Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Apa yang ada di benak kalian ketika membaca kata “offroad”? Keluar jalan, yayayaya, bisa benar juga. Offroad memiliki arti kegiatan menjelajah alam dengan berkendaraan melewati jalan atau jalur yang berlumpur atau ekstrem, yang tidak semua orang mampu melewatinya. Jadi benar kan kalo arti sederhana dari offroad adalah keluar jalan, yaitu keluar jalan yang sewajarnya. Jalan yang biasanya beraspal dan lurus, kini harus melalui jalan yang berliku, berlumpur, penuh kubangan dan harus terguncang-guncang.
Offroad jalur Sukawana-Lembang
Kegiatan ini kami ikuti dalam rangka program Family-Gathering dari sekolah anak-anak. Kami mengikuti kegiatan ini sudah lama yaitu tanggal 25 Februari 2018, namun pengalaman pertama kami ini masih terngiang di kepala hingga sekarang. Nah, kali ini kami akan berbagi cerita kepada kawan-kawan semua.
Meeting point adalah di halaman kampus Poltekpos Bandung. Dari sini kami sudah dibagi dalam kelompok dan masing-masing kelompok sudah diarahkan pada 1 mobil Land-Rover lengkap dengan sopir. Mobil tua, itu kesan pertama melihat mobil ini. Namun ketika sudah berjalan, hmmm, kuat juga ternyata.

Dari halaman kampus Poltekpos, kami mulai berjalan menuju ke arah Kecamatan Parongpong. Ternyata kami memasuki kawasan kebun teh Sukawana. Sebelumnya kami pernah menuju ke kawasan ini dengan kendaraan pribadi. Jalannya super duber hancur kawan. Waktu itu kami parkir mobil di halaman masjid karena tidak tega membawanya ke jalur yang lebih atas lagi. Nah, sang Land Rover ini sanggup menembus hancurnya jalan.
Setelah singgah sebentar untuk permainan anak dan keluarga, kami melanjutkan perjalanan menuju jalan offroad sesungguhnya. Dalam mobil kami diisi oleh 2 keluarga dengan masing-masing keluarga berjumlah 4 orang. Jadi ada 8 orang plus 1 orang sopir dalam Land Rover.

Inilah jalur offroad yang sesungguhnya

Penampakan jalan yang kami lalui, gambar ini kuambil dari Land Rover yang kunaiki. Memang apabila melakukan offroad pada saat musim hujan. Jalan yang dilalui jauh lebih menantang. Jalan penuh dengan lumpur, tikungan dan kubangan. Selama 1 jam perjalanan, mobil tak berhenti dari goncangan sehingga kami harus berpegangan erat pada besi-besi yang ada di samping tempat duduk. Sensasi terlempar dari tempat duduk akan sangat kita rasakan ketika rintangan tinggi kita lalui. Tangan kanan ku memegang Adek, tangan kiri ku memegang besi pegangan. Jujur, dampaknya tangan pegal semua loh. Wow, pegal semua badan juga loh kawan. Kami tidak tahu masih berada jauh lagi perjalanan yang akan lalui.

Sepanjang perjalanan aku mikir (kurang kerjaan siy emang -hehehe). “Kok ada ya orang yang terniat melalui jalan-jalan seperti ini?”. Enak juga kagak, nyaman juga kagak, mabok yang didapat (ini kalo aku loh ya). Ada kondisi yaitu Land Rover yang terjebak lumpur atau tersangkut tanah di samping jalan. Hal ini membuat bunyi raungan mesin sangat berisik sekali karena untuk menambah kekuatan tenaga pendorong agar Land Rover dapat bebas jebakan kubangan. Ada lagi jalan dengan lebar yang sangat pas dengan body Land Rover sehingga ketika melaluinya tanah-tanah tersangkut dan masuk ke dalam Land Rover. Mantap banget sensasinya.
Selain rombongan kami yang melalui jalur ini, ada juga rombongan pemuda yang naik motorcross country begitu. Aku melihat ada motor yang terperosok kubangan lumpur hingga body motor tak nampak. Akhirnya motor lain menariknya dengan disambung oleh tali tambang. Ya Allah, seru banget pastinya (bagi yang suka – hehehehe). Sensasi yang paling seru itu memang ketika musim hujan, kalo musim kemarau ya sepertinya datar-datar saja. Kenapa? Karena sensasi jalanan licin dan menyebabkan selip tidak ada ketika di musim kemarau.

Istirahat dulu di warung kopi
Setelah hampir 2,5 jam perjalanan penuh goncangan, akhirnya kami sampai di pos peristirahatan. Lokasinya masih dalam kawasan hutan konservasi menuju ke arah Lembang. Di pos ini terdapat halaman yang luas untuk parkir dan ada warung-warung makanan. Rombongan kami berkumpul, makan siang dan melaksanakan ibadah sholat dhuhur. Hmm, diiringi tepisan gerimis kecil kami menikmati makan siang kami khas makanan sunda. Apapun makanannya apabila lauknya adalah lapar pasti akan terasa nikmat.
Jangan ditanya bagaimana kondisi tanahnya ya -hehehehe. Tanah merah terkena guyuran hujan sudah dapat ditebak kan bagaimana, yaitu bak berjalan di atas lumpur. Becek dan licin sehingga harus jalan ekstra hati-hati agar tidak terpeleset. Disini kami beristirahat selama 1,5 jam, kemudian melanjutkan perjalanan kembali menuju kampus Poltekpos Bandung. Sesi perjalanan kedua ini relatif datar jalannya, namun tertutup pepohonan yang rimbun sehingga kami harus hati-hati juga. Apabila terlena, ranting kecil pohon bisa menyapa wajah kami.
Perjalanan kedua ini hanya ditempuh dalam waktu 30 menit. Setelah itu, kami sudah bertemu dengan jalan beton. Wow, akhirnya kembali ke peradaban deh -hehehehe. Kami menuruni jalan beton ini dan ternyata jalan beton ini tepat berada di samping tempat wisata yang saat ini populer sekali di daerah Lembang. Tempat itu adalah Orchid Forest Lembang.
Anak-anak tertidur pulas selama perjalanan menuju kampus Poltekpos. Sepertinya mereka juga capek. Naik mobil kok capek -hehehehe. Lah iya lah, kalo selama perjalanan menikmati goncangan yang super duber luar biasa seperti itu. Akan selalu menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi kami. Terima kasih atas kesempatannya.

Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
#Day5 #ODOPEstrilookCommunity #ODOPSeptember2019 #ODOP2019 #OffroadLembang
Waw bun mantap ih, pengen nyobain off road udah lama nih ga melakukan liburan yang memacu adrenalin.. hahah
hehehe hayuk teh dicobain 🙂
Hi Teh salam kenal, saya pernah mau ke kebun Teh nya tapi ngga jadi karena ngga motor friendly, kapan2 pengen coba off road gini seru tapi pengen musim kemarau aja ah biar ngga becek heheh sejak punya anak aku jadi receh gini ah
hehehehe..laksanakan teh. Serunya pas musim hujan teh, sensasi nya beda ama kemarau..bisa masuk ke kubangan air kalo musim hujan mah
Wah asyik ya bareng keluarga di medan berat gini
Saya dulu sering , waktu masih kerja , belum menikah
Gak kebayang bisa jadi area belajar anak anak
iya ambu, anak-anak senang walo pada komentar…”ibu, ini kapan berhenti goyangnya?” hehehehe
Jalannya konsisten ancur ya Teh, dari awal sampai akhir. Tapi seru banget.
Kalau sering offroad pas naik angkot. Terus macet. Terus angkotnya melipir, keluar jalan. Goyang deh kita semua. Hihihihi
kayaknya niy jalan gak bakal diaspal mbak, nanti bukan offroad lagi mbak hehehe. Waduh, kalo angkot sampai offroad, onderdilnya bisa lepas semua mbak hehehehe
Seru banget ya mba, berasa ikut berguncang juga, hehe pengen deh ngerasain sensasi offroad juga. Kisaran brp harganya mba?
iya mbak. Nah, kmrn kami paketnya barengan famgath sekolah anak mbak, gak nanya siy kalo perorangan bagaimana dan berapanya?
Wah kapa-kapan saya dan keluarga harus cobain, nih. Biasanya hanya lihat dari IG aja 😀
hayuk mbak dicoba hehehehe
Aku udah nyobain offroad di jalur ini. Seru! Jadi kangen masa-masa suka jadi tour leader huhu
nah iya mbak..seru banget. Asyik euy mbak jadi tour leader..jalan-jalan terus donk hehehe