Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan-kawan.
Januari…nama bulan yang muncul pertama kali di setiap tahun masehi. Nah, kali ini apa yang kami lakukan ya untuk mengisi bulan Januari ini bersama keluarga. Wait…tanggal 3 Januari 2019 kemarin sudah di-launching salah satu film Indonesia yang baru dengan genre cerita keluarga. Hayooo..sapa yang tidak pernah mendengar bahkan menonton serial Keluarga Cemara?…cung jari nya. Serial TV Keluarga Cemara ini dulu dibintangi oleh Adi Kurdi sebagai Abah, yang lainnya kagak hafal euy Ceu.
Sabtu kemarin tanggal 12 Januari 2019, aku ajak duo fajar junior dan ditemani oleh bulik tuti ke CGV PVJ untuk nonton film Keluarga Cemara. Dengan harga tiket Rp. 55 ribu plus beli cemilan berupa popcorn manis dan ice milo. Memilih kursi di deretan huruf K dengan urutan angka dari 7-10 kami pun bersiap duduk dengan manis. Penonton tak banyak hari itu, mungkin karena sudah hari kesekian diputar film ini jadi ya sudah mulai berkurang penontonnya. Tak apalah, setidaknya udah gak antri lagi dan serasa punya movie theater pribadi gitu lah. Bersama kami ada beberapa rombongan keluarga, beberapa baris di atas kami dan beberapa baris di bawah kami. Okeh..lampu mulai sedikit digelapkan dan barisan iklan di layar mulai menampilkan diri.

Film ini mengisahkan tentang keluarga Abah dan Emak. Keluarga Abah yang awalnya kaya kemudian bangkrut dikarenakan kesalahan ipar nya yang salah dalam berbisnis property sehingga semua aset yang dimiliki perusahaan Abah harus disita untuk membayar hutang. Abah membawa keluarganya ke kampungnya di Bogor untuk sementara waktu. Abah berbekal bantuan dari temannya yang seorang pengacara berusaha memenangkan kasus ini di pengadilan demi menyelamatkan harta dan keluarganya. Namun, dikarenakan adanya berkas surat kuasa yang ditandatangan oleh Abah dan hal ini menjadi pemberat di pengadilan, maka menjadikan Abah kalah di pengadilan. Setelah kalah untuk memenangkan perkara tersebut di pengadilan, maka Abah tidak dapat lagi menyelamatkan hartanya dan terpaksa akan lebih lama lagi bahkan akan menetap selamanya di kampung.
Inti dari film ini dimulai pada kehidupan keluarga Abah di kampung. Perubahan dari kehidupan yang kaya dan serba tercukupi kemudian harus hidup di kampung dengan standar yang berbeda serta Abah yang kehilangan pekerjaan harus mencari pekerjaan yang baru untuk menghidupi keluarganya.
Abah dan Emak Euis dan Ara
#Bagusnya film ini menurut aku
Aku suka dengan karakter para pemain dalam menjalankan penokohannya. Ada pemain utama dan pemain pembantu yang aku suka, yaitu:
Abah, diperankan oleh Ringgo Agus Rahman. Ringgo yang biasa bermain kocak disini harus berakting serius sebagai Abah yang sangat bertanggung jawab dan peduli kepada keluarganya. Sewaktu Abah marah dengan dirinya sendiri namun diperlihatkan di depan Emak, Euis dan Ara gara-gara Ara dan Euis mengambil sertifikat rumah yang sudah dipegang oleh Tante Pressi yang diperankan oleh Maudy Koesnadi, pada adegan ini aku ikut menangis (dasar ya aku ini cengeng sekali…hiks). Betapa terlihat sikap perjuangan seorang Abah yang ingin mengembalikan kehidupan keluarganya seperti sedia kala, yaitu kembali tinggal di Jakarta agar anak-anaknya tidak mengalami perubahan lingkungan sosial.
Emak, diperankan oleh Nirina Zubir yang memang pas sekali memerankan tokoh Emak ini. Emak yang bijak dan sabar dalam menghadapi Abah, Euis dan Ara. Emak yang setiap hari menciptakan kenyamanan di dalam rumahnya demi membawa seluruh keluarganya untuk dapat menerima kondisi baru. Emak yang mempunyai keahlian membuat opak. Ada sebuah adegan dimana Emak mengajak ngobrol Euis yang haid pertama kali sehingga emosi dan meluapkannya ke Abah, terlihat sabar dan bijaknya Emak.

Euis, yang diperankan oleh Zara personil JKT, seingat aku Euis yang dulu di serial itu cerewet namun di film ini Euis terlihat pendiam dan tak banyak bicara. Euis sangat memahami kondisi Abah dan Emak serta sangat sabar kepada Ara. Ara, yang diperankan oleh Widuri adalah seorang anak kecil yang masih polos, periang dan polos. Ada becak yang selalu digunakan Abah di serial TV dulu.

Pemeran pembantu yang lain dan membuat film ini tidak terlalu serius adalah Ceu Salmah yang diperankan oleh Asri Welas dan Romli yang diperankan pemeran baru (lupa nama tokohnya hehehehe). Ceu Salmah yang lucu dan ceplas-ceplos sangat dekat dengan keluarga Abah.
#Kurangnya film ini menurut aku
Mungkin karena pertimbangan durasi menyebabkan cerita terasa terpotong-potong dengan sambungan yang kurang smooth sehingga terasa sekali perpindahan dari kejadian per kejadian. Hal ini menjadikan untaian cerita terasa cepat dan terburu-buru. Namun secara keseluruhan sangat menghibur eh salah cukup membuat baper (bagi aku terutama hehehehe).
#Pesan yang dapat diambil dari film ini
- Setiap anggota keluarga dipersiapkan untuk menghadapi segala kondisi dimana dapat terlihat dari Euis dan Ara tidak berontak dan marah kepada Abah dan Emak
- Setiap anak dididik sesuai usianya, Abah dan Emak memperlakukan Euis dan Ara sesuai usia mereka
- Berusaha tidak marah di depan Ara yang memang di usianya belum paham permasalahan hidup
- Apapun kondisinya, keluarga tetap prioritas dan kebersamaan seluruh anggota keluarga dalam menghadapi masalah keluarga diutamakan
- Menjalin hubungan baik dengan tetangga dan sahabat
Well itulah kegiatan kami mengawali tahun 2019. Memulai dengan menonton film keluarga sesuai dengan visi dan misi keluarga kami yaitu “KELUARGA yang UTAMA”. Nah…sapa niy yang mau mendengar dan melihat soundtrack yang dinyanyikan oleh BCL?…silakan lihat pada tautan berikut ini https://youtu.be/SVsEdZseq3o
Alhamdulillah, wassalamu’alaykum kawans.
PR nih pengen nuntun film ini dari kemaren blm kesampean juga, plus baca reviewnya nambah pengen nuntun… aaahhh nostalgia pisan filmnya
sok atuh ajak nandut ke bioskop