Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Seorang ibu itu harus cerdas. Kenapa? Ya karena dia adalah sekolah bagi anak-anaknya. Bagaimana jadinya kalo ketika anak bertanya atau meminta tolong, seorang ibu malah bengong atau tidak peduli? Hmmm, pastinya suasana keluarga gak ada arah yang baik bukan?. Pendidikan yang ditempuh oleh seorang ibu tidak harus formal yaitu melalui jenjang pendidikan di sekolah formal. Setiap hal dan lingkungan dapat menjadi sekolah yang baik bagi seorang ibu dalam belajar. Ibu yang cerdas biasanya akan menjadi ibu yang kreatif (ini pendapat aku loh ya, kalo setuju silakan, kalo gak setuju ya jangan mencak-mencak apalagi ngamuk ya).
06 Januari 2020
Minggu pagi, Pak Suami memberi kabar bahwa beliau sudah mendarat dan sampai di Melbourne dengan selamat. Alhamdulillah. Saatnya mamak-mamak ranger ini beraksi kembali. Aku harus melepaskan kemanjaanku yang muncul ketika Pak Suami ada di rumah. Pak Suami selalu siap mengantar dan menjemput kemanapun aku ingin pergi. Nah, kalo LDM dah dimulai lagi, ya siap-siap beraksi sendiri lah. Baju kebesaran mamak-mamak strong pun kusandang kembali.
Sepulang dari acara khataman di masjid, kakak memberi tahu bahwa senin ada tugas membawa bahan-bahan untuk mata pelajaran IPA. “Ibuuuu, besok aku ada tugas,” kata Kakak. “Tugas apa?,” sahut ku. “Aku harus membawa kawat tembaga dan paku,” lanjut Kakak. Kakak menunjukan gambar rangkaian kawat tembaga dan paku dari buku mata pelajaran IPA nya. Hmmmm, aku berpikir dimana nyarinya ya? Akhirnya aku putuskan untuk ke toko alat listrik.
Hasil di toko alat listrik
Ketika di toko alat listrik dekat rumah, aku bertanya ke penjaganya,”Pak, ada jual kawat tembaga gak?”. Pak Penjaga Toko menjawab,”Gak ada, ibu coba ke tukang accu yang ada di pengkolan bawah aja, dekat pemkot. Dia biasanya jual kawat tembaga bekas uliran accu yang dijual kiloan gitu”. Aku berpikir, jalan ke bawah macet dan aku gak mau bermacet-macet ria tapi kakak membutuhkan kawat itu. “Pak, kalo disini jual kabel yang di dalamnya kawat tembaga gak?,” tanyaku. “Ada, tapi kan jatuhnya mahal bu, kalo ibu hanya perlu kawat tembaganya aja,” jawab Pak Penjaga Toko. “Gak papa pak, saya hanya perlu 1 meter kok untuk prakarya anak saya di sekolah,” aku meyakinkan dia lagi. “Gak sayang bu?,” Pak Penjaga Toko masih meyakinkanku lagi. “Harga 1 meter kabel berapa pak?”, aku balik bertanya. “Rp. 5 ribu buk,” jawab dia. “Gak papa pak, saya beli 1 meter,” sahut aku.
Akhirnya diskusi kami berakhir dengan 1 meter kabel aku beli. “Pak, ini buka lapisan kabelnya mudah kan?” tanyaku. “Bagian luarnya saja yang agak sulit, tapi dalamnya mudah,” jawab Pak Penjaga Toko. Well, aku pulang membawa 1 meter kabel yang di dalamnya ada kawat tembaganya. Sesampainya di rumah, aku meminta kakak untuk melepas lapisan kabelnya. Dan jadilah hasil akhirnya seperti ini:

Kalo untuk kebutuhan 1 meter kabel rasanya solusi ini masih mudah dan murah deh -hehehehe. Yang penting kakak bisa mendapatkan bahan untuk tugasnya besok.
Kreativitas itu murah
Alhamdulillah, wassalamu’alaykum.
#thinkcreative
#kuliahbundasayangIIP
#tantangan10hari
#institutibuprofesional
#gamelevel9
#day6