Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaykum kawan narablog
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama dia tak menulis, dia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” (Pramoedya Ananta Toer)
Quote dari kakek Pramoedya ini mengantarkan kita pada sebuah pemahaman bahwa apapun ilmu yang kita pelajari, apapun buku yang kita baca, apapun kisah yang kita ikuti, apapun musik yang kita dengar, apapun tontonan yang kita lihat, apabila tidak coba kita tuliskan aliran rasa kita maka semua itu akan hilang menguap dari diri kita. Memori ingatan kita juga terbatas.
Hal ini sangat terasa ketika aku ingin mengenal silsilah dalam keluargaku maupun dalam keluarga pak suami. Bapak dan Ibuku banyak lupa bagaimana silsilah antar keluarga, ketika aku mengajukan pertanyaan “Bu, ini saudara darimana? Kenapa ikut pertemuan keluarga?”. Karena selama ini yang aku tahu dan kenal hanya keluarga inti dari Bapak dan Ibu yaitu Kakak dan Adik mereka saja. Ketika aku bertemu dengan seseorang yang aku diminta memanggilnya dengan sebutan budhe atau pakde, atau paklik atau bulik, aku mulai bingung. Kemudian dijelaskan bahwa mereka adalah anak dari kakak/adik nya nenek/kakek aku.
Di keluarga pak suami lebih membingungkan lagi karena Bapak dan Ibu Mertua sudah meninggal ketika aku bertanya “ini hubungannya apa?”, baik pak suami ataupun kakak ipar pasti bingung. Kami selalu diajak keliling oleh Kakak Ipar berkunjung ke rumah pakde/budhe yang merupakan sepupu dari Alm. Bapak/Ibu sehingga aku sering bingung, hubungan antara keluarga mereka dengan keluarga kami. Almarhum Bapak mertua rajin mencatat nama-nama keluarganya dan itu masih disimpan oleh kakak. Hal ini sangat menolong kita anak cucu ku menyambung tali silaturahmi.
Aku mengenal blog baru-baru sekarang, padahal dulu suka mendengar Alm. Kakek/Nenek bercerita tentang sawah, rel kereta api, mengobati sakit gigi, kisah cangkir blirik namun sayang dulu tidak pernah aku tulis dalam buku diary sehingga kenangan itu hilang menguap tanpa bekas hanya tertinggal judul kisah saja.
Nah, hal ini merupakan salah satu pentingnya menulis. Menulis tidak harus yang membutuhkan analisis seperti profesor, namun menulis silsilah keluarga saja sudah bermanfaat bagi orang lain terutama keluarga. Mari kita mulai menuliskan hal sederhana yang ada di sekeliling kita, karena menulis adalah salah satu mengabadikan kenangan termasuk kita si penulis di mata para pembacanya.
Tulisan ini diikutsertakan dalam ODOP bersama Estrilook Community #day 2
Alhamdulillah. Wassalamu’alaykum.
