Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Alhamdulillah, bulan ini kita memasuki bulan ke-9 dalam kalender kabisat yaitu Bulan SEPTEMBER. Sebagian besar orang ketika mendengar kata September biasanya akan menyambungkannya dengan kata Ceria. Hmmm, kenapa dan mengapa ya? Well, yuk ah kita selidiki ala-ala detektif.
Lagu SEPTEMBER CERIA
Dari hasil mencari tahu di internet, aku ingin menuliskan kembali lirik lagu September Ceria. Lagu ini dinyanyikan oleh Si Burung Camar yaitu Tante Vina Panduwinata. Mau ikutan berdendang, boleh banget loh! – hehehehe
……..
Di ujung kemarau panjang
yang gersang dan menyakitkan
Kau datang menghantar berjuta kesejukan
Kasih
Kau beri udara untuk nafasku
Kau beri warna bagi kelabu jiwaku
Tatkala butiran hujan
Mengusik impian semu
Kau hadir disini, dibatas kerinduanku
Kasih
Kau singkap tirau kabut di hatiku
Kau isi harapan baru untuk menyongsong,
Masa depan bersama
September ceria,
September ceria
September ceria
September ceria, milik kita bersama
Ketika rembulan tersenyum diantara mega biru
Kutangkap sebersit isyarat dimatamu
Kasih
Kau sibak sepi di sanubariku
……
sing by Vina Panduwinata
Nah, siapa yang sudah berdendang ketika membaca lirik lagu di atas? hehehehe
Lalu mengapa bulan September identik dengan Ceria?
Apakah ini ada hubungannya dengan lagu saja atau kah memang ada faktor yang lain ya? Dari hasil aku membaca beberapa tulisan di internet. Keceriaan yang bersanding dengan bulan September dihubungkan dengan kondisi alam yang biasanya terjadi di bulan September. Bulan September ini merupakan bulan ke-9 di kalender Masehi. Berada di urutan ke-9 dengan jumlah huruf sebanyak 9 huruf. Apakah ini sebuah kebetulan? Entahlah, ini bukan ranah aku untuk menguliknya – hehehehe
Lalu kondisi alam seperti apa yang terjadi di bulan September? Pada bulan September, hampir sebagian wilayah di dunia ini mengalami fase perubahan musim. Wilayah belahan bumi bagian utara mengalami perubahan musim dari panas ke dingin, sedangan bagian selatan mengalami perubahan dari dingin ke panas. Masyarakat United State berada di wilayah bumi belahan utara saat ini masih menikmati sisa-sisa musim panas. Sedangkan Pak Suami yang saat ini sedang di Melbourne, Australia sudah mulai menyambut datangnya musim dingin.
Tak berbeda jauh dengan Indonesia. Di negara tercinta kita ini pun pada bulan September ini merupakan fase pancaroba, yaitu masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Aku ingat denga pelajaran IPA sewaktu Sekolah Dasar dulu. Setiap memasuki bulan dengan nama berakhiran -ber, maka kami harus bersiap menyambut datangnya musim hujan.
Sesuai dengan lirik lagu di atas tadi, “di ujung kemarau panjang….”. Nah, September ini adalah bulan suka cita karena kita berada di ujung akhir kemarau panjang, dimana di bulan Oktober, intensitas hujan akan mulai terasa. Bisa jadi dari kondisi ini lah, bulan September identik dengan keceriaan. Ceria dan bahagia berpisah dengan kemarau panjang dan bersiap menyambut datangnya hujan. Angin yang berhembus di bulan September ini juga tidak terasa panas, namun juga tidak terlalu dingin.
Semangat selalu untuk ceria
Untuk menjadi ceria sebenarnya tidak harus menunggu September ya kawan – hehehe. Setelah bulan sebelumnya kita merasakan keresahan, diharapkan di bulan September ini kita dapat selalu ceria. Nah, masih ada yang resah kah? Baca dong tulisan hasil kajian yang aku ikuti tentang “Berdamai dengan Resah”
Baca juga: https://novya.id/kamu-sedang-resah-yuk-berdamai-dengan-resah/
Semoga hari-hari aku kedepan nanti se-cerah bulan September. Aamiin.
Selain itu di bulan September ini, aku mengikuti Blog Challenge juga. Semoga bisa terus semangat menulis, membaca, berbagi dan bahagia.
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.
#Day2 #ODOPEstrilookCommunity #ODOPSeptember2019
1 thought on “Selamat Datang buat September yang selalu Ceria”