Weekend tlah tiba…weekend tlah tiba…hatiku gembiraaaaa (sing a song)
Ya…kalo sudah tiba di hari Sabtu dan Minggu, ada keinginan di hati ini mengajak anak-anak jalan-jalan. Hal ini sering kami lakukan karena selain bisa menimbulkan bonding antara kami juga dapat menjadi hiburan bagi anak-anak dan kami. Dari hari senin-jumat, aku bolak-balik pulang dan pergi kerja, anak-anak pun pulang dan pergi sekolah, ditambah sekarang kami sedang menjalani LDM dengan ayah mereka.
Nah akan kemanakah kami weekend pekan ini? Sebagai seseorang yang menyebut diri sendiri mamak gaul, aku pun mulai menyusun list tujuan wisata keluarga tanjidor kami ini. Kali ini aku ingin mengajak anak-anak berkunjung ke museum dan agar kegiatannya tidak membosankan maka aku pun menyiapkan 1 lokasi hiburan lainnya. Survei pun dilakukan, aku bertanya ke kakak dan adek. Ada 2 pilihan museum yang aku ajukan, Museum Gedung Sate atau Museum KAA? Mengapa aku mengajukan 2 pilihan lokasi ini? karena eh karena…aku sedang mengincar 1 hiburan lain buat adek yang aku bisa dapatkan di 2 lokasi ini. Apakah itu?????…yuk ikuti kami
Akhirnya kakak memilih ke Museum KAA. Okeh..berarti kami akan naik BANDROS dari alun-alun. Ahaaaa…jadi ketahuan donk ya 1 hiburan lagi nya buat adek. Yup…hiburan buat adek adalah naik BANDROS (hehehehe). Perjalanan pun dimulai, Sabtu, 08 September 2018 pagi, duo fajar junior dah siap dan rapi untuk jalan. Pukul 08.00 mereka dah siap, sudah sarapan pagi dan mandi. Pukul 08.30 kami mulai naik Grab Mobil menuju ke Museum KAA. Kami janjian dengan Bulik Tuti disana. Kali ini kami gak akan bercerita tentang kunjungan ke Museum KAA ya, nanti ada di chapter berikutnya ya tentang pengalaman kami berkunjung di Museum KAA (tunggu ya – hehehehe).
Setelah keliling museum, kami meninggalkan museum sekitar pukul 12.00. Sebenarnya kami belum tahu, lokasi shelter BANDROS di alun-alun ada di sebelah mana. Ketika kami membeli souvenir di toko souvenir di dalam museum, kami pun bertanya kepada bapak penjual. Beliau memberitahu bahwa letak shelter ada di depan Pendopo, jadi kami harus berjalan ke arah selatan dari alun-alun Bandung. Aku liat anak-anak masih happy belum mengeluh lapar, karena aku dah bawa cemilan dan minuman. Jadi lumayan buat ngemil ganjel perut.
Sesampainya kami di lokasi shelter, ternyata sudah banyak yang antri, menunggu sekitar 45 menit, datanglah BANDROS yang kami tunggu, BANDROS warna merah dengan rute ke arah Cihampelas. Loh…ada beda-beda rute ya?…iya, kalo kita baca di website http://infobandung.co.id/begini-cara-naik-bandros-di-kota-bandung/, untuk shelter di alun-alun ada beberapa rute yaitu:
- Bandros Hijau akan memulai perjalanan dari Alun-alun Bandung menempuh rute Chinatown, Pasir Kaliki, Alun-alun Cicendo, RS Hasan Sadikin, Paris van Java Mall, UPI, Teras Cihampelas, Stasiun KA Bandung, Pasar Baru dan berakhir di Alun-alun Bandung.
- Bandros Biru akan berkeliling dari Alun-alun Bandung, menuju Cibaduyut, Taman Leuwi Panjang, Museum Sri Baduga, Alun-alun Regol, dan Kawasan Buahbatu kemudian berakhir di Alun-alun Bandung.
Namun ternyata BANDROS warna merah melalui rute yang berbeda yaitu berkeliling dari Alun-alun Bandung, menuju Asia-Afrika, Banceuy, Braga, Balai Kota, Cihampelas Bawah, Cipaganti, Cihampelas, Jembatan Pasupati, Gasibu, Cisangkuy, Taman Cibeunying, Taman Pramuka, Gandapura, Kosambi, istirahat 15 menit di Pasar Pinuh (masih kosambi juga siy), Asia-Afrika, Kepatihan, dan berakhir di Alun-alun Bandung.
Kalo dihitung dari jam tangan aku…perjalanan kami menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam (sampe-sampe aku ngantuk loh – abaikan info gak penting). Selama itu perjalanannya, memang berapa duit ongkosnya?…mo tahu aja atau mo tahu banget?….hehehehe. Relatif tergolong murah, dengan ongkos Rp. 20.000/orang bisa keliling selama kurang lebih 1 jam (belum termasuk kalo macet ya sodara-sodara). Murah kan????…yuk naik BANDROS keliling Bandung. Rutenya pun tidak harus dari alun-alun Bandung…silakan cek di website di atas tadi. Rencananya kami akan mencoba rute baru untuk weekend kedepan yaitu rute dari GASIBU dan rute dari BALAI KOTA. Oia…di dalam BANDROS juga ada tour guide nya hanya sayangnya aku duduk di paling belakang kurang terdengar (karena gak pake pengeras suara) dan lagi tour guidenya ngomong pake bahasa sunda, yang notabene sampai dengan detik ini, aku masih roaming. Bapak tour guide menjelaskan setiap BANDROS melintasi gedung atau lokasi yang memiliki cerita atau sejarah.


Nah, catatan dari mlaku-mlaku kami kali ini adalah:
- Harus tertib antri untuk masuk BANDROS, karena pengalaman kami kemarin penjaganya kurang sigap jadi kami berdesakan untuk naik
- Jangan lupa bekal minum dan cemilan, sapa tahu nanti lalin yang dilalui rute BANDROS ini macet jadi perkiraan waktu kurang lebih 1 jam akan meleset (kecuali ada rencana mau turun di shelter-shelter yang dilalui alias tidak kembali lagi ke shelter awal)
- Jangan duduk bagian paling belakang karena nanti jalannya mundur, untuk perjalanan selama 1 jam, pengalaman aku kemarin cukup bikin pusing kepala belum lagi kena panas dan hujan (apabila hujan)
Mlaku-mlaku murah di sekitaran Bandung, tidak rugi untuk dicobain loh
de’Fajar Family|08.09.18
Sy kira bandros itu makanan.. Klo di karawang namanya pancong
Sering kebandung tapi g tau bandros (bus). Next kalo ksana mo coba naik ah
silakan mbak 🙂
Sy kira bandros itu makanan.. Klo di karawang namanya pancong
Sering kebandung tapi g tau bandros (bus). Next kalo ksana mo coba naik ah
Seru nih bakal jadi pengalaman baru buat anak-anak
hehehe..teman di Solo juga mengira sejenis makanan mbak. Iya mbak, hayuk kalo ke Bandung mencoba moda keliling kota Bandung ini. Warna-warni lucu, ada di dekat Masjid Agung Bandung, di Gasibu (depan gedung sate) juga.
Aku udah naek bandros mah tapi dulu pas awal2 banget. Masih 2 lantai masih ngetemnya di taman cibeunying. Seru tapi harus extra hati2. Waktu itu aku duduk dilantai 2 tapi Alhamdulillah si tour guidenya selalu ngawasin kita kalo ada pohon atau kabel. Kalo bandros terbaru aku belum nyoba lagi
iya mbak, yang bandros model lama pernah, yang baru ini menurut aku jadi lebih imut siy mbak.
Baru tahu banget bandros ini ternyata salah satu jenis transportasi hahah, wah boleh dicoba nih kalau nanti main-main ke Bandung, thanks ya mbaa sharingnyaa
sama-sama mbak..yuk main ke Bandung 🙂
Serunya. Pas ke Bandung kemarin pengen banget nyoba ini. Sayang gak sempet. Oia klo ke Bogor juga ada lho. Namanya Unchal klo g salah. Ketauan belum nyoba juga. Hehehe…
kayak pernah dengar deh Unchal, tahun kemarin hampir setiap bulan pergi ke Bogor untuk pelatihan tapi belum pernah liat niy si Unchal 🙂
Wah keren nih naik Bandros, itu kyk di Malang namanya Macyto (Malang City Tour). Keliling kota ya mba, kpn2 kalau ke Bandung mau ahh naik Bandros… Thx y mb infonya
silakan mbak, ayooo berkunjung ke Bandung, saya malah pengen berkunjung ke Malang je mbak 🙂
Walau saya belum pernah ke bandung, saya pingin naik ini mba, kelihatnnya seru dengan keluarga. Lengkap info yang mb berikan, patut di coba ini. makasih mba infonya.
sama-sama mbak, semoga menikmati jalan-jalan di Kota Bandung dengan Bandros 🙂
Saya kira apaaa gitu Bandros,, mikirnya kaya tempat makan atau bermain,, eh ternyata itu Bus keliling Bandung ya ..
hehehehe…yup benar mbak
Saya kira makanan tadi.. ternyata bus
hehehehehe
Selama aku di Bandung, belom pernah naik Bandros euy. Sad. Next harus naik ini mah.
sip, hayuuk mbak 🙂
Seru ya naik bandros, sayang Jakarta belum punya, baru trans Jakarta aja. Cuman kalo pas hujan kayaknya masih kehujanan ya? Yang pasti anak-anak puas ya keliiling-keliling. Nanti kalo ada kesempatan ke Bandung pingin nyoba juga, ah……
iya mbak, kalo hujan masih kehujanan. Kalo ada angin, langsung masuk angin hehehe. Di jakarta seputaran Monas bukannya ada bus wisata juga mbak?
Baru tahu juga kalau badros itu bus. Saya pikir makanan.. btw jalan-jalannya seru banget!
Saya kira makanan juga tu, bandros. Bus ternyata. Soalnya di blitar ada juga makanan yg hampir mirip namanya. Yaitu gandos.
Btw jalan-jalannya seru banget…
Saya pikir nama makanan juga tadi.. soalnya di blitar ada makanan yg namanya gandos…
Btw jalan-jalannya seru
hehehehe, iya mbak 🙂