Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Kalo bicara terkait makanan favorit, de’Fajar Family ini memiliki selera makanan yang berbeda. Aku dan Pak Suami suka yang berkuah, Duo Fajar Junior suka yang kering. Untuk menu berbuka, kami tidak memiliki menu khusus. Prinsipnya adalah berbuka sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Air Putih
Ini adalah benda paling wajib ada setiap berbuka. Selama bulan ramadhan ini yang bertugas menyiapkan air putih adalah Kakak. Air putih diisikan dalam 2 tumbler ukuran 1 L dan 600 ml. Tumbler ukuran 1 L untuk aku dan Kakak sedangkan tumbler ukuran 600 ml untuk Kakak dan Adek. Yup, Kakak ini menguasai 2 tumbler ini. Air putih kami sediakan banyak agar tidak perlu bolak-balik ke dapur untuk mengambil air putih. Ukuran 1 L ini bisa habis sampai waktu sahur. Ya bisa dijadikan patokan ukuran minum air putih. Kakak menyiapkan air putih setiap menjelang waktu berbuka.
Duo fajar junior ini paling susah apabila disuruh minum air putih. Sistem tumbler ini dilakukan agar mereka suka minum air putih, dan alhamdulillah selama bulan ramadhan ini mau. Kemauan mereka minum air putih ini dilakukan dengan sedikit “pemaksaan” – hehehehe. Setiap mereka akan minum produk minuman yang lain semisal susu, mereka harus minum air putih terlebih dahulu. Apakah mereka melakukannya dengan bahagia? Tentu tidak rosalinda – hehehehe. Mereka akan beranjak minum air putih dengan sedikit mengomel..“Ibuuuuu ih, mau minum susu dulu baru minum air putih”.
Kurma
Selanjutnya adalah kurma. Yup, selama bulan puasa ini kurma wajib ada di rumah kami. Sebenarnya terkait kurma ini, baru beberapa tahun ini terbiasa kami lakukan. Pada jaman dulu kala (kayak cerpen aja ya), setiap waktu berbuka kami langsung tancap gas untuk mengkonsumsi kolak candil atau es campur yang biasa kami beli di jalan sepulang kerja. Hmmm, sepertinya ini korban lapar mata melihat jajanan pinggir jalan yang dijual oleh pedagang musiman selama bulan ramadhan kawan – hehehehe.
Kakak tidak menyukai kurma, kata Kakak…“Ibu, manis banget di mulut ini, kayak minum madu”. Kalo Adek, belum mengenal kurma, makanan favorit berbuka dia adalah biskuit. Aku dan Pak Suami paling suka dengan kurma sukari karena kulitnya yang kering dan tidak terlalu manis. Namun kemarin aku mencoba kurma ajwa yang katanya ini adalah kurma nabi. Hmmm, kalo dari rasa siy aku tidak bisa membedakannya, karena menurut aku sama saja rasanya (atau memang akunya yang gak paham dengan per-kurma-an ya).
Makanan pelengkap yang lain
Kalo terkait makanan pelengkap yang lain, biasanya aku beli kolak candil atau kadang Mbah Bono masak kulak sendiri. Tergantung kondisi saja siy. Namun selama bulan ramadhan ini, aku sangat jarang jajan. Pertama, aku tidak terlalu tertarik untuk jajan. Kedua, makanan suka bersisa karena anak-anak gak suka dan kami sudah merasa kenyang. Sayang kan kalo terbuang. Jadi ya kami makan makanan yang ada di rumah saja. Toh, setelah sholat maghrib/Isya kami sudah makan besar.
Sadar gak siy? Saat kita berpuasa, kita seolah pengen membeli berbagai macam makanan namun pada saat akan berbuka, makan sedikit saja rasanya sudah kenyang sekali. Ini kali ya yang dinamakan dengan kondisi lapar mata berpengaruh pada pemborosan. Jadi ya paling tepat adalah memilih makanan berbuka sesuai dengan kemampuan dan kapasitas perut saja, tidak boleh berlebihan karena akan terbuang sayang. Setuju kan?
“Biasanya Rasulullah SAW berbuka puasa dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat Maghrib. Jika tidak ada ruthab maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa teguk air”
HR. Abu Daud
Nah kan, anjurannya sangat sehat dan jauh dari pemborosan.
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
