Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Pagi yang berkabut pagi ini aku lalui. Negara bagian Cihanjuang hingga Kerajaan ITB tertutup kabut yang syahdu. Terasa tenang dan indah menikmati perjalanan menuju sekolah Adek dan menuju ke kantorku. Ya Allah, berkahilah langkah kami hari ini. Aamiin. Semalam aku pulang terlambat ke rumah, ada hal yang harus aku selesaikan dulu di kantor. Aku baru beranjak pulang sekitar pukul 18.30 wib dan sampai rumah sekitar pukul 19.30 wib. Berganti pakaian dan istirahat sejenak melepas penat. Kakak ada di kamar sedang membaca buku. Dia meminta aku memegang dahinya. “Ibuu, panas gak dahiku?,”tanya dia. Aku mendekat dan memegang dahinya. “Hangat,”jawab ku. Keluhan sakit tenggorokan dan telinga dia 2 hari lalu berawal dari gejala mau flu dan ternyata semalam dia demam. Aku suruh makan dan minum obat penurun panas, setelah sholat isya aku suruh dia tidur.
Yup, malam ini kelompok kami yang tampil, yaitu genk kelompok 6 yang terdiri dari Aku, Teh Ayu, Teh Isma, Teh Sally dan Teh Sitsoi. Yep, here we come!
****************************************************
“Tugas orang tua mempersiapkan anak menghadapi zamannya. Kita sebagai orang tua, apakah sudah mempersiapkan anak untuk menghadapi era digital saat ini? dan era kedepannya?
anonim
#Apa yang akan kamu lakukan ketika anak kamu menyampaikan “Mamaaaa, aku mau main HP….!”?
Berbagai jawaban diberikan diantaranya “boleh tapi dibatas waktu dan apa yang dibuka di HP”, ada yang jawab “aku mah gak kasih teh”, ada lagi yang jawab “aku kesulitan kalo pas ada agenda di luar rumah teh, anak-anak lain pada main HP, jadi anak-anak ikutan pengen main“, beda lagi jawaban yang lain “aku kerja berinteraksi dengan HP dan laptop jadi anak-anak sudah pasti terpapar dengan kedua benda ini. Tapi memberikan pengertian kepada anak-anak, kapan waktu boleh main? kapan waktu tidak bolehnya?”, jawaban lainnya adalah “kadang dikasih namun ditanya dulu untuk apa? dan dibatasi aplikasi yang boleh dipakai”
Berkaitan dengan gadget terutama HP ini dikaitkan dengan perkembangan jaman saat ini memang agak sulit dipisahkan dalam kehidupan kita. Disini dituntut kebijakan dari peran orang tua dalam mendampingi dan membersamai anak. Orang tua dapat memberikan HP kepada anak selama anaknya sudah paham fungsi HP dan paham pengelolaan waktu penggunaannya serta pastinya masih harus dalam pantauan kedua orang tuanya.
#Apa yang akan kamu lakukan ketika anak kamu menyampaikan “Bunda, teman-temanku udah pada punya HP, aku juga mau bundaaa”?
Tak banyak yang menjawab ini. Kalo pengalamanku, aku tanya dulu ke Kakak. Kebutuhannya untuk apa dulu? Kalo hanya sekadar ikut-ikutan saja lebih baik tidak. Namun kalo memang digunakan buat diskusi dan komunikasi kami ijinkan. Kami sepakat mengijinkan dia memiliki HP ketika di kelas 5 karena kami juga perlu berkomunikasi dengan dia. Namun aturan tetap dijalankan yaitu HP hanya boleh ditaruh di rumah. Dari senin-jumat hanya boleh buat berkomunikasi dengan kami, sabtu-minggu boleh dia pakai untuk berkomunikasi dengan kawan-kawannya.
****************************************************
#Apa itu media digital?
Media digital adalah bentuk dari konten media yang menggabung dan mengintegrasikan data, teks, dan berbagai gambar yang tersimpan dalam format digital dan didistribusikan melalui suatu jaringan seperti kabel serat optik, satelit dan sistem transmisi gelombang rendah
Saat ini, keberadaan media digital sangat dekat di setiap lini kehidupan kita, baik digunakan untuk komunikasi, kolaborasi hingga bekerja. Ada pengaruhnya dalam kehidupan kita, baik yang memberi manfaat maupun mudharatnya. Jadi semua kembali kepada diri kita, seberapa bijak kita menggunakan media digital yang ada saat ini.
#Dampak positif dan negatif media digital secara umum
*) Dampak Positif
- Memberdayakan masyarakat dan memfasilitasi interaksi sosial
- Meningkatkan partisipasi masyarakat dan memfasilitasi terbentuknya berbagai komunitas
- Merevolusi cara bekerja menjadi lebih efisien
- Memfasilitasi pendidikan dan pembelajaran seumur hidup
- Memudahkan berbagai transaksi
*) Dampak Negatif
- Meningkatnya kemudahan dalam penyebaran propaganda dan pelecehan
- Menyebabkan kecanduan
- Merubah ketrampilan sosial
- Anti sosial
#Dampak positif dan negatif media digital bagi anak-anak

#Bijak menggunakan media digital
- Bekali diri dengan ilmu
- Tetapkan aturan
- Jaga privasi diri
- Hanya menggunakan untuk hal-hal yang bermanfaat
- Awasi anak-anak saat menggunakan media digital
- Berdoa agar senantiasa dilindungi Allah dari pengaruh negatif media digital
#Peran orang tua dalam mendampingi anak menggunakan media digital
Di era modernisasi teknologi dan revolusi industri 4.0 ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih. Hal ini membuat kalangan dewasa, remaja dan anak-anak semakin dibuai dengan informasi dan hiburan. Kehadiran teknologi yang menerpa anak semakin meluas, bervariasi dan penuh daya pikat.
Oleh karena itu, peran orang tua semakin dituntut untuk tidak gagap teknologi agar dapat mengontrol dan mendidik anak di era digital. Jangan biarkan anak-anak perselancar sendiri di dunia maya agar anak-anak tidak tersesat jalannya.
MEDIA DIGITAL bak pisau bermata dua, tinggal seberapa bijak kita menggunakannya
Semakin canggih media digital maka semakin “tajam pisaunya”, maka komunikasi internal keluarga dan peran orang tua sangat penting membentengi dari dampak buruk media digital
****************************************************
Hasil obrolan dengan Kakak dan Adek
Semalam kami tidak banyak melakukan obrolan, seperti yang sudah aku ceritakan pada paragraf diawal bahwa semalam kakak demam dan aku ada aktivitas lain. Namun pada kesempatan ini aku ingin menyampaikan tentang obrolanku dengan Kakak yang belum sempat ditulis kemarin tentang peran Ayah dalam keluarga kami.
Seperti yang sudah ditulis oleh Kakak tentang penilaian dia akan peran Ayah di matanya. Dia mengisi 6 kotak yang aku buat, dengan isian:
- Menjadi contoh bagi anak-anaknya
- Memberi kebaikan untuk anak-anaknya
- Pemimpin keluarga
- Yang mencari nafkah
- Menjadi sosok yang membanggakan
- Menjadi orang yang harus dihormati lebih atas
Aku turut bahagia, walaupun Pak Suami berjauhan dengan anak-anak karena LDM, namun di mata anak gadisnya dia tetap sosok yang membanggakan. Ini terlihat juga ketika Ayahnya pulang ke Bandung, apapun dan kemanapun mau sama Ayah – itu permintaan kakak dan adek pada Ayahnya. Ayahnya pun dengan senang hati menuruti permintaan kedua buah hatinya sebagai pengganti waktu yang tak dapat setiap hari dia lalui bersama duo fajar junior.
Pak Suami selalu menyediakan waktu sekadar untuk makan bersama keluar atau memang sengaja diniatkan untuk pergi liburan berempat saja. Bagi beliau itu adalah momen kebersamaan sepenuhnya dengan kami bertiga. Hasil tulisan kakak aku sampaikan ke Pak Suami, dan beliau terharu serta menjawab pesanku dengan kalimat “Alhamdulillah walau ayah masih jauh dari baik dan terus berusaha hijrah”
Tidak mengabaikan atau mengurangi peran Ayah di mata anak-anak walaupun LDM
Aku sebagai partner hidup suami selalu berusaha menghadirkan suami dalam semua keputusan terkait duo fajar junior. Misal: “Ibuuuu, aku mau ikutan kegiatan A ya,” kata Kakak. “Oke, bentar ya, kita tanya ke ayah dulu, kita minta pendapat ayah dulu ya,” jawabku. Jadi anak tetap merasa bahwa pengambilan keputusan tertinggi adalah Ayah sebagai kepala keluarga walaupun beliau tak selalu ada di samping kami.
Setiap pulang ke Bandung, Pak Suami juga selalu menyempatkan diri ngobrol dan diskusi dengan Kakak serta Adek. Entah menanyakan tentang sekolah, pelajaran, atau kebiasaan harian. Satu hal yang paling bikin kakak kangen dengan ayahnya adalah kebiasaan Pak Suami yang mendampingi kakak mengaji. Semoga Allah SWT segera mengijinkan kita untuk dapat berdekatan kembali ya Nduk. Aamiin yaa rabb.
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
#Gamelevel11 #Tantangan10hari #LearningbyTeaching #Gender #KuliahBunsayIIP #InstitutIbuProfesional #Day6
Sumber: presentasi kelompok 6