Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Malam-malam hujan. Hmmm, ini adalah suasana yang diinginkan sebagian orang mungkin ya, termasuk aku. Tapi hujannya jangan deras, cukup gerimis rintik-rintik gitu jadi membuat perut lapar dan berselimut ria. Anak-anak juga biasanya jadi damai dengan meringkuh kalem disampingku. Selalu menyenangkan kalo sudah kruntelan dengan anak-anak tuh, suasana dingin bisa berubah menjadi hangat.
07 Januari 2020
Sepulang aku dari kantor, sepanjang jalan memang sudah gerimis namun masih belum begitu deras. Sesampainya aku di rumah, gerimis mulai rapat. Hmmm, perutku langsung berbunyi “kruk-kruk-kruk“. Suara ayam mulai protes di dalam perut. Emang ada hubungannya ya antara gerimis dengan lapar. Gak ada lah. Tapi biasanya aku tuh kalo di kantor seharian banyak yang perlu dipikirkan, sesampainya di rumah langsung terasa lapar lagi. Nah, ini godaannya kalo pas diet. Gimana caranya mengatasi perut lapar di malam hari tapi gak akan nambah gendut?
Ternyata, duo fajar junior sedang beli sate ayam yang biasa keliling kompleks. Ibunya sedikit terpancing ingin beli juga tapi berusaha ditahan-tahan dan membeli nyemil buah aja. Mereka sangat menikmati sate yang mereka beli (ibunya tetap aja mupeng pengen banget). Selesai makan Kakak mulai melanjutkan belajarnya di kamar. Adek masih bertahan di ruang TV dan mulai menggelar mainannya. Ibu harus berada di tempat yang bisa melihat keduanya karena selalu jadi rebutan minta ditemani ama ibu.
Kakak ambil kertas trus bilang ke adeknya. “Daanish, sini,” kata Kakak. Adek langsung mendekati kakaknya. Kakak nampak sibuk melingkarkan kertas di kepala adeknya. Tak berapa lama, mulai mengambil gunting dan selotif. Trus ditulis-tulis juga dan akhirnya jadilah sebuah karya yaitu ikat kepala dari kertas dengan tulisan nama adek di depan. Adek senang sekali memakai ikat kepala kertas itu. Kakak masuk ke kamar. Adek sibuk menyiapkan mainan dan minta kertas. “Ibuuuuu, aku mau kertas,” pinta Adek.
Jreeeeeengggg…Adek berkreasi
“Ibuuuuuu, mau beli sate ayam atau sapi?” tiba-tiba Adek mendekatiku sambil membawa kertas dan pensil. Oooo, rupanya dia bermain peran menjadi pedagang sate -hehehehe. “Loh, satenya pake apa?,” tanya Aku. “Pakai ini lah, kertasnya dilipat-lipat dulu,” jawab Adek. “Trus itu truk kecilnya buat apa?”, tanya aku lagi. “Buat tempat minumnya,” jawab Adek santai.

Baiklah Nak, mari kita lanjutkan bermain perannya.
Kreativitas itu membahagiakan
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
#thinkcreative
#kuliahbundasayangIIP
#tantangan10hari
#institutibuprofesional
#gamelevel9
#day7