Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Hai gaes, pa kabar? Sehat dan bahagia kan semuanya. Harus dong. Bahagia itu kunci pertama dan utama untuk memulai hari agar lebih indah dan lancar. Bagaimana cara agar kita dapat bahagia? Bersyukurlah atas apa yang sudah kamu terima hari ini dan kemarin, seperti masih bisa membuka mata di pagi hari, masih bisa menghirup oksigen secara gratis dan masih banyak nikmat dan karunia Allah SWT yang wajib kamu syukuri. Okeh, hari ini kita akan ngobrol ringan masih tentang gaya belajar. Setelah kita mengenal beberapa gaya belajar anak, yuk kali ini kita belajar melakukan pengamatan. Dimulai dengan bekal apa dan bagaimanakah kita menjadi detektif bagi anak kita? Kita mulai dari yang pertama ya, yaitu:
Kenali Kekuatan Anak Kita
Hari ini kita bahasa satu dulu ya, selanjutnya kita teruskan lagi besok (niat banget niy cari bahan buat tulisan – hehehehe). Okeh, kembali ke laptop. Siapa disini yang pertama kali mendapatkan tugas ini mengalami kebingungan? Acungkan jarinya! (Akuuuuuuuu 🙋♀️). Jangan-jangan hanya aku saja yang mengalami kebingungan niy (hehehehe). Dari beberapa referensi yang aku coba selancari. Ada salah satu sumber yang bagus. Menurut Mel Levine M.D, co-founder All Kind of Minds, bahwa kita harus membuka mata dan telinga lebar-lebar untuk mengetahui gaya belajar anak kita secara tepat.
Kali pertama kita harus tahu kekuatan anak kita. Dari kekuatan anak kita ini kita akan tahu tipe anak kita, apakah tipe petualang, tipe filsuf, tipe analitik, tipe pencipta atau penyair. Lalu bagaimana kita bisa melihat tipe anak kita termasuk yang mana? Kita harus cermat dalam melihat karakternya. Hmmm, ribet? Nampaknya memang seperti itu, namun sebagai seorang ibu pasti kita hafal dengan karakter anak kita. Kayak kakak dan adek itu sangat berbeda. Kakak masih bisa lebih fokus dan diam dibanding adek. Adek juga tidak mudah untuk dinasehati saja sehingga pendekatan yang dilakukan pun berbeda.
Okeh, itu dulu ya, kita lanjutkan lagi besok. 😊
Kegiatan bersama Adek
Semalam kami menikmati dengan bermain-main saja. Adek dan kakak sedang bermain peran. Dia sedang menirukan ayah yang menyetir mobil. Adek menggendong tas sekolahnya dan kakak mengikuti di belakangnya. “Dek, sedang main apa?,” tanya ku kepada Adek. “Sedang nyetir mobil kayak ayah,” jawab dia. Kakak menyela dan protes “Ini bukan mobil, ini naik motor Dek,”. “Bukaaaaaan, ini sedang menyetir mobil bukan motor,” Adek gak terima diprotes. Jadi ceritanya Adek memainkan alat senamku yang berupa bulatan.
Di benak adek itu seperti setir mobil, maka dia protes ketika dibilang sepeda motor. Kalo kakak melihatnya pegangan alat senamku yang ada di samping bulatan dimana bentuknya seperti pegangan stang motor. Yup, dua anak ini memiliki imajinasi yang berbeda. Ya apapun imajinasi kalian, yang penting tidak berantem. Adek masih kuat di visual dan kinestetiknya. Auditorinya masih belum nampak jelas, masih kadang muncul, kadang menghilang.

Catatan Pembelajaran hari ini
Aku belum yakin dan menemukan gaya belajar Adek namun hal paling mudah mendampingi dia adalah melalui media gambar dan tidak boleh disuruh duduk manis terlalu lama (jiwa kinestetik masih menguasainya). Dia suka mengikuti dendang lagu namun karena artikulasi bicara Adek masih belum maksimal terkadang syairnya jadi kacau (hehehehe).

Kenali kekuatan anak kita untuk mengetahui gaya belajarnya
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
- #Hari12
- #Tantangan10hari
- #GameLevel4
- #GayaBelajarAnak
- #KuliahBundaSayangIIP
- @Institut.Ibu.Profesional
Referensi: https://www.ibupedia.com/artikel/balita/4-gaya-belajar-anak-dan-bagaimana-mengarahkannya