Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Mudik. Yup, mudik adalah kegiatan yang aku selalu lakukan sejak aku berstatus sebagai perantau. Sejak dari jaman kerja di Jakarta hingga sekarang berkeluarga dan tinggal di Bandung. Dari sejak tahun 2005 hingga sekarang tahun 2019 masih setia menyapa dalam kehidupanku. Bagaimana serunya berburu tiket bus atau kereta api? Menikmati rasanya bermacet-macet ria selama perjalanan. Bagaimana rasanya bertemu dengan kawan-kawan lama di SMP dan SMA? Semuanya bisa menjadi cerita dan kenangan yang sangat berharga. Nah, kali ini aku akan menceritakan sebuah kejadian lucu bagi de’Fajar Family terkait mudik.
Niat awal mau menyusuri Jalur Pantai Selatan
Kejadian ini terjadi pada tahun 2017. Aku dan Pak Suami memiliki rencana akan kembali ke Bandung melalui jalur selatan Jogja. Berdasar panduan dari Waze, kami ikuti sampailah kami di jalur pantai selatan Jogja tepatnya di Kabupaten Kulon Progo. Memang ya, pemandangan di jalur selatan Jogja ini indah sekali. Masih terdapat banyak lahan pertanian dan perkebunan yang dekat dengan pantai selatan. Kondisi jalan juga relatif sepi dan bagus.
Kami memutuskan memilih jalur selatan Jogja ini dikarenakan selama ini kami balik menggunakan jalur tengah atau utara atau jalur setengah selatan (alias tidak menyusuri pantai). Okeh, kami sepakat dan yakin dengan jalur ini. Namun ketika akan keluar dari wilayah Jogja, kami mulai kehilangan arah dikarenakan waze menunjukan arah kembali ke Kota Jogja. Pak Suami mulai bingung, beliau tidak percaya diri apabila jalan tanpa ada panduan yang jelas.
Akhirnya kami mengalah dan mengikuti arahan waze
Sebuah keputusan diambil, kami sepakat mengikuti arahan waze dan tanpa kami tahu, inilah awal dari perjalanan yang berliku-liku – hehehehe. Aku yang biasanya cerdas dalam memilih rute, pada saat itu sama sekali tak muncul ide. Aku pun pasrah dengan arahan waze. Kami mengikuti arahan waze dengan masuk kembali ke Kota Jogja, menuju ke arah Ambarawa. Tujuan yang akan ditempuh adalah Kota Semarang. Aneh?
Ya, memang aneh. Mau kembali ke Bandung dan sudah sampai Jogja tapi kembali lagi ke Semarang. Kami sampai di pintu tol Tembalang sudah pukul 6 sore. Target kami adalah kami bisa mencari penginapan di Cirebon sebelum lanjut masuk Tol Cipali. Selama perjalanan kami harus bersaing dengan lalu lintas bus malam dikarenakan kami melintas di jalur pantura sudah malam. Target untuk sampai di Cirebon ternyata tidak tercapai. Pak Suami sudah sangat lelah sekali. Akhirnya kami mencari penginapan di Kota Pekalongan.
Menyadari kesalahan setelah sampai di hotel
Kami menginap di Hotel Namira Syariah di Pekalongan. Anak-anak capek, Pak Suami capek dan aku pun menuju tepar. Sebelum tidur, aku ngobrol dengan Pak Suami dan akhirnya kami tertawa. Kenapa? Kami menyadari ketololan kami. Kalo sudah sampai Jogja kenapa kami tidak memilih jalur tengah dengan rute Purwokerto dan bertemu di jalur Pantura. Jadi kami tidak perlu memutar ke Semarang terlebih dahulu. -hahahahaha.
Yach, ini akan menjadi pengalaman dan cerita yang tak akan pernah terlupakan selama hidup kami. Niat awal Jalur Selatan, berakhir pada Jalur Pantura – hehehehe. Pembelajaran yang cermat dalam menentukan jalur mudik dan balik. Namun dari pengalaman ini, kami jadi tertarik untuk melakukan roadtrip keluarga, pastinya dengan perencanaan yang lebih baik lagi. Tahun 2017, akhirnya kami rencanakan dengan baik sehingga kami bisa menikmati malam di Kota Cirebon dengan mantap. Tahun 2019 kami berencana untuk melakukan perjalanan untuk menjelajah jalur pantai selatan jawa lagi. Kali ini, semoga berhasil. Aamiin.
Rutinitas Mudik
Selama orang tua masih ada, rutinitas mudik tetap akan kami jalankan. Mudik ini adalah budaya asli dari Indonesia. Berkunjung dari rumah saudara satu ke saudara yang lain, mengenalkan silsilah keluarga pada anak-anak dan mengenalkan budaya daerah asal ayah ibunya kepada anak-anak adalah kebiasaan yang kami lakukan setiap kali mudik. Sejauh ini, anak-anak selalu tidak sabar menanti datangnya hari raya Idul Fitri. Mereka selalu bertanya “Ibu, kita mudik ke rumah uti/kakung kapan?“.
Bagi perantau seperti aku, mudik ini sebenarnya melelahkan. Kami harus berburu tiket kereta 3 bulan sebelum hari H (Ya, untuk perjalanan dari Bandung ke Solo, kami selalu naik kereta. Untuk perjalanan dari Solo ke Bandung, kami naik mobil). Packing baju dan barang-barang yang harus dibawa. Pengajuan cuti ke kantor. Wuaaaahhh, itu semua butuh konsentrasi kawan -hehehehe. Apapun kesibukan yang dilakukan namun mudik adalah momen yang menyenangkan karena bisa berjumpa dan bersilaturahmi dengan keluarga.

Alhamdulillah. Wassalamu’alaykum.

Wahh senangnya mudik, hal yang wajib yaa setiap tahunnya..kalo ngga mudik tuh berasa gimana gitu..hehe..
yup teh, insyaAllah selama ortu masih ada, diusahakan untuk setiap tahun mudik teh
Wow, udah sampe Jogja tapi balik lagi ke Semarang mba? Lumayan banget itu muternya yaa~ Tapi jadi ada cerita seru mudiknya yaa .. Hehehe
iya teh, padahal bisa langsung nyambung jalur tengah..tapi malah pilih jalur utara
Aku juga pernah kek gini duh annoying banget rasanya tapi seru juga nyasar2 tuh wkwk
ya kan teh, hehehehe, tapi tetap seru lah
Hehehe gpp mba, ambil hikmahnya bisa lihat pemandangan Kota lain dan jadi belajar buat perjalanan ke depannya
yup, benar banget teh
Waah senangnya bisa mudik ke kampung halaman kalo aku tim ga mudik nih Teh soalnya orangtuaku sama-sama pribumi hehe
pribumi tatar sunda ya teh hehehe
Selalu ada cerita seru saayt mudik ya teeh..selamat berlebaran:)
yup benar teh hehehe
Wah seru cerita mudiknya mba..jd muter2 dulu ya..untung nya jd pengalaman berharga utk thn2 berikutnya ya hehe..
iya mbak hehehe
Seru banget ya mudik , aku belum pernah ngerasa in mudik kayak gimana hehe
hayuk teh..piknik aja pas lebaran, ntar merasakan suasana mudik kok hehehe
Waaa akupun kemarin ikut jalur ke cipali arahan waze merasakan pertama kali rasanya mudik hihi
hehehehe, seru kan teh?
Mudik emang tiada duanya…hiruk pikuk suka duka nikmati aj bareng keluarga…anggap piknik berjamaah aja…ahahha…nyasar artinya tau jalan baru dan daerah baru…ahahha…selalu seru pokoknya 😀
hahahaha..bener banget teh
selamat lebaran ya teh novya, walaupun sangat telat diucapkan
sama-sama teh, masih di bulan syawal teh belum telat hehehe
Meskipun muter-muter tapi pengalaman yang mengasyikkan ya …
Cerita mudik jadi kenangan yang gak akan bisa dilupakan ya…
yup, bener banget teh
Untungnya bareng2 sama keluarga ya teh, jd walaupun aga ga sesuai rencana, hati tetep tenang n senang
nah itu kuncinya teh..yang penting bareng2 hehehe
wah lumayan muter muter ya teh hahahaha btw minal aidzin ya teh mohon maaf lahir dan batin
mohon maaf lahir dan batin juga ya teh 🙂
Mbaaaa beneran kesasar banget ya itu balik Semarang again wkwk. Tapi mantap sih, bisa jadi road trip, ak kok penasaran ya pengen juga ngerasain road trip gini. Kebetulan ak ga mudik-mudik lagi, karena yangkung dan yanguti udah sedo.
beneran atuh mbak, bingung nyari jalan malah jadi balik ke arah semarang hehehe