Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Kriiiing…kriiiiing…kriiiing….tangan Si Fulan meraba-raba sumber suara itu. Mata Si Fulan terbuka sedikit sambil memegang sumber suara yang ternyata adalah gawai Si Fulan. Dengan sedikit rasa malas, Si Fulan menekan salah satu tombol pada gawainya dan suara yang terdengarpun mati. Si Fulan terbangun dan terduduk di samping tempat tidur. “Ya Allah, terima kasih kau ijinkan aku bangun kembali dari tidurku untuk bersimpuh dihadapan-Mu,” lirih Si Fulan.
Si Fulan bergerak jalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan kembali melaksanakan dua rakaat sholat sunah tahajud di dini hari yang cukup dingin itu. Dalam sujud panjangnya, Si Fulan membangun romansa dengan Sang Pencipta melalui berbaris-baris doa yang dia panjatkan.

“Ya Allah, Alhamdulillah Engkau panggil aku untuk kembali mendekat kepada-Mu dari teguran dalam kehidupanku. Ya Allah, ampunilah kekhilafan dan kesalahanku yang sudah terlalu jauh menjauh dari-Mu. Ya Allah, melalui sujud panjangku ini, aku mohon ampunan-Mu. Semoga Engkau berkenan memaafkan aku. Ya Allah, ujian masalah yang Engkau hadirkan dalam kehidupanku adalah panggilan sayang-Mu kepadaku untuk kembali kepada-Mu. Segala kemewahan di dunia ini, telah menjauhkanku dari-Mu Ya Allah. Ya Allah kumohon Engkau berikan kesembuhan bagi ibuku, Engkau berikan kesehatan dan kebahagiaan bagi kedua orangtuaku dan Engkau berikan aku kemudahan, keikhlasan dan kesabaran serta jalan keluar dalam menyelesaikan masalah-masalah yang saat ini menyapaku. Ya Allah perkenankanlah doaku. Aamiin”
Si Fulan duduk terpekur di atas sajadah turkinya. Dia kembali mengingat beberapa kejadian buruk yang menimpa dia dan keluarganya. Berbagai masalah tak berhenti-henti menerpa keluarga mereka hingga Si Fulan nyaris putus asa menghadapi itu semua. Ketidakmampuan dia menyelesaikan masalah nyaris membuat Si Fulan mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya. Beruntung dia terselamatkan oleh seseorang yang menariknya dari jalur kereta api di malam itu. Si Fulan menangis keras hingga rasa sesak di dalam hatinya terkeluarkan semua.
Lelaki yang menolongnya itu membawanya ke sebuah langgar kecil di dekat lokasi dia ingin mengakhiri hidupnya. Lelaki itu berpesan kepadanya “Semua masalah itu insyaAllah ada jalan keluarnya. Siapa kah yang memberi masalah dalam hidupmu? Allah SWT bukan? Maka Allah SWT pasti akan memberikan jalan keluar untukmu. Coba kau ingat lagi, apabila kamu seorang muslim, perbaikilah sholatmu. InsyaAllah engkau akan diberikan solusi atas masalah yang kau hadapi. Bukan dengan jalan mengakhiri hidupmu begini. Bukan solusi yang akan kau dapat, namun masalah baru akan kau timbulkan”
Si Fulan tertunduk dalam dan menangis menyesal. Dia dulu adalah anak yang sangat shalih. Tak pernah sedikitpun dia terlambat menjalankan ibadah sholat, rajin berpuasa dan menjalankan ibadah sunah lainnya. Namun sejak dia bekerja di salah satu perusahaan ternama di ibukota, sedikit demi sedikit kebiasaan baik itu mulai dia tinggalkan. Sholat dia lakukan hanya sebagai pelepas kewajiban. Kemewahan dunia yang dia dapatkan dari kantor mengurangi romansanya kepada Sang Pencipta. Rasa syukur pun jauh dari mulutnya.
Sang Pencipta masih sangat sayang padanya sehingga memberikan teguran berupa ujian yang memberikan tanda bahwa Sang Pencipta rindu akan romansa yang suka dilantunkan Si Fulan dalam setiap sujud panjangnya. Si Fulan pun tersadar, dia menyadari bahwa selama ini dia sudah tidak pernah membangun romansa dengan Sang Pencipta. Romansa terdekat antara Sang Pencipta dengan hamba-Nya adalah pada saat hamba-Nya memanjangkan sujudnya dan melantunkan berbaris-baris doa dalam sujud panjangnya itu.
Kini, Si Fulan memulai kembali romansa terindahnya bersama Sang Pencipta pada setiap sepertiga malam. Walaupun masalah dalam hidupnya belum sepenuhnya teratasi namun dia lebih tenang dalam menjalani kehidupannya. Ketenangan diri yang dimiliki Si Fulan inilah yang pada akhirnya membuka hati dan pikirannya sehingga Sang Pencipta menjawab lantunan doa dari romansa Si Fulan melalui jalan keluar dari setiap masalah yang sedikit demi sedikit menampakan hilalnya. Dalam lantunan lirih barisan doa yang dia panjatkan kepada Sang Pencipta tak lupa dia selalu memohon ampunan atas kesalahan yang sudah dia lakukan dan berjanji untuk selalu memperbaiki diri.
Benar kata lelaki penolongnya waktu itu bahwa Sang Pencipta rindu akan romansa yang selalu dihadirkan Si Fulan dalam setiap malamnya sehingga ketukan halus itu menarik Si Fulan kembali mendekat kepada Sang Pencipta.
Alhamdulillah. Wassalamu’alaykum.
#Day13 #SETIP #EstrilookCommunity #KLIPMaret #MenulisuntukDiriSendiri #satuminggusatucerita #minggubertema

Teh begitu pintarnya kau merangkai kata, ku terpukau…
ah…dikau teh, jadi pengen malu. ini masih kudu banyak latihan teh hehehe
menginspirasi banget teh.. akupun seolah diingatkan juga setelah baca ini..
makasih mbak
Seru bacanya. Pilihan katanya enakeun teh. Topiknya pun menyenggol hati. Ada saat2 merasa seperti si fulan. Terlalu terlena dgn kemewahan dunia
makasih teh, aku pun terkadang begitu teh
Setuju teh setiap ujian yang datang pada kita adalah bentuk dari kasih sayang Allah. Dan Allah pasti menguji kita sesuai dengan kemampuan kita. Kalo udah ngerasa putus asa, inget aja buat balik lagi sama Allah. Karena apapun yang terjadi semua dari Allah
yup, bener teh
Aduh Neng, aku jadi terharu. Ini kayak reminder buat aku yang udah gak pernah lagi mencipta romansa di 1/3 akhir malam. Duh… bener, aku rindu saat-saat itu. Nuhun sudah diingatkan. :’)
sama-sama teteh 🙂
wah. sungguh menarik cerita si Fulan ini
sukses terus teteh
aamiin, makasih ya. sukses juga buat teteh
Salam kenal, saya suka ceritanya. Apakah ini akan ditulis ber-part?
salam kenal kembali mbak. Nah, gak tahu niy, karena kmrn dapat tema aja, jadi aja mengalir ini hehehe
Kadang ujian emang datang karna Allah rindu dengan hambanya. Makasih sudah saling mengingatkan lewat tulisan ini Teh 🙂
sama-sama teh
Si Fulan (atau Fulanah ya, hehe) adalah refleksi diri dari kita semua. Dunia dan seisinya seringkali menjauhkan kita dari Sang Pencipta.. Muhasabah, instrospeksi, dan selalu memohon ampunanNya, jg senantiasa berdoa agar dijauhkan dari dunia yamg penuh tipu daya.. Aamiin Ya Rabb… (Serasa berkaca membaca tulisan ini mb Nov)
aku pun sewaktu menulis ini berkaca-kaca mbak, ingat banget dosa di badan ini mbak..pas dikasih tema “romantis”..mengalirlah tulisan ini
Tulisan tentang si Fulan dan Sang Pencipta jadi remider juga buat saya pribadi mbak, yang masih sering lalai dan membangun romansa bersama sang Pencipta :’)
sama mbak, menulis ini untuk mereminder ke diri sendiri juga
cara Allah menyampaikan rindu mmng beda2. kangen suasan ramdhan bacnya
iya mbak, semoga kita diberikan kesehatan dan panjang usia sehingga bisa merasakan ramadhan kembali..aamiin
Terima kasih mbak buat ceritanya. Ini jadi reminder buat aku untuk selalu berdoa dan menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya penolong. 🙂
sama-sama mbak
Iya mbak, sepertiga malam itu saat membangun romansa dengan-Nya
yup mbak, bener banget..suasana yang paling syahdu
Pokoknya sepertiga malam itu, sesuatu untuk kita bermunajat kepada sang khaliq
iya mbak..semoga kita diberikan kemudahan untuk terbangun diwaktu yang sangat luar biasa ini ya mbak..aamiin
Suka banged ama tulisannya, jadi ketampar diri sndiri krn masih suka lalai..
makasih mbak 🙂
Wah saya kelewatan, nggak sempit nulis tema ini untuk 1m1c
wah…tetap selalu semangat mbak 🙂
Jadi pe gingat untuk rajin menyapa sang pencipta di sepertiga malam teeh..nuhum
iya mbak, buat pengingat diri untuk selalu tidak malas terbangun di sepertiga malam
wah Masyaallah si fulan kembali ke jalan yang benar. Emang sih kadang kita enggak pernah tau masalah yang dihadapkan orang lain seberat apa. Tugas kita jgn menghakimi jika tak paham dgn masalah tsb. Jika bisa memberikan solusi ya berikan dengan baik, jika tidak minimal jadi pendengar supaya dia pun lega dengan masalahnya.
iya mbak, aku kalo ada teman yang curhat..senang jadi pendengar, semoga itu bisa meringankan beban pikirannya. karena aku pun suka begitu, hanya butuh didengarkan saja hehehe
sungguh puitis yah teh
hehehe…karena dapat tema tulisannya “romantis” jadi aja serasa puitis teh hehehe
Alhamdulillah akhirnya si Fulan nggak jadi bunuh diri ya mbak…memang semua masalah yang kita lalui, Allah lah Sang Penolong nya.
iya mbak, alhamdulillah…dia masih disayang oleh Allah SWT mbak 🙂
masyaAllah tulisannya bagus teh. bener2 buay renungan dan evaluasi k diri aku
alhamdulillah, makasih mbak..sama mbak, ini buat renungan diri sendiri juga mbak
Begitulah cara Allah jika sudah rindu dengan rintihan hambaNya :’)
iya mbak, disentuh dengan masalah dan ujian
Hanya Allah yang dapat menolong kita dalam segala masalah. Semoga selalu menjadi ciptaan-Nya yang selalu mengingat Sang Pencipta dalam segala kondisi. Amin.
aamiin, iya mbak
Keren banget teh ceritanya. Bener ya kemewahan dunia ini bisa melupakan akhirat. Si fulan yang rajin saja lama-kelamaan mulai terbuai oleh godaan dunia. Walauhualam.
hiks, iya mbak, nulis ini sebagai pengingat diri sendiri mbak. makasih mbak 🙂
Aku kira cerpen mba, hihi. Tapi pas dibaca lagi ternyata (kayaknya) bukan. Btw, ini reminder banget mba buat aku pribadi. karena mau sebesar apapun masalahnya, ada Allah yang maha besar atas segalanya. thanks ya mbaa
iya mbak, sama-sama
Tak ada romansa yang terindah selain dengan-Nya. hanya saja, terkadang kita lupa diri….
iya mbak, bener banget
Ujian dari Allah sebagai tanda bahwa Allah sayang pada kita. Itu yg kadang kita lup ya mbak Novya…
iya mbak, aku pun masih suka lupa mbak..hiks
Kenikmatan saat dekat dengan sang Pencipta begitu besar dan tak bisa diungkap dengan kata2. Pertolongannya selalu dekat. Semoga kita semua menjadi orang2 yang selalu bersyukur. Barakallahu fiik Fulan
aamiin, iya mbak 🙂
Kedekatan dgn sang Pencipta memberikan kenikmatan yang sungguh besar…tak bisa diungkapkan. Semoga kita semua menjadi orang2 yang selalu bersyukur. Aamiin
Aamiin, makasih mbak 🙂
Allah sebaik-baik tempat kembali
MasyaAllah
yup, benar mbak
Masyaa Allah ceritanyaa.. Ini reminder banget sih. Allah itu sayang kita. Kitanya aja yng sering bandel. Suka gak sadar. Trus mlipir jauh kalau kebutuhan sudah merasa terpenuhi.
iya mbak, tulisan ini pun jadi pengingat bagi diri aku sendiri mbak yang suka lalai..hiks
HMMM. Jadi bertanya pada diri sendiri, sudahkah saya beromansa denganNya? Sudahkah Dia mencintaiku?
dan jawabannya apa mbak? 🙂
wah saya nggak sempat untuk nulis yang tema ini, padahal sudah milih temanya di WAG
semangat selalu mbak, dicoba nanti di tema yang lain 🙂
Inspiratif mb….Dalam.hidup mmg kudu dkt pdNya…menumpahkan segala doa dan curhat. Rasanya jd enteng klu gitu y mb
..thx untuk ceritanya…
sama-sama mbak 🙂