Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Nah, kita lanjutkan ya ceritanya. Sebelum masuk ke cerita perjalanan kami pada hari ke-4, aku mau cerita edisi iklan dulu sekarang. Kali ini aku akan bercerita tentang 3 buah stasiun besar yang ada di Kota Melbourne. Jadi gaes, di Kota Melbourne itu ada istilah City Loop. Kalo soal City Loop ini aku membaca via Wikipedia ya karena Pak Suami juga gak hafal sejarahnya. Pas aku nanya beliau, eh..malah dikasih link wikipedia heheheh -baiklah.
City Loop, Loop sendiri kan artinya lingkaran, jadi maknanya ya Lingkaran Kota. Maksudnya adalah ada rangkaian rel yang melingkari kota kemudian akan keluar menuju area utara dan selatan. Di Kota Melbourne, terdapat 5 stasiun yang termasuk City Loop ini. Ada 2 di atas tanah yaitu Stasiun Flinders Street dan Stasiun Southern Cross, dan 3 di bawah tanah yaitu Stasiun Flagstaff, Stasiun Melbourne Central dan Stasiun Parliament.

Kami selama berkunjung di Kota Melbourne melalui semua kelima stasiun ini, namun kami tidak mengalami berhenti di Stasiun Flagstaff dan Stasiun Parliament sehingga tak ada yang dapat kami bagi ceritanya dalam tulisan kali ini.
myki Card
myki Card adalah kartu yang harus dimiliki oleh semua penumpang baik kereta api maupun tram. Bentuknya seperti kartu ATM berwarna hitam. Ketika kami sampai di Melbourne, kami dibagi satu per satu oleh Pak Suami. Kata beliau, setiap orang harus bawa ini setiap akan naik kereta api atau tram. Bagi wisatawan dapat membeli kartu ini di minimarket/swalayan.

Apabila kartu kita kurang kuotanya, kita dapat melakukan pembelian isi ulang di mesin yang terdapat di stasiun. Seperti yang dilakukan Pak Suami ketika kami akan naik kereta api menuju Upfield dari Stasiun Southern Cross ini. Pak Suami melakukan pembelian tiket untuk kami berempat agar bisa masuk ke pintu stasiun.

Penggunaan myki Card
Setiap kita akan memasuki stasiun keberangkatan, kita wajib men-tap-kan kartu ini di mesin yang tersedia. Kemudian ketika kita sudah sampai di stasiun yang kita tuju, ketika kita akan keluar stasiun harus men-tap-kan kembali kartu ini. Kata Pak Suami, apabila kita tidak melakukan tap kartu pada stasiun keberangkatan, maka kita tidak bisa tidak dapat keluar dari stasiun. Kalopun bisa, kemungkinan akan dapat surat peringatan.

Kalo kartu kita masih terisi maka akan keluar notifikasi “Touch off Successful”. Duo fajar junior selama disana belajar tentang mekanisme ini dan mereka menikmatinya. Adek tidak keberatan berkalung kartu ini setiap keluar jalan-jalan, begitupun dengan Kakak. Okeh Nak, kita belajar sebuah sistem yang bagus dari kota ini. Di Indonesia mulai dipakai untuk kartu parkir di stasiun dan pintu tol, dengan nama e-Money atau e-Toll.
Praktis dengan penggunaan kartu ini, jumlah orang atau pegawai atau petugas di stasiun sangat sedikit bahkan tidak ada. Di stasiun kecil seperti stasiun Moreland tidak terlihat petugas sama sekali, hanya ada mesin tap dan mesin isi ulang saja. Kalo mo tahu lebih detil tentang myki Card ini, sila baca pada tautan ini dan untuk berapa besar pembayaran tiket tram dan kereta api dapat dilihat pada tautan ini.
Southern Cross Station
Sewaktu pertama kali menginjakan kaki di kota Melbourne pada tahun 2012 lalu, aku sudah dibuat kagum dengan desain stasiun Southern Cross. Stasiun ini mempunyai kesan terbuka, namun walopun terbuka untuk memasukinya tetap harus men-tap-kan myki Card. Atap bangunan stasiun ini bergelombang dan terkesan sangat megah.

Setelah naik Sky Bus dari Bandara Tullamarine, kami berhenti di stasiun ini. Dari stasiun ini kami naik kereta api metro ke arah Upfield. Nah, disini kita harus hati-hati. Kita harus membaca platform jalur kereta api kita. Apakah itu platform? Sebentar ya penjelasannya…sabar.

(gambar: kunjungan kami kali pertama di tahun 2012 lalu)
Hasil bertanya pada Pak Suami yang memang kerjaan beliau setiap harinya mengulik jalur kereta api disana menghasilkan sebuah jawaban untuk memahami platform. Apabila kita akan naik kereta api, di pintu masuk kita suka bertanya kepada petugas “Pak, kereta api Argo di jalur berapa?”, maka petugas akan menjawab “di jalur 5 ya pak/bu”. Nah, platform itu adalah nama lain dari jalur atau peron (tempat berhenti dan naik kereta api).
Apabila di Indonesia masih ada petugas yang dapat kita tanya, namun disana tidak ada petugas. Adanya adalah sebuah layar dimana disitu tertera data-data platform. Dari layar tersebut kita mencari jalur kereta yang akan kita naiki. Seperti yang kami lakukan kemarin, kami mencari tulisan “Upfield”, Upfield ini ada di platform 11, maka kami harus masuk ke pintu masuk untuk jalur ke platform 11. Apabila kita salah masuk, maka kita harus keluar pintu stasiun dahulu baru berpindah pintu masuk yang kita akan tuju. Terkesan ribet, namun tidak, tinggal karakter dan kebiasaan kita saja untuk belajar hal yang baru.

Stasiun Southern Cross terletak di Docklands, Melbourne. Letaknya di Spencer Street, di tepi barat kawasan pusat bisnis. Bisa kalian lihat dari peta City Loop dimana letak Spencer Street.
Flinders Street Station
Stasiun kedua yang kami kunjungi adalah Stasiun Flinders Street. Bentuk bangunan stasiun ini fenomenal banget dan menjadi salah satu ikon Kota Melbourne. Berbeda dengan konsep bangunan Stasiun Southern Cross, apabila desain bangunan Stasiun Southern Cross sangat terkini sekali dengan atas dari baja, desain bangunan Stasiun Flinders Street ini sangat klasik sekali. Stasiun ini memanjang dan berada di nadi CBD dan di tepi Sungai Yarra.

Stasiun Flinders Street ini memanjang sepanjang jalan Flinders Street. Stasiun ini berada di kawasan bangunan klasik dan bangunan modern. Apabila musim liburan, stasiun ini sangat ramai dan orang-orang banyak yang berswafoto di bagian depan stasiun ini.
Jalur tram yang menghubungkan kawasan North Coburg dengan CBD berhenti tepat di halte yang berada di samping stasiun ini, tepatnya di Elizabeth Street.

Ini adalah pintu masuk bagian samping stasiun. Dilihat dari depan maupun samping, stasiun ini nampak megah dengan arsitektur klasiknya. Kunjungan kami akhir tahun kemarin tidak masuk ke dalam stasiun karena duo fajar junior memilih naik tram dibanding naik kereta api. Duo fajar junior gak mau jalan jauh – hehehe, dikarenakan lokasi stasiun lebih jauh dibanding lokasi halte tram apabila kami berjalan dari kost Pak Suami.
Melbourne Central Station
Ini adalah stasiun besar ketiga yang kami singgahi. Lokasi stasiun Melbourne Central ini tak nampak dari luar karena terletak diantara bangunan mall. Yup, Stasiun Melbourne Central ini adalah salah satu dari 3 stasiun yang bangunannya ada di bawah tanah. Jadi untuk menuju ke stasiun ini kita seperti akan masuk ke Mall yaitu Mall Melbourne Central. Di pintu masuk stasiun tetap kita harus melihat platform apabila tidak kita dapat salah masuk atau salah memilih eskalator turun. Jalur kereta api ada di lapis kedua (seingat aku, kami turun eskalator sebanyak 2 kali untuk menuju ke jalur rel)

Duo fajar junior sangat menikmati jalan-jalan mengenal stasiun ini. Adek apalagi secara dia adalah fans berat kereta api. Sempat terjadi perdebatan antara kedua anak ini, Kakak gak mau naik kereta api, sedangkan Adek mau naik kereta api. Kakak gak mau dikarenakan jarak stasiun Moreland sampai kost Pak Suami jauh dan pastinya kalo kakak capek gak akan digendong makanya dia memilih naik tram yang jauh lebih dekat. Yang sabar ya Kak – muuuaaah-.

Nah, ada pengetahuan baru yang kami peroleh. Eskalator yang ada lebarnya cukup untuk 2 orang berdiri. Jadi apabila kita akan berhenti maka kita harus berada di sisi kiri, sisi kanan harus kosong karena akan digunakan untuk orang lain yang memilih tetap berjalan walopun melewati eskalator. Duo fajar junior lama-lama memahami aturan ini sehingga setiap naik eskalator, mereka memposisikan diri di sebelah kiri.

Adek sangat semangat…“Ibu, lihat sudah malam, gelap”….Aku menjawab “Bukan Adek, sekarang kita sedang di bawah tanah di dalam terowongan”. Ketika kereta api keluar dari terowongan dia teriak…“Ayaaaaaahhhh, udah terang ayaaaah” . Heboh sendiri, sedangkan Kakak kalem aja sok sudah paham -hehehehe.
Jaringan kereta api di Victoria

Informasi ini terdapat di dalam kereta dan stasiun sehingga pengunjung ataupun penumpang dapat memilih dan menentukan stasiun dan kereta yang akan digunakan.
Nah, inilah cerita perjalanan kami tentang 3 stasiun besar yang berada di Kota Melbourne. Banyak pembelajaran yang bisa kami ajarkan kepada duo fajar junior. Kalo mereka lupa, suatu hari nanti mereka dapat menengok tulisan ini.
Alhamdulillah. Wassalamu’alaykum.
#Day29 #SETIP #EstrilookCommunity

Catatan perjalan liburan de”Fajar Family tentang 3 Stasiun Besar di Kota Melbourne akhir 2018 lalu.
Wah duo Fajar Junior banyak sekali pengalamannya ya…bisa tahu tentang tata cara naik kereta api di sana sampai hal-hal kecil seperti berdiri di eskalator.
Mantap deh, mempertajam pengalaman mereka.
alhamdulillah iya mbak 🙂
flinders street stasion itu ngingetin sha sama salah satu menara di dataran merdeka Kl. Kalau melbourne central station mirip mall di orchard road singapore 😀
oia mbak? wah, semoga suatu hari nanti bisa ajak anak-anak mengunjungi negera tetangga sana mbak…aamin
Keren2 gitu stasiunnya… Akhir 2018 kemarin jg orang tua saya abis dari melbourne… Tapi enggak ada cerita & foto2 stasiunnya… Cuma bilang di sana ke mana2 harus pakai kartu, jangan sampai ketinggalan, hehe…
iya mbak, kemana-mana harus bawa kartu hehehe
Wuih, keren2 stasiunnya… Kemarin jg orang tua abis dr melbourne, tp ga ada cerita & foto2 tentang stasiun hehe…
Wow keren banget duo Fajar junior jalan-jalannya jauh, pasti pengalaman ini membekas di ingatan mereka dan bisa jadi bekal mereka untuk menapaki masa depan, stasiun besar di Melbourne keren ya tampak klasik sekaligus modern
iya mbak, alhamdulillah 🙂
Di sana harus iqro iqro dan iqro ya
ngga ngandelin petugas dan orang lewat kaya di Indonesia ^_^
iya mbak, bener banget..udah ada tulisan eh tetap aja nanya hehehehe
Flinders Street Station-nya megah sekaliii. Kereeen … Duh, kapan ya bisa mengunjungi Australia juga? Jadi makin kepengeeen, hihihi …
Tapi membaca tulisan Mbak Novya, aku jadi bangga juga sama Indonesia karena sebenarnya beberapa di antaranya sudah diterapkan di sini. Misalnya saja mengenai tap in tap out yang juga diberlakukan di commuterline Jabodetabek sejak lama. Untuk kereta jarak jauh belum, ya. Begitu juga dengan penggunaan eskalator di kedua sisi. Di sini juga begitu. Meskipun yaaa, masih banyak yang nggak menerapkan karena kurasa papan petunjuknya nggak dibaca. Isi ulang kartu juga sudah disediakan banyak vending machine tapi banyak banget orang-orang yang masih takut mencoba untuk pertama kalinya jadi harus terus ada petugas yang berdiri buat membantu. Sayang banget, sih, kalau takut mencoba padahal vending machinenya juga nggak akan meledak, huehehe … Mengenai keretanya ada di jalur mana, beberapa stasiun sudah konsisten. Jadi tinggal kitanya mau membaca papan petunjuk atau nggak. Tapi ada juga stasiun yang nggak memberikan informasi tertulis, jadi penumpang mau nggak mau bertanyalah sama petugas.
Nice info, Mbak. Sepertinya aku bakal melancong ke tulisan perjalanan Mbak yang lainnya, deh. Numpang ngintip, yak sambil sholawatin biar bisa kesana, hihihi … Aamiin.
iya mbak, di kita sudah mulai diterapkan di beberapa stasiun besar..memang masih butuh sosialisasi dan pendampingan agar masyarakat semakin terbiasa sehingga aturan dapat konsisten dilaksanakan. makasih mbak, sama-sama juga 🙂
Wah, seru banget ya ke Melbourne. Dan keren-keren banget juga stasiun-stasiunnya. Semoga nanti stasiun di Indonesia bisa kayak gitu ya. Dan semoga aku kesampaian juga bisa main ke Melbourne 🙂
aamiin, iya mbak
bangunan stasiunnya kece-kece banget, terutama Flinders street station.
iya mbak..suka liatnya 🙂
Bersih banget ya mba, pengen deh ngerasain naik kereta bawah tanah
iya mbak, karena kerapian dan kebersihannya kali ya, akhirnya kota ini jadi salah satu dari kota ternyaman di dunia 🙂