Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Hai, bertemu kembali dengan cerita perjalanan S3 ini kawan. Nah, kali ini aku akan bercerita tentang hasil perwalian tatap muka dengan dosen pembimbing (promotor S3) aku hari ini. Yuk, yang penasaran dan pengen meneruskan sekolah lagi, boleh kok, ikuti ceritaku. Mohon maaf kalo cerita hari ini banyak sesi curahan hatinya ya kawan -hehehehe.
Berapa lama sekolah S3 di Arsitektur ITB?
Jujur kawan, ketika mendengar penjelasan Prof. Sugeng pagi ini, aku sempat panik. Beliau dengan sabar dan tenang (yang merupakan ciri khas beliau) menyampaikan bahwa belum ada lulusan S3 ITB yang lulus tepat waktu selama 3 tahun, rata-rata di rentang waktu 3.5 – 4 tahun. Statement ini aku perlu pertebal dan dimiringkan ya kawan! (huaaaaa). Beliau menyampaikan kembali bahwa masa studi standar dan normal adalah 3 tahun, sedangkan masa studi maksimal yang diijinkan oleh Dikti adalah 7 tahun (naudzubillah, semoga tak sampai di level itu Ya Allah, semoga bisa lulus tepat waktu Ya Allah, aamiin).
Beliau tidak menakuti kami, namun memberitahu fakta yang terjadi. Kami diminta tidak meneruskan fakta dan bisa menjadi pemecah fakta bahwa kami bisa lebih baik dari angkatan sebelumnya (insyaAllah pak). Yach, modal optimis harus selalu kami bangun. Kami angkatan baru di Kelompok Keahlian (KK) Teknologi Bangunan (TekBang) Angkatan 2019 adalah sebanyak 3 orang. Semoga ketiga srikandi ini dapat lulus tepat waktu. aamiin. (walaupun rada mules juga mendengarkan penjelasan dari Prof. Sugeng tadi). Pikiranku langsung melayang tak tentu arah, sibuk dengan berbagai pertanyaan yang sulit dicerna.
Apa saja tahapan pembelajaran sesuai kurikulum di Arsitektur ITB?
Jenjang S3 di Arsitektur ITB akan ditempuh selama 6 semester. Setiap semester memiliki tantangan tersendiri. Apa sajakah itu? Yuk mari kita ungkap.
#Satu
Pada semester 1 ini, tugas kami adalah dapat menyusun topik penelitian. Kami memahami apa yang akan kami teliti untuk disertasi. Hasil keluaran pada semester 1 ini adalah PRA PROPOSAL. Pra Proposal ini akan disidangkan pada ujian persiapan. Apabila kita gagal pada sidang ini, kita akan diberi kesempatan 1 semester lagi untuk mencobanya. Pra Proposal ini terdiri dari 2 bab yaitu Bab 1 tentang Pendahuluan dan Bab 2 tentang Kajian Teori, sedikit metodologi dan analisis. Pada tahap ini, kami diminta untuk banyak membaca jurnal untuk mengetahui dan melihat sejauh mana topik yang kita teliti. Dalam 1 semester ini kita harus membaca jurnal sebanyak 50-100 jurnal. Wow, banyak ya. Dosen Pembimbingku juga menyampaikan secercah harapan bahwa KK TekBang adalah KK yang lulusannya bisa lebih cepat dibanding KK lain di Arsitektur (alhamdulillah).
#Dua
Semester 2 ini merupakan pematangan dari Pra Proposal yaitu melengkapi pra proposal dengan metodologi seperti menambahkan kuesioner (apabila topiknya memang memerlukan kuesioner untuk pengumpulan data). Keluaran dari semester 2 ini adalah PROPOSAL PENELITIAN. Akhir semester ini akan dilaksanakan sidang untuk proposal penelitian. Apabila kita gagal pada sidang ini, kita diberi kesempatan 1 tahun kedepan. (Hiks, semoga tidak terjadi padaku Ya Allah, aamiin).
#Tiga #Empat dan #Lima
Pada semester 3, 4 dan 5, kegiatan yang dilakukan adalah sama yaitu pelaksanaan pelatihan dan pengumpulan laporan kemajuan penelitian. Kami akan diminta untuk mempresentasikan kemajuan penelitian kami dan pada setiap akhir semester juga harus mengumpulkan laporan kemajuan penelitian. Jadi, keluaran pada semester 3, 4 dan 5 ini adalah LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN. Di ketiga semester ini juga akan dilaksanakan sidang, namun hanya oleh Dosen Pembimbing saja.
#Enam
Nah, kita sampai pada semester akhir di jenjang S3. Dosen Pembimbingku menyampaikan bahwa di semester 6 ini ada 2 sidang yaitu sidang laporan kemajuan penelitian dan Ujian Disertasi. Keluaran dari semester 6 ini adalah DRAFT DISERTASI. Beliau menyampaikan bahwa mayoritas mahasiswa, pada semester 6 ini fokus pada laporan kemajuan penelitian sehingga Ujian Disertasi dilakukan pada semester 7. (Nah kan..nah kan, ketahuan apa yang menjadi penyebab tentang ketidak-tepat waktuan lulusnya mahasiswa S3 Arsitektur). Kurikulum dan aturan masa studinya tidak nyambung. Namun kembali ke semangat mahasiswanya masing-masing ya, apakah mereka memiliki mental baja untuk bisa melakukan laporan kemajuan penelitian dan ujian disertasi secara bersamaan?
Beliau menambahkan tambahan penjelasan tentang alur disertasi. Sebelum ujian disertasi, kami diminta menyusun 6 buku untuk dibagikan kepada 2 dosen pembimbing dan 3-4 dosen penguji. Dosen penguji salah satunya berasal dari luar ITB. Dokumen disertasi kita akan masuk tahapan Readers yaitu dibaca oleh pihak lain. Para readers ini terdiri dari dosen pembimbing dan dosen penguji. Hasil akhir akan dilakukan rapat tertutup oleh para dosen. Apabila ada revisi dan masukan akan diberikan oleh Dosen Pembimbing kepada mahasiswa. Setelah itu kemudian siap maju untuk Sidang Akhir. Nah, kita akan bicara tentang Sidang Tertutup dan Sidang Terbuka.
#Sidang Tertutup
Sidang tertutup dilakukan di tingkat Fakultas. Pada sidang tertutup ini terdiri dari mahasiswa, dosen pembimbing dan dosen penguji. Sidang tertutup ini adalah UJIAN PENENTU STUDI kita di jenjang S3. Nah, ada satu hal lagi yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum sidang tertutup dilakukan, yaitu mahasiswa harus melakukan publikasi ilmiah terkait topik yang diteliti. Persyaratan jumlah publikasi adalah minimal 2 buah publikasi. Publikasi ini harus mencantumkan nama Dosen Pembimbing. Selain itu juga harus mengajukan prosiding.
#Sidang Terbuka
Sidang terbuka merupakan tahapan akhir yang harus ditempuh mahasiswa S3. Pada sidang terbuka ini sifatnya adalah mempublikasikan hasil penelitian kita pada pihak luar. Secara beban, lebih ringan dibanding Sidang Tertutup, namun tetap harus disikapi dengan serius. Pada Sidang Terbuka ini juga akan dilakukan pergantian dosen penguji internal.
Apa saja modal yang harus dipersiapkan selama menempuh pendidikan S3 di Arsitektur ITB?
Dosen Pembimbingku menyampaikan juga bahwa studi jenjang S3 itu merupakan pembelajaran orang dewasa dimana pasti banyak kendala dan tantangannya. Orang dewasa tidak hanya fokus ada belajar saja namun juga memikirkan pekerjaan, keluarga, keuangan dan permasalahan hidup lainnya, sehingga hal ini bisa menjadi faktor penghambat untuk fokus. Hal yang paling berat dalam pendidikan S3 itu adalah MENEMUKAN PEMBARUAN dari sebuah teori. Ini yang terkadang membuat kita lelah. Ada tips yang dibagikan oleh Beliau kepada kami pada saat perwalian tadi, yaitu:
- Harus selalu Ber-PROGRESS. Ini penting, mahasiswa S3 itu dituntut untuk berprogress. Apabila kita mengalami kebuntuan ide, segera merapat ke Dosen Pembimbing dan berdiskusi dengan rekan-rekan. Jangan diam terpaku dengan kebuntuan yang ada.
- Jangan kabur dari Dosen Pembimbing. Biasanya mahasiswa yang tak ber-progress akan selalu menghindar dari Dosen Pembimbing. Ini adalah salah. Ada bahan maupun tak ada bahan, tetap hadir bimbingan sehingga dapat segera mendapatkan solusi dari permasalahan yang kita hadapi. Sekali kita menjauh, maka akan sulit untuk mulai mendekat kembali.
- Selalu diskusi dengan rekan seangkatan. Diskusi dengan rekan seangkatan ini bisa saling memotivasi. Perasaan senasib sepenanggungan sangat berperan disini. Intinya, jangan merasa minder dan merasa sendirian, karena dapat mematikan ide.
- Wajib hadir pada saat presentasi. Nah, untuk studi jenjang S3 ini akan lebih banyak kegiatan presentasi. Presentasi ini dilakukan untuk menampung dan membuka ide-ide sehingga dapat memecah kebuntuan yang mungkin hinggap pada diri kita.
Pesan pendek dari Dosen Pembimbing untuk kami
Pada akhir perwalian tadi Beliau memberikan pesan pendek kepada kami.
“Disertasi itu tidak sulit, sama dengan Skripsi maupun Tesis. Yang menjadikan sulit adalah adanya kendala pada semangat dan mental diri kita. Tujuan disertasi itu ada 2 yaitu mau berupa SUMUR (kecil dan dalam) atau berupa SAWAH (datar dan luas). Semuanya tergantung pada diri kita akan membawanya. Yang pasti tidak bisa dua-duanya (sungguh berat)”
Sampai bertemu di cerita berikutnya. Semoga sukses studinya! Aamiin.
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
1 thought on “Perwalian perkuliahan pun dimulai”