Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Semakin kesini, sub materi yang dipelajari di level 11 ini semakin berat. Pada hari ketujuh ini, kami mendapatkan paparan tentang “Menjaga diri dari kejahatan seksual”. Kalo bicara tentang kejahatan, rasanya pengen kemana-mana ngikutin anak beraktivitas. Mendidik anak jaman sekarang tuh harus bijak. Di satu sisi pengen anaknya belajar mandiri bersikap namun di sisi yang lain ada kekhawatiran untuk melepas anak beraktivitas. Apa siy yang membuat khawatir?. Apalagi kalo bukan kondisi sosial saat ini dimana marak penculikan, jual beli anak, pemenuhan kebutuhan ekonomi yang tak seimbang dengan lapangan kerja dan lain-lain.
Nah, semalam kami diskusi dengan kawan-kawan dari kelompok 7 yang terdiri dari Teh Sinta, Teh Putri, Teh Dini, Teh Derini, Teh Lestari dan Teh Detin.
****************************************************
#Fenomena Kekerasan Seksual dan Kekerasan Emosional Anak
Dari peta situasi global yang disampaikan oleh kelompok 7 dapat dilihat bahwa kekerasan seksual pada anak laki-laki paling tinggi di angka 16.44% sedangkan anak perempuan sebesar 21.86%. Untuk kekerasan emosional, pada anak laki-laki sebesar 37.44% dan anak perempuan sebesar 41.60%. (Hasil survei pada anak usia 1-17 tahun) .
Sedangkan untuk situasi nasional, berdasarkan hasil penelitian mengenai kekerasan seksual yang dilakukan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Kementerian Sosial, diperoleh hasil sebagaimana berikut:
- 50% kekerasan seksual anak dilakukan oleh anak. Pelaku kekerasan seluruhnya berjenis kelamin laki-laki dengan rata-rata usia 16 tahun. 67% kekerasan seksual dilakukan oleh pelaku melalui paksaan. 30% bentuk kekerasan berupa sentuhan organ sensitif, 26% kasus hubungan badan. Korban kekerasan seksual berada di rentang usia 5-17 tahun. Karakteristik korban 35.44% bersifat pendiam dan pemalu. 45% korban merupakan keluarga cerai/meninggal
Data dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), kasus kekerasan seksual pada anak di tahun 2011 sebanyak 887 laporan, tahun 2020 sebanyak 1.028 laporan. Tahun 2013 sebanyak 1.266 laporan dan tahun 2019 sebanyak 1500-an laporan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang luar biasa besar pada kasus kekerasan seksual pada anak ini.
#Mengapa kekerasan seksual terjadi pada anak-anak?
Karena anak-anak adalah kelompok rentan dan tak berdaya, kemudian menjadikan mereka memiliki ketergantuan yang tinggi kepada orang dewasa. Hal ini menyebabkan pelaku kekerasan seksual mendominasi korban yang berdampak pada sulit dihindarinya kejahatan ini. (sumber: media.meneliti.com).
#Apa siy yang dimaksud dengan Pelecehan Seksual itu?
Pelecehan seksual adalah segala tindakan seksual yang tidak diinginkan, permintaan untuk melakukan perbuatan seksual, tindakan lisan atau fisik atau isyarat yang bersifat seksual. Atau perilaku lain apapun yang bersifat seksual, yang membuat seseorang merasa tersinggung, dipermalukan dan/atau terintimidasi.
#Macam-macam Pelecehan Seksual
- Fisik: berupa sentuhan yang tidak diinginka mengarah ke perbuatan seksual
- Lisan: ucapan verbal/komentar yang tidak diinginkan tentang kehidupan pribadi atau bagian tubuh atau penampilan seseorang, lelucon bernada seksual
- Isyarat: bahasa/gerakan tubuh bernada seksual
- Tertulis/gambar: menampilkan bahan pornografi, gambar atau pelecehan lewat email dan moda komunikasi elektronik lainnya
- Psikologis/Emosional: permintaan/ajakan yang terus menerus dan tidak diinginkan, penghinaan/celaan yang bersifat seksual
#Kekerasan seksual pada anak
Tindakan pemaksaan atau bujukan untuk melakukan kegiatan seksual terhadap anak dengan tujuan kepuasan pribadi pelaku yang dapat terjadi di dunia nyata maupun di dunia maya (online)
#Bentuk kekerasan seksual pada anak di dunia nyata
- Sentuhan atau rabaan terhadap bagian-bagian tubuh pribadi anak
- Memaksa atau membujuk anak agar memperlihatkan bagian-bagian tubuh
- Memaksa melakukan hubungan seksual
- Memperlihatkan alat kelamin terhadap anak
#Bentuk kekerasan seksual pada anak di dunia maya (online)
- Bujuk rayu: mengajak anak berteman menjalin hubungan yang erat secara emosi dan mengarahkan anak melakukan kegiatan seksual
- Pesan-pesan seksual: menerima dan mengirimkan pesan-pesan, foto-foto, video yang bertalian dengan seksual
- Eksploitasi seksual online: mengajak anak-anak untuk berfoto dan membuat video-video porno untuk diperjualbelikan
#Bagaimana anak dapat terlibat dalam kekerasan di dunia maya?
- Menerima ajakan berteman di sosial media dari orang yang tidak dikenal
- Membalas pesan dari orang yang tidak dikenal
- Terlibat bujuk rayu dan menerima pesan seksual dari teman di media massa
- Sering mengunggah foto-foto yang menarik perhatian
- Menerima ajakan untuk bertemu di dunia nyata
#Peran orang tua dalam melindungi anak dari kejahatan seksual
- Pendidikan seks usia dini
- KOMUNIKASI PRODUKTIF
- Ajarkan anak cara melindungi diri
- Ajarkan anak batasan dalam bermedia sosial
#Tanda-tanda anak mengalami kekerasan seksual
- Memperlihatkan perilaku seksual yang mencurigakan
- Terjadi perubahan fisik (luka di bagian genital)
- Menutup diri/malas bergaul
- Murung/suka melamun
- Anak sulit berkonsentrasi
- Keinginan belajar/prestasi menurun
#Dampak kekerasan seksual pada anak

#Apa yang harus dilakukan jika kita mengira bahwa ada anak yang menjadi korban kekerasan fisik atau kejahatan seksual?
- Beri anak lingkungan yang aman agar dia dapat bciara kepada kita atau orang dewasa yang dapat dipercaya
- Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak melakukan apapun yang bersalah, yang bersalah adalah orang yang melakukan hal tersebut kepadanya
- Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisik
- Konsultasikan dengan aparat negara yang dapat dipercaya bagaimana menolong anak tersebut
- Laporkan kejadian ini pada Komisi Anak Nasional
- Jaga rahasia, kejadian dan data pribadi anak agar tidak menjadi rumor yang akan menambah beban dan penderitaan mental anak
- Dalam Undang-Undang Hak Anak, anak yang menjadi korban kejahatan seksual berhak untuk dirahasiakan namanya.
#Apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua untuk mencegah kekerasan seksual?
- Melibatkan anak dalam merencanakan kegiatan keluarga, membuat keputusan dan memecahkan masalah keluarga
- Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan dunia digital
- Meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama
- Mendampingi pada saat anak mengalami kesulitan
- Berkomunikasi, berdiskusi dan berdialog dengan anggota keluarga secara rutin
- Mengingatkan anak agar waspada terhadap kekerasan seksual pada saat sendiri
- Menjalin hubungan yang hangat dan erat dengan anggota keluarga
- Mengajarkan nilai-nilai agama dan norma sosial yang berlaku
- Mengenal teman-teman anak (termasuk di lingkungan sekolah)
Orang tua harus semakin melek ilmu karena perkembangan jaman harus diikuti juga dengan perkembangan ilmu kita dalam mendampingi anak-anak kita. Pendidikan seksual saat ini harus tidak menjadi hal yang tabu lagi dan kita bisa mendiskusikan dengan anak sesuai dengan tahapan fitrah seksualitasnya.
Edukasi yang dapat kita berikan kepada anak dapat dilihat pada link ini. Selain itu kita juga harus berperan aktif, menguatkan keimanan anak, menjadi tempat ternyaman untuk anak dan jangan sepenuhnya menyerahkan anak pada sekolah. Terakhir “Jagalah keharmonisan keluarga kita”
Ya Allah kumohon jagalah anakku ketika penjagaanku tak sanggup menjangkaunya. Aamiin yaa rabb
****************************************************
Hasil diskusi dengan Kakak dan Adek
Semalam aku ngobrol dengan kakak tentang ‘Peran ibu dalam keluarga”. Masih sama medianya ketika aku ngobrol tentang “Peran Ayah dalam keluarga”. Kakak sedikit mikir, namun dia mulai menuliskan peran ibu menurut dia.
- Menjadi contoh untuk anak perempuannya
- Mendukung anak-anaknya
- Orang yang dapat menggantikan kepala keluarga jika Ayah tidak di rumah
- Ibu Rumah Tangga
- Menjadi orang yang paling dekat dengan anak-anaknya
“Ini semua dah ibu lakukan tapi satu yang belum,” kata dia. “Apa itu?” tanyaku. “Menjadi ibu rumah tangga”, jawab dia semangat. Kembali muncul pertanyaan darinya,” Mengapa ibu tidak mau menjadi ibu rumah tangga?”. Duh Nduk, bukannya ibu gak mau jadi ibu rumah tangga. Berapa kali ibu sudah pernah menjelaskan kepadamu alasan dan pertimbangan ibu menjadi ibu bekerja di luar rumah. Namun sepertinya kamu sangat mengidam-idamkan ibumu ini menjadi ibu rumah tangga. Mungkin suatu hari kelak ya Nduk. Aamiin.

Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum
#Gamelevel11 #Tantangan10hari #LearningbyTeaching #Gender #KuliahBunsayIIP #InstitutIbuProfesional #Day7
sumber: Presentasi kelompok 7 dari berbagai sumber