Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Semakin menuju akhir tantangan, sub materi yang kami pelajari semakin “mengerikan”. Kenapa? Karena setelah pembelajaran gender, aqil-baligh, pengaruh media digital saat ini, kejahatan seksual, maka hari ini kami sampai pada penyimpangan seksualitas. Perkembangan jaman sudah tidak dapat dihindari lagi dan peran orang tua harus semakin kuat dalam pendampingan pada anak-anak. Bukan hal yang berat namun juga bukan hal yang ringan, karena kejahatan saat ini sudah semakin marak.
Presentasi sub materi ini disampaikan oleh kawan-kawan dari kelompok 8 yang terdiri dari Teh Neni, Teh Lia, Teh Nur, Teh Melani, Teh Ina.
****************************************************
#Apa itu Penyimpangan Seksual?
Berdasakan penelitian yang telah dilakukan, perilaku ini bukan bawaan lahir tetapi penyakit kejiwaan akibat salah satu dan salah budaya atau gaya hidup. Minimnya pengasuhan dan pendidikan fitrah seksualitas anak dari orang tuanya.
#Apa saja jens penyimpangan seksual?
*) LGBT
L-Lesbian (seorang perempuan yang tertarik dengan perempuan lain). G-Gay (seorang pria yang tertarik dengan pria lain atau sering dipakai untuk menggambarkan homoseksual). B-Biseksual (orang tertarik baik kepada pria dan perempuan). T-Transgender (orang yang identitas gendernya bukan laki-laki dan perempuan atau berbeda dengan yang biasa ditulis dokter di sertifikat kelahiran.
Dalam agama Islam (dan kepercayaan lain), LGBT tidak sesuai dengan ajaran agama dan merupakan sebuah kelainan/penyakit kejiwaan. Pelaku LGBT ini TIDAK BOLEH diolok-olok apalagi dihina, namun justru dianjurkan kepada kita untuk dirangkul, diayomi dan disembuhkan. (Bisakah kita melakukannya? – aku sendiri belum sanggup).
Solusi psikologi dan kedokteran yang dapat dilakukan oleh pelaku LGBT adalah sebagai berikut:
- Menjauhi segala macam yang berkaitan dengan LGBT misalnya teman, klub, aksesoris, bacaan, dsb.
- Merenungi bahwa LGBT masih belum diterima oleh masyarakat dan meyakini bahwa LGBT penyakit yang harus disembuhkan
- Terapi sugesti
- Berusaha melakukan kegiatan dan aktivitas khas jenis kelamin asalnya
- Terapi hormon
- Mencari dukungan semua pihak, keterbukaan dan menerima masukan
Bimbingan Islam untuk LGBT adalah sebagai berikut:
- Tulus berdoa kepada Allah SWT untuk memohon kesembuhan, di waktu dan tempat yang mustajab
- Segera bertaubat kepada Allah SWT
- Menyadari bahwa LGBT adalah dosa besar dan dilaknat pelakunya (Qs. An-Naml: 54-55)
- Menjauhi segala sesuatu yang berkaitan dengan LGBT
- Jangan sering menyendiri, minta dukungan keluarga dan orang terdekat serta tetap bergaul dengan masyarakat
- Menjauhi makanan yang haram
LGBT ini 70% dipengaruhi oleh lingkungan, 3-5% oleh genetik dan sisanya karena salah pengasuhan dari masa lahir sampai remaja.
*) Seks Bebas
Perilaku seks bebas di kalangan remaja saat ini sudah kelewat batas. Pacaran yang dibumbui dengan hubungan suami istri merupakan hal yang biasa terjadi. Akibatnya kasus hamil di luar nikah dah aborsi juga meningkat. Ada juga yang tidak mau aborsi karena takut berisiko, akhirnya memutuskan untuk melahirkan, tapi anaknya dibuang begitu saja.
Solusi apa yang dapat kita berikan kepada pelaku seks bebas ini?
- Orang tua turut ambil bagian dalam menentukan pergaulan anak
- Ajak anak bergaul di komunitas baru yang lebih baik
- Memberi pendidikan seks yang tepat agar kejadian seks bebas/hamil di luar nikah tak terulang lagi
- Jika sudah terjadi, ajak anak untuk berpikir dan diskusi tentang langkah yang diambil serta membuat kedua belah pihak nyaman.
*) Eksibisionisme
Eksibisionisme merupakan asal kata dari Exhibit yaitu memamerkan atau menunjukan. Penyimpangan perilaku ini adalah perilaku yang selalu memamerkan hal yang biasanya tertutup di khalayak umum. Misalnya: payudara, alat kelamin, atau pantat. Hal ini tersebut dapat memicu dan mengundang hasrat orang-orang dari sekelilingnya.
Salah satu solusi yang dapat ditempuh untuk mengobati penyimpangan ini adalah konsultasi dengan psikolog meliputi:
- Meningkatkan empati terhadap korban
- Manajemen rasa marah
- Teknik meningkatkan harga diri (self love)
- Mengelola hasrat seksual
- Belajar menjalin relasi sosial secara sehat
*) Pornografi
Pornografi disebut juga sebagai NARKOLEMA (Narkoba Lewat Mata). Penyimpangan ini dapat merusak 4 hormon dalam tubuh manusia, yaitu Dopamine, Sertononin, Oksitosin dan Neuropiniphirn. Solusi yang dapat dilakukan ialah konsultasi dengan psikolog, atau orang tua melakukan beberapa hal sebagai berikut:
- Membuat kontrak terapi dengan anak bahwa dalam kurun waktu 90 hari anak harus menjalani terapi bebas pornografi.
- Menyusun kesepakatan dengan anak agar tidak memegang HP Android dan menggantinya dengan HP Non Android bila memang harus menjaga komunikasi harian. Apabila di rumah ada PC, jangan membiarkan anak bermain sendirian.
- Membangun kesadaran dalam diri anak bahwa menonton konten pornografi adalah maksial dan merusak jiwa.
- Mengajak anak untuk melakukan alternatif kegiatan lain, seperti ibadah harian shalat fardhu di masjid, membaca Al Qur’an, shalat sunah dan lain-lain.
- Semakin meningkatkan doa agar Allah SWT menolong dan melindungi sang anak.
#Solusi dan Pencegahan yang dapat kita lakukan terkait penyimpangan seksual
*) Solusi dalam Faktor Internal
- Memaksimalkan peran orang tua dalam membersamai anak, antara lain dengan mendoakannya selalu, mendampingi setiap fase perkembangan anak, menjadi teman baginya, tidak memberikan kebebasan penuh, dan lain-lain
- Menguatkan pondasi agama
- Melatih kemampuan anak dalam berinteraksi sosial dan menjaga diri
- Berikan alternatif kegiatan dan lingkungan
*) Solusi dalam Faktor Eksternal
- Memberikan lingkungan pergaulan yang baik, mendekatkan dengan masjid dan ilmu agama
- Mengontrol penggunaan gadget
*) Pencegahan
Agar kecenderungan seksual dalam diri anak mengalir dengan tenang tanpa gangguan eksternal yang dapat menyebabkannya melenceng dari perilaku yang lurus, Islam menjaga anak-anak dengan memberinya perintah dan larangan. Hal itu dilakukan agar kecenderungan seksualnya menjadi terarah, sehingga tetap dapat menjadi pribadi yang proporsional dan suci tanpa penyelewengan. Bersih tanpa ada sesuatu yang mencemarinya.
- Melatih anak meminta ijin ketika memasuki rumah atau kamar orang tua
- Membiasakan anak menundukkan pandangan dan menutup aurat
- Memisahkan tempat tidur anak
- Melatih anak tidur dalam posisi miring ke kanan
- Menjauhkan anak dari ikhtilat bersama lawan jenis
- Mengajarkan kewajiban mandi janabah ketika anak mendekati baligh
- Menjelaskan perbedaan jenis kelamin & bahaya zina ketika anak mendekati baligh
- Menganjurkan pernikahan dini pada anak, disertai dengan usaha untuk mengamankan kehidupan finansial dalam keluarga
#Diskusi
Dimulai dengan pembahasan tentang makna “Penyimpangan” dan apa yang kita rasakan ketika melihat penyimpangan. Studi kasus #1 dibuka dengan gambar “Reynhard Sinaga”. Mahasiswa Indonesia yang kuliah di Inggris dan menjadi predator seks kelas kakap disana (naudzubillahi min dzalik). Pendidikan tinggi dan anak orang kaya namun menjadi predator seks. Sebuah kasus yang sangat ironis bukan?
Studi kasus #2 tentang sopir taksi online yang mengalami penyimpangan seksual menjadi ekshibisionisme. Perilaku dan kehidupannya nampak normal namun siapa sangka kalo dia adalah pelaku penyimpangan seksual.
Studi kasus #3 adalah kehidupan seorang gadis usia 16 tahun yang merupakan aktivis Rohis di sekolahnya namun ternyata dia menderita penyakit seksual karena aktif melakukan hubungan badan dengan pacarnya (ini mengerikan dan aku langsung ingat dengan kakak – anak sulungku..hiks).
Semua kasus yang dibagikan dapat dilihat bahwa ketika mengalami kekurangan perhatian dan pendampingan kedua orang tua dalam membangkitkan fitrah seksualitasnya. Yuk ah peluk anak-anak kita semuanya.
Melindungi lebih baik daripada mengobati. Merekayasa lingkungan yang baik bagi anak pada masa kecilnya, 1000 kali jauh lebih mudah daripada menyelamatkan anak yang sudah terlanjur masuk dalam lingkaran pertemanan yang rusak
Dr. khalid ahmad syantut
Materi keren yang pastinya akan aku diskusikan dengan kakak untuk pencegahannya.
****************************************************
Hasil diskusi dengan kakak
Semalam aku baru memulai diskusi dengan kakak tentang ‘AQIL-BALIGH’. “Kak, tahu artinya Aqil gak?”, tanyaku. “Tahu, artinya berakal atau memiliki pengetahuan, ” jawabnya. “Kalo Baligh?”, lanjutku. “Baligh itu ke fisik. Aqil itu lebih ke arah ilmu, sedangkan Baligh itu perubahan pada diri kita,” lanjut dia. Hmmm, okey. Aku tunjukkan tulisan kawan-kawan dan diskusi yang sudah kuketik ulang di blog. Aku bertanya lagi kepadanya “Dari tanda-tanda itu mana yang sudah kakak alami?”. “Hmmm, baru 1 aja. karena aku gak mimpi basah dan belum haid apalagi hamil serta belum berusia 15 tahun,” jawabnya. Dari sisi pemahaman, kakak sudah mempunyai bekal yang pas sesuai usianya. Semoga kamu dapat tumbuh dan kembang sesuai tahapan fitrah seksualitasmu ya Nduk. Aamiin.

#Gamelevel11 #Tantangan10hari #LearningbyTeaching #Gender #KuliahBunsayIIP #InstitutIbuProfesional #Day8
Sumber: Presentasi kelompok 8