mbah Bono teriak lagi….”Amiraaaaaa, mbok ya ngalah ama adeknya”…Kak Iya tidak terima karena dia merasa tidak bersalah dan adeknya yang salah karena merebut mainannya akan membalas…”Mbah Bono mah selalu belain daanish”….jadilah keributan kecil..antara Kak Iya dan Mbah Bono. Jadi kalau Mbah Bono ijin, suasana rumah jadi sepiiiii hehehehe.
Itu sebagian kecil kisah kami apabila ditinggal Mbah Bono ijin, masih banyak kisah-kisah lainnya hehehehehe
Mbah Bono sudah menjadi bagian dari keluarga kecil kami sejak Kak Iya berusia 2 bulan. Mbah Bono dulunya adalah asisten masak nya Uti (Ibu saya) di Solo. Ketika saya hamil, Uti meminta Mbah Bono untuk ikut saya ke Bandung mengasuh bayi saya nantinya dan mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan dari gaji yang kami berikan daripada ikut masak dengan Uti yang pendapatannya tidak menentu. Awalnya Mbah Bono tidak mau karena jauh dari rumah, namun akhirnya Mbah Bono mau ikut ke Bandung. Mbah Bono adalah seorang janda, anaknya 2 perempuan dan semuanya sudah berkeluarga. Sejak tahun 2008 itulah Mbah Bono resmi menjadi asisten rumah tangga kami sekaligus pengasuh anak-anak kami. Mbah Bono menganggap Kak Iya dan Dek Daan seperti cucu sendiri. Mbah Bono ini lebih terkenal di perumahan saya dibanding saya hehehehe….karena Mbah Bono gaul. Luar biasa bantuannya bagi keluarga kami. Jujur, saya pribadi agak susah mempercayai orang lain untuk mengasuh anak-anak saya. Kalaupun Mbah Bono ijin, saya pasti memaksakan ijin tidak kerja atau mendatangkan Uti ke Bandung. Namun sejak Uti sakit Herpes dan menyerang syaraf, kami jadi suka bingung kalau Mbah Bono ijin.
Oia…karena sayangnya Mbah Bono ke anak-anak kami, terkadang kami kesulitan ketika mengingatkan anak-anak karena kalau kami marah mengingatkan anak-anak, mereka lari berlindung ke Mbah Bono hehehehe. Sudah 9 tahun Mbah Bono bersama kami..alhamdulillah tidak pernah dan semoga tidak ada konflik antara kami. Karena saya berusaha ngemong dan mengalah (ini pesan Uti ke saya)…hanya apabila diluar aturan keluarga kecil kami, maka kami harus menegurnya dan yang akan maju adalah suami saya. Saya mengenal Mbah Bono sejak saya kecil jadi suka tidak patuh atau sungkan ke saya, kalau dengan Bapak Fajar, Mbah Bono patuh dan sungkan (walau sambil ngedumel atau ngomel-ngomel) hehehehe
Mbah Bono..ternyata tanpa kami sadari, kami sangat bergantung padamu.
Terbukti ketika Mbah Bono ijin kami mengalami kepanikan terutama dalam hal menitipkan anak-anak ketika kami terpaksa tidak dapat mengajukan ijin kerja ke kantor…kalau untuk beres-beres rumah, masih dapat dihandle berdua ama suami dan dirapel di hari Sabtu-Minggu hehehe……dengan usia Mbah Bono yang sudah tidak lagi muda, kami pun harus mulai bersiap apabila sewaktu-waktu Mbah Bono mengajukan resign atau pensiun. Saya masih berharap dan berdoa, Mbah Bono masih bersedia ikut kami sampai anak-anak besar nanti (ngarep.com)
Ada yang pengen tahu, Mbah Bono tuh yang mana????….ini dia Mbah Bono hehehehe (agak susah difoto, selalu tidak mau melihat ke arah kamera)
Tulisan tentang Mbah Bono untuk #1minggu1cerita
Wuah Mbah Bono Hebat banget ya..
Sudah bukan seperti pengasuh tetapi lebih ke seorang Mbah
Salut sama Mbah Bono.. Semoga Mbah Bono sehat selalu ^_^
aamiin..makasih 🙂
wah mbah Bono pasti perempuan hebat. Buktinya jadi repot tanpa dirinya. Semoga selalu sehat Mbah Bono
Aamiin..makasih Abang Phadli…ya begitulah,kerepotan kami tanpa Mbah Bono hehehe