Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaykum kawan narablog.
Kalo kemarin habis membahas mudik, maka kali ini bersambung dengan cerita tentang silaturahmi. Kenapa silaturahmi pada saat hari raya itu berbeda dengan silaturahmi selain di hari raya? Kalo yang aku rasakan karena pada saat momen hari raya, semua anggota keluarga biasanya hadir atau pulang kampung. Jadi kumpul keluarga terasa lebih ramai dan meriah. Nah, ini berbeda ketika bukan pada saat hari raya, misal momen nikahan, belum tentu semua bisa pulang.
“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).”
Hr. Bukhari
Oleh karena itu, selama orang tua masih ada, kami selalu prioritaskan pada saat hari raya pulang kampung ke rumah orang tua. Beliau berdua akan sangat bahagia ketika pada saat hari raya terutama hari raya Idul Fitri, semua anak-anaknya berkumpul di rumah. Walaupun tidur berjubel kayak dendeng namun kalo sudah berkumpul rasanya bahagia.
Silaturahmi dua keluarga besar
Setelah menikah, kami menjalani 2 silaturahmi keluarga besar. Keluarga dari Solo dan keluarga dari Boyolali. Kalo keluarga dari Solo, karena kami hanya berdua ya silaturahmi keluarga inti hanya berenam saja dengan Bapak dan Ibu ditambah 3 krucil (keluarga ngirit – hehehehe). Keluarga dari Boyolali jumlahnya lebih banyak, walo selisihnya gak terlalu jauh juga. Keluarga inti dari Boyolali berjumlah 4 anak ditambah 3 menantu dan 6 cucu. Bapak dan Ibu mertua aku sudah meninggal, jadi tinggal anak-anaknya saja.
Keluarga Boyolali Keluarga Solo
Memiliki 2 keluarga besar itu menyenangkan loh, apalagi keponakan dari keluarga Boyolali sudah besar-besar, jadi enak diajak ngobrol. Kalo di keluarga Solo, aku adalah yang paling besar, biasanya komando di aku. Nah, kebalikan kalo di Boyolali, sudah ada kakak tertua, komando manut pada beliau (lega, istirahat jadi pemegang komando – hehehehe).
Kunjungan ke para sesepuh
Selama mudik di hari raya, selain bersilaturahmi dengan keluarga inti (kedua orang tua dan kakak-adik), kami juga berkumpul dengan keluarga besar yang lebih besar. Maksudnya? Yup, kami juga berkunjung ke rumah para sesepuh, seperti kakak/adeknya kedua orang tua kami. Kalo di Solo, biasanya sudah dikumpulkan semua di rumah almarhum Nenek aku. Jadi tidak harus berkunjung ke rumah bulik/paklik satu persatu.
Hal ini berbeda dengan keluarga Boyolali, karena saudara almarhum bapak dan ibu berjauhan lokasi rumahnya, kami biasanya berkeliling. Ada yang masih tinggal di Boyolali, ada yang sudah pindah ke Klaten dan bahkan ada yang di Semarang atau Kendal. Anak-anak sangat menikmati perjalanan berkunjung dari kerabat satu ke kerabat lainnya. Lama-lama mereka sudah bisa menebak “Ibu, habis ini kita ke rumah Mbah A, trus nanti belok kanan ke rumah Mbah B”
Hikmah dari Silaturahmi
Alhamdulillah, sejauh ini, anak-anak ku sangat menikmati berkunjung ke rumah kerabatnya. Mereka sudah sangat antusias menanti momen libur hari raya setiap tahunnya. Ada beberapa hikmah yang dapat kami petik dari silaturahmi ini, yaitu:
- Memberikan keberkahan pada kehidupan kita. Doa dari para sesepuh terutama kedua orang tua merupakan doa terbaik bagi kita anak-anaknya dalam mengarungi kehidupan dan beribadah kepada Allah SWT.
- Mengajarkan kepada anak kasih sayang. Melalui silaturahmi, kita saling berbagi dan saling menyayangi.
- Mengenalkan kepada anak akan kerabat-kerabatnya. Kelak ketika mereka besar nanti, akan dapat melanjutkan tali silaturahmi kami.
Melalui pernikahan maka sambungan silaturahmi kita dengan kerabat semakin besar. Silaturahmi yang selalu terjalin baik akan mendatangkan keberkahan dan kerukunan dalam keluarga kita.
Nah, yuk kawan kita selalu menyambung silaturahmi kita dengan kedua orang tua kita dan kakak/adek kita, karena tidak baik memutuskan silaturahmi.
Alhamdulillah, Wassalamu’alaykum.

Momentum yang selalu ditunggu-tunggu yaa ini tuh bikin kangen apalagi sama anggota keluarga yang jarang ketemu
iya mbak, apalagi perantau kayak aku ini hehehe
Wah senangnya ya bisa berkumpul bersama keluarga, mudah-mudahan bisa dipertemukan kembali di tahun depan yah..
aamiin, makasih teh
Lebaran jadi momen yang istimewa yaa
iya mbak 🙂
Aku juga paling seneeeng kalau udah kumpul keluarga gini. Ikut nginep walaupun tidur nya harus mindang kaya ikan pindang, berjejer cuma beralas karpet, tapi kerasa nya tetep anget. Poin terakhir penting banget, biar kalau ketemu di jalan kita tau itu saudara dan bisa nyapa.
yup, bener mbak
Kadang sama sodara ketemunya pas lebaran aja ya teh, padahal satu kota juga harus banyak silaturahmi lagi nih sama keluarga
aku juga ada yang begitu mbak (hiks)
Wah toss mb, saya juga mudik ke Boyolali di tempat mertua. Enak memang keluarga besar tu.. Banyak sanak banyak saudara. Paling suka acara halal bihalanya,, semua tumplek jadi satu seru jadinya…
wah iya mbak, bener banget 🙂
Baca ini makin kangen sama keluargaku yang di Medan nih mbak, Insya Allah kalau ada rejeki mau ke sana tanpa harus nunggu Lebaran. Hehe.
aamiin, semoga dimudahkan mbak 🙂
Seru banget bisa silaturahmi dengan keluarga besar. Aku udah susah yang kayak gini. Alm bapak udah meninggal, nenek udah meninggal, jadinya udah pada jauhan. Dan banyak yang gak kenal juga. Paling ketemu di makam waktu hari H-nya. Alhamdulillah bisa banyak. Jadi inget masa kecil jadinya.
iya mbak, kadang yang jadi pemersatu emang para sesepuh, alhamdulillah di keluarga bapak, walo sesepuh dah habis tapi anak-anaknya masih suka ngumpul
Bener mbaaa ak setuju banget kalo momen lebaran itulah saatnya kita kumpul secara serentak. Apalagi kalo banyak keponakan lahiran, pas lebaran jadi ngabsenin satu-satu nama hehe
hehehe..kok sama ya, ngitung jumlah ponakan
Silaturahmi lebaran emang beda. Syahdu huhu
iya mbak, suasananya lebih hangat dan dekat
Anak-anak pun jadi hafal ya Mbak kebiasaan saling bersilaturahmi ini. Kalau di keluarga biasanya kalau Lebaran berkumpulnya di rumah Mama, klo dari pihak Suami, biasanya berkumpul di rumah Kakek paksuami, secara beliaulah yang dituakan. Saudara2 Kakek juga seringnya ngumpul disana.
iya mbak, mereka suka nanya kalo misal ada momen yang terlewat “bu, kenapa kita gak ke rumah kakek A?”
Seneng banget kalau udah Idulfitri terus silaturahmi bareng keluarga. Moment berharga yang ditunggu kehadirannya
bener banget mbak 🙂
Seru banget ya kumpul2 dgn keluarga besar di hari raya. Moga kompak selalu.
aamiin, makasih mbak 🙂
Betul banget, doa para sesepuh merupakan kekuatan bagi generasi selanjutnya. Dan anak-anak biasanya akan tetap ingat para sesepuh yg pernah mereka kunjungi saat Lebaran, meski kelak mereka dewasa *pengalaman aku baget klo ini hihiiii
iya mbak, itulah yang membuat kami semangat mudik hehehe
Senengnyaa bisa silaturahim dengan kerabat, keluarga saya dan suami termasuk keluarga minimalis. Semuanya tinggal di Bekasi. Kadang pengen juga mudik seperti orang lain, tapi bingung ke rumah siapa hehehe
sebenarnya keluarga besar aku juga ngumpul di Solo mbak, aku aja yang merantau, jadi akhirnya punya cerita pulang kampung hehehe
Aku dulu pengen banget loh punya keluarga besar tambahan dari suami, hehe, tapi apa daya keluargabesarnya cuma dari mamanya dan itupun jarang kumpul, alhamdulillahnya dari keluarga besarku selalu kumpul tiap per 2 bulan, jadi aku semi mewajibkan aku dan suamiku untuk datang walaupun, lokasinya jauh, sama mba tujuannya supaya memperpanjang tali silaturahmi.
yup mbak, bener banget..senang kalo dah ngumpul tuh hehehe