Apakah seorang penulis harus mempunyai bakat dalam menulis?…apakah seseorang yang tidak memiliki cita-cita menjadi penulis dapat menulis?…Menurut aku, semua kembali ke keinginan atau dalam bahasa kerennya adalah bagaimana passion dari seseorang itu. Seperti hal nya aku, dulu sewaktu masih SMA aku mempunyai buku harian yang isinya adalah tumpahan rasa yang ada di hati aku..entah rasa cinta, benci ataupun sedih. Ketika menulis itu..semuanya mengalir begitu saja, seperti ada suatu hal yang mendorongnya untuk terus melangkah. Ketika sudah selesai menulis, ada rasa lega di dalam hati. Bisa jadi menulis ini merupakan salah satu cara Healing Crisis dalam rangka melegakan hati kita.
Salah satu manfaat menulis yang aku ketahui adalah dapat mengurangi kepikunan. Ada benarnya juga siy..ketika kita menulis, otak kita semacam melakukan senam. Kita berpikir…mau nulis apa ya? topiknya apa? sambungan kalimatnya gimana ya? rangkaian katanya apa ya? biar enak dibaca, susunan kalimatnya mesti gimana ya? dan banyak lainnya yang terjadi di dalam kepala kita ketika kegiatan menulis ini dilakukan. Nah…dah pasti kan…otaknya jadi senam. Karena otaknya bekerja maka penyakit pikun..penyakit alzheimer dan saudara-saudara lainnya akan menghilang juga.
Tapi…apakah menulis itu mudah? menurut aku siy gak juga. Banyak orang termasuk aku salah satunya kadang mengalami kebuntuan dalam menulis. Jangankan menulis yang berat seperti tesis, yang ringan seperti ngeblog aja kadang hanya bengong di depan laptop tanpa tahu aku mesti nulis apa. Ibarat kata…ada banyak ide di kepala, tapi gak tahu gimana mewujudkannya dalam tulisan. Belum lagi serangan rasa malas yang luar biasa, daripada memeras otak untuk berpikir buat merangkai kata lebih baik tidur saja. Jadi ingat film Perahu Kertas, ketika Kugi selalu menuliskan perasaan nya pada secarik kertas yang kemudian dia buat menjadi kapal dan dia labuhkan di selokan, sungai ataupun laut dengan harapan Neptunus akan membacanya. Padahal udah diketahui kan bahwa kertas itu gak akan tahan lama jalan bersama air, pasti dia akan cepat hancur, jadi mana mungkinlah akan dibaca oleh Neptunus. Tapi itu udah cukup melegakan hati Kugi yang sedang galau. Inilah bukti menulis itu dapat melegakan hati.
Ada sebuah komunitas menulis yang pernah aku ikuti. Tanggal 09 Februari 2016, aku terdaftar menjadi member ke-47 dalam komunitas ini dan selama 1 tahun aku masih bertahan rajin menulis 1 minggu 1 tulisan, setoran juga lancar walau kadang ada juga siy bolong-bolongnya karena kehabisan ide atau karena kemalasan yang tak tertahankan. Tahun 2017, ada proses daftar ulang, dan aku terdaftar sebagai member ke-15 (kalau gak salah), namun semakin bolong-bolong dan pada akhirnya aku keluar dikarenakan aku sudah bolos setoran nulis sebanyak 6 kali berturut-turut (hiks..sedih deh). Komunitas ini mengajarkan kita pembiasaan untuk menulis..apa aja tulisannya…yang penting kita terbiasa menulis. Komunitas ini adalah komunitas #1minggu1cerita. Tulisan teman-teman dalam komunitas ini keren semua, kalo kita blog walking di blog mereka, wow…terkagum-kagum dibuatnya. Tulisanku masih jauh dari keren apalagi wow hehehehe.
Nah, tanggal 23 Maret 2018 kemarinĀ aku memberanikan diri untuk mendaftarkan diri kembali bergabung di #1minggu1cerita. semoga kali ini lancar jaya sehingga tidak di DO kembali hehehehe. Aamiin.
Tulisan perdana di Tahun 2018 untuk #1minggu1cerita