Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Hai halo, apa kabar kawan semua? Semoga sehat-sehat selalu ya di manapun kalian berada. Ijin ya, aku mo melanjutkan ceritaku tentang LDM dengan Pak Suami. Kalo di cerita sebelumnya, aku menceritakan trigger atau awal kisah mengapa kami menjalani LDM ini. Ceritanya dapat dibaca di sini ya.
“Step by Step semua dijalani dengan tertib”
Pengisian kelengkapan formulir
Setelah hasil test IELTS keluar, selanjutnya melengkapi data untuk pengajuan visa kerja. Visa kerja Pak Suami bersifat Temporary atau sementara dengan rentang waktu selama 4 (empat) tahun. Pengajuan visa kerja ini termasuk juga pengajuan visa tinggal bagi seluruh anggota keluarga inti. Kategori visa kerja Pak Suami adalah Subclass 400 dan visa tinggal kami adalah Subclass 457. Ada ketentuan khusus buat Pak Suami, salah satunya adalah beliau hanya boleh bekerja di perusahaan yang membantu terbitnya visa kerja ini, tidak boleh di tempat yang lain. Sedangkan di visa tinggal aku, aku diijinkan mencari dan bekerja selama tinggal di sana. Lokasi kerjanya bebas.
Persyaratan-persyaratan yang harus kami siapkan terdiri dari:
- CV dan Ijazah Pendidikan Calon Pekerja dalam Bahasa Inggris (dalam hal ini Pak Suami).
- Akta Lahir
- KTP
- SIM (apabila memiliki)
- SKCK dalam Bahasa Inggris
- Buku Nikah
- Paspor (ini dah pasti dong ya dan mandatory)
- IELTS 4.5 bagi Calon Pekerja
- Hasil pemeriksaan kesehatan
Ijazah pendidikan biasanya dalam Bahasa Indonesia sehingga Pak Suami mengurus untuk translate ke Bahasa Inggris dengan mengajukannya ke kampus. Sedangkan untuk proses SKCK dalam Bahasa Inggris kami lakukan dengan daring dibantu oleh perorangan (lupa dengan siapa ya dulu) yang tinggal di Jakarta. Kita menyampaikan kelengkapan informasi dari Polsek di mana kita tinggal. Setelah semua dokumen lengkap, tahap terakhir adalah pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dilakukan di rumah sakit yang sudah dirujuk oleh agen yang membantu pembuatan visa kerja Pak Suami. Rumah sakit di mana kami melakukan pemeriksaan kesehatan adalah Rumah Sakit Premier Jatinegara. Kami mendatangi rumah sakit tersebut sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Proses pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan darah dan urine. Hasil pemeriksaan kesehatan kami peroleh kurang lebih dalam waktu satu minggu.
Agen yang membantu pembuatan visa kerja Pak Suami adalah SIRVA. SIRVA sudah bekerjasama dengan kantor di mana Pak Suami akan bekerja. Jadi ketika sudah dinyatakan diterima, maka perusahaan akan meminta bantuan agen untuk membantu calon pekerja dari luar negeri untuk proses kelengkapan administrasi ijin masuk negara dan tinggal di awal mereka akan bekerja. Beruntungnya sudah ada 2 (dua) orang rekan kerja Pak Suami di Bandung yang pindah ke sana terlebih dahulu. Selain itu, bekerja dan tinggal di Melbourne juga bukan pengalaman pertama Pak Suami. Pada tahun 2012-2014 beliau pernah bekerja dan tinggal di sana juga namun dalam rangka penugasan dari kantor Bandung.
Apakah ada biaya yang harus kami keluarkan?
Biaya yang kami keluarkan adalah terkait pembuatan SKCK dalam Bahasa Inggris dan pemeriksaan kesehatan. Untuk pembiayaan penerbitan visa ditanggung oleh kantor di mana Pak Suami akan tinggal. Kalo pengajuan visa mandiri sepertinya kita diharuskan memiliki saldo di tabungan dulu.
Ok, itulah cerita kami tentang pembuatan visa kerja dan visa tinggal. Setelah ini tentang apalagi ya? Tunggu ya ceritanya kami selanjutnya 😊. Oia, sebelum mendapatkan visa kerja, sebelumnya Pak Suami statusnya pegawai kontrak outsourcing dan proses administrasi kontrak dan honor dibantu oleh Airswift. Nah, mungkin ini yang akan menjadi cerita kami selanjutnya ya.
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.