Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaykum kawan-kawan, Alhamdulillah day 14 for 30daysblogchallenge2018
Hey…hey…kawan, hari ini seharusnya tema pokoknya adalah tentang zodiak. Berhubung aku tidak suka membahas tentang zodiak, aku bersyukur oleh Tim Blogger Perempuan disediakan tema pengganti. Daaaaannn..tema pengganti yang aku pilih adalah “Kota-kota yang pernah aku tinggali”. Sebagai anak rantau sejak lulus SMA maka aku pun punya cerita tentang kota-kota yang memberikan warna dan cerita dalam kehidupanku selama hampir 40 tahun ini. Siap kan membaca ceritaku..kita mulai ya (hehehehe).
1.Solo, Jawa Tengah
Solo adalah sebuah salah satu kota administratif yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Solo dalam Kementrian Dalam Negeri lebih dikenal dengan sebutan Kota Surakarta. Solo adalah kota kelahiranku, dimana sejak tahun 1979 aku menjadi warga Solo. Rumah kedua orang tua ku yang terletak di Solo Bagian Utara, selalu menjadi tempat ku berkunjung setiap tahunnya. 19 tahun aku tinggal di Solo dari bayi merah sampai lulus SMA. Kota Solo dengan keunikannya membuat aku bangga menjadi salah satu warganya. Solo yang terkenal dengan Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi dan Nasi Liwetnya merupakan pusat bisnis yang cukup besar di Jawa Tengah. Kota Solo ini menjadi satelit bagi kabupaten dan kota di sekitarnya. Kalo bicara tentang wisata alam, kita tidak akan menemukan nya disini, karena Kota Solo lebih dikenal dengan wisata budayanya. Ada keraton Kasunanan dan keraton Mangkunegaran. Kini Kota Solo sudah mempercantik diri dengan adanya fasilitas wisata keliling berupa Kereta Api Jaladara dan Bus Tingkat Werkudara. Kota Solo juga menjadi pusat pendidikan bagi kota sekitarnya dikarenakan ada kampus UNS dan UMS yang berada di batas kota bagian timur dan barat. Kota Solo juga terkenal dengan wisata batiknya, silakan berkunjung ke kampung Kauman. Dimanapun kini aku berada, sejak tahun 1998 aku meninggalkanmu, hatiku tetap untukmu karena aku tumbuh awal di tanahmu. Love you Kota Solo!
2. Jogjakarta, DIY
Mei 1998, aku mengenal kota baru yang menjadi bagian dari cerita hidupku, yaitu Kota Jogja. Ya, disinilah aku meneruskan pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Berbekal keinginan untuk merasakan kehidupan di kota lain, aku minta ijin kepada kedua orang tua ku bahwa aku ingin melanjutkan sekolah di Jogja. Ibu yang pertama kali berat melepaskan aku, si anak perempuan sulungnya ini, tapi aku sampaikan bahwa aku akan baik-baik saja. Hingga pada akhirnya kami saling beradu doa (hehehehe), doa siapakah yang akan terkabul?…Alhamdulillah doa ku yang terkabul, aku keterima UMPTN di UGM, sehingga aku pun menjadi anak rantau di Jogja. Jarak antara Solo dan Jogja tidak jauh, apabila kita naik KA Prameks hanya kurang lebih 1 jam, apabila kita naik bus kurang lebih 2 jam. 6 tahun lamanya aku tinggal disini menyelesaikan 4 tahun kuliah S1 dan lanjut bekerja di kampus selama 2 tahun. Kota Jogja ini menjadi pacar kedua setelah Kota Solo. Sampai sekarang, aku suka bilang ke Pak Suami, apabila nanti kita sudah pensiun, aku ingin punya rumah dan tinggal di Jogja, dan Pak Suami pun menyetujuinya. Budaya di Kota Solo dan Kota Jogja tidak jauh berbeda, Kota Jogja juga merupakan pusat pendidikan bagi kota-kota sekitarnya. Di Jogja ini pula aku mengenal banyak kawan dari berbagai kota di Indonesia dan ini pula yang kemudian melahirkan impian di diriku untuk bisa mengenal kota-kota lain di Indonesia. Selama bekerja di Jogja, impianku untuk mengenal kota lain itupun terwujud, aku berhasil keliling Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengenal Provinsi Nusa Tenggara Barat, menginjakan kaki di Pulau Bali. Terima kasih Jogja atas kebersamaan kita selama 6 tahun dalam kehidupanku.
3. Jakarta, DKI Jakarta
Setelah ku berkenalan dengan kota Jogja, aku pun mengenal kota yang jauh lebih besar dan itu adalah Ibukota Negara Republik Indonesia tercinta yaitu Kota Jakarta. Aku pun merasakan diri sebagai perantau yang sesungguhnya disini. Mudik yang sewaktu di Jogja aku lakukan setiap 2 minggu sekali, maka sejak pindah ke Jakarta, aku mudik setiap 3 bulan sekali. Kenapa? karena mahal di ongkos Buk. Gaji yang kunikmati di Jogja bak orang kaya, ketika pindah ke Jakarta jadi terasa pas-pas an. Godaan kehidupan duniawi sangat terasa apabila kita tidak mampu menjaga keimanan kita. Aku beruntung mendapatkan lingkungan kost yang positif, walo kadang harus pandai menjaga diri untuk tidak ikutan nongkrong dan jalan-jalan ke mall karena bisa dipastikan ini akan memperburuk keuangan ku (hahahaha). Cukup kaget di awal aku datang ke Jakarta ini, karena biasa menikmati jarak tempuh di Solo dan Jogja yang sangat dekat dan cepat, kini harus bermacet-macet ria dari kost menuju kantor. Banyak teman kerjaku di Jakarta yang mempunyai istilah…”Kerja di Jakarta itu emang banyak duit, tapi jadi tua di jalan”. Akhirnya aku berpikir, sepertinya aku gak mau berlama-lama kerja di Jakarta, gak mau tua di jalan (hehehehe). Pagi berangkat kerja anak belum bangun, pulang kerja sampai rumah anak sudah tidur…ooooohhhhh tidaaaaak. Di Jakarta inilah aku berkenalan dengan calon imamku yang sekarang sudah 12 tahun menjadi suami ku dan menjadi ayah dari anak-anakku.
4. Cikarang, Jawa Barat
Setelah aku bertahan 7 bulan di Jakarta, aku pun menjadi perantau di Kota Cikarang. Kota Cikarang ini terletak antara Bekasi dan Karawang. Cikarang merupakan salah satu kota pusat industri. Banyak pabrik di kota ini. Aku tinggal di sebuah kost yang terletak dalam kompleks Perumahan Jababeka dan bekerja menjadi Estimator di sebuah kantor pengembang perumahan. Aku pun menjalani pacaran jarak jauh dengan Pak Suami yaitu Cikarang-Bandung. Yach, waktu itu Pak Suami tinggal di Bandung. Tidak banyak yang bisa aku ceritakan dengan kota ke-4 ku ini selain cuaca dan temperatur yang panas khas kota industri. Kegiatan yang kulakukan hanya sekitar perpindahan badan dari kost ke kantor, kemudian balik lagi dari kantor ke kost setiap harinya. Rekan-rekan kerjaku disini adalah campuran antara orang jawa dan orang sunda, karena memang Cikarang ini termasuk dalam Provinsi Jawa Barat namun banyak didatangi orang jawa yang merantau disini baik menjadi pedagang maupun pekerja pabrik. Cukup lama aku tinggal disini, kurang lebih sekitar 1.5 tahun. Setelah menikah, aku pun pindah mengikuti Pak Suami.
5. Bandung dan Cihanjuang, Jawa Barat
Taraaaaa…ini adalah kota ke-5 aku yang kutinggali dan memberi warna yang lebih bermacam-macam disini. Bandung..ya Kota Bandung, kota kembang. Dulu aku gak suka dengan orang sunda (maaf bukan rasis ya..tapi ada semacam pengalaman buruk gitu) namun Allah SWT justru menuntunku untuk menjadi warga di tatar sunda ini. Setelah menikah, tahun 2006 aku diboyong oleh Pak Suami ke Bandung, beliau bukan orang Bandung, kami sama-sama dari jawa, namun Pak Suami sudah ada di Bandung sejak beliau kuliah. Jadi tahun 1998 aku ke Jogja, Pak Suami ke Bandung tapi kami pun bukan teman sekolah atau teman main. Kami saling mengenal ya sejak tahun 2005 aku tinggal di Jakarta. (ntar ya kapan-kapan aku cerita pertemuan ku dengan beliau). Di Bandung ini aku masuk sebagai keluarga besar kampus negeri terkenal di Indonesia, sebuah institut yang telah melahirkan para generasi muda yang luar biasa. Selama 12 tahun aku tinggal di Bandung, aku sudah menghasilkan 2 generasi penerus Pak Fajar (hehehehe….duo fajar junior). Sempat 1 tahun mengontrak di kota Bandung, kini kami pun tinggal di rumah kami sendiri di daerah Cihanjuang. Bersama anak-anak kami tumbuh dan bermasyarakat di tatar sunda ini. Apakah ini akan menjadi kota terakhirku? atau kah aku akan diberi kesempatan oleh Allah SWT merasakan tinggal di kota yang lain? Mari kita tunggu dan saksikan, episode kehidupan ku selanjutnya (hehehehe)
Inilah kelima kota yang sudah mewarnai setiap episode kehidupanku. Bagaimana dengan kalian?
Alhamdulillah done for #BloggerPerempuan #BPN30dayschallenge2018
Wassalamu’alaykum
03.12.18
Wah kakak sempat di UGM ya mbak. Brti saya adik angkatan jenengan nih. Hehe
iya..anak angkatan tua niy mbak, angkatan 98 di fakultas teknik. mbak ghina angkatan muda banget pastinya ya, jurusan apa mbak?
Hukum mbaaak. Ah tua muda ndak masalah kalo suka nulis mh *eh
hahahaha..benar sekali itu..oh anak fakultas sebrang timur ya..aku anak fakultas sebrang barat